Kukira hati ini sudah mati, tak akan lagi bisa merasakan rasa. Tapi ternyata ia belum mati, ia hanya lupa cara merasakannya.
~ferlyn~
Mobil Vino memasuki halaman depan rumahnya, kali ini ia tidak pulang sendiri, ia datang bersama Akira.
Karena sesuai keinginan mamanya untuk mebawa Akira main kerumah.Setelah kejadian di taman, mereka tidak menghabiskan banyak waktu untuk bercanda seperti pasangan baru lainnya, mereka hanya menatap hamparan hijau dan danau tenang yag disuguhkan oleh Vondelpark sambil saling memeluk tanpa ingin mengakhiri pelukan. Setelah itu Vino mengajak Akira kerumahnya untuk bertemu dengan mamanya. Akira sempat merasa khawatir entah kenapa.
"Vin, tunggu dulu, jangan turun. Gue udah cantik belum? Ada yang kurang?" Akira bertanya pada Vino sebelum turun dari mobil, ia jadi tidak pd jika harus bertemu orang tua Vino.
Vino menatap Akira seolah-olah tengah meneliti sesuatu, kemudian tersenyum.
"Kamu cantik kok, sangat cantik, udah cantik, emang cantik. You are bautiful, as always Ra."
Akira sedikit terkejut atas jawaban Vino, "apa lo bilang? Kamu? Buat gue? Lo gak kenapa-kenapa kan Vin?" Ucap Akira sambil memegangi dahi Vino.
Vino dibuat tertawa atas pertanyaan Akira, ia merasa bahagia karena Akira kini adalah gadisnya. Ia ingin membuat Akira terhormat atau spesial dengan menyebut aku-kamu.
"Iya kamu, emang nggak boleh? Aku kan pacar kamu," ucap Vino sambil menatap jahil Akira.
"Geli deh Vin, jauh jauh gih," ucap Akira sambil berlalu turun dari mobil. Sebenarnya jantungnya sudah dibuat meledak-ledak dari tadi, sekarang ditambah panggilan Aku-kamu dari Vino.
"Yah aku ditinggal, tunggu Ra."
Tanpa peduli, Akira terus melanjutkan langkahnya menuju pintu.
"Ra tunggu dong, ini kan rumah aku, kok kamu ninggal yang punya rumah sih? Ucap Vino sedikit berteriak pada Akira yang berjalan mendahuluinya.
" Bodo," ucap Akira tanpa membalik dan menghentikan badannya.
Saat sampai di depan pintu rumah yang tertutup Akira hanya diam, ia tidak berani mengetuk pintu itu, terlalu grogi mungkin. Tak lama kemudian Vino datang.
" Kok gak masuk?" Tanya Vino heran.
"Yah lo duluan lah, kan lo yang punya rumah, buruan ketuk gih. Eh tapi gue udah cantik kan?"
Tanpa memperdulikan ucapan Akira, Vino langsung membuka pintu sambil masih menahan tawa. Akira kini senantiasa mengekor di belakang Vino.
"Ck, dasar. Untung gue sayang," gerutu Akira pelan.
" Mama, Elsa, ini abang pulang, bawa peri cantik, calon mantu mama kayaknya. Elsa ini ada kakak cantik." Ucap Vino sambil berteriak, buru-buru Akira menghampiri Vino dan memukul sedikit keras di punggung Vino.
'plak'
"Aw sakit, sakit," Vino menoleh, " kenapa sih Ra? Ganas banget, cara nyayang pacar tuh nggak gitu, harusnya gini nih," ucap Vino sambil mengelus-elus rambut Vino.
"Lo tu yang kenapa? Kan gue malu," ucap Akira kesal sambil menepis tangan Vino.
"Malu kenapa?"
" Ya lo apaan coba? Pake ngomong calon mantu, peri cantik segala? Kan gue malu,"
"Emang aku ngomong gitu buat kamu?" Jawab Vino sambil menatap jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do'a dan Takdir
SpiritualDOA & TAKDIR ________________________________________ Ada dua macam tipe manusia: 1.Manusia dengan takdir indah yang telah tertulis tanpa adanya panjatan do'a 2.Manusia dengan berjuta doa untuk mengubah takd...