2.Alvino Erlangga

183 12 6
                                    

Bertemu dengan mu adalah skenario terindah yang di berikan semesta untukku.
Jika semesta biasanya tak sependapat dengan ku,maka tidak dengan skenario-Nya yang ini.Yaitu melukismu dalam kanvas hidupku.

~ferlyn~

Saat memutar kembali waktu pertemuan pertama Akira dengan Vino.
Pertama kali Akira Menemukan biji kopi teduh nan menenangkan, pertama kali Akira merasakan jantungnya  yang berdetak lebih cepat, dan pertama kali lidah nya mengalami kebisuan akan ribuan kata yang ada.

Lukisan sederhana yang Vino berikan untuk kanvas hidup Akira, mampu membuat gadis ber iris coklat itu mengenal kembali akan indah senyumnya. Kekosongannya kini telah terisi, hati yang berantakan itu kini mulai tertata kembali.

Akira yang dulu enggan untuk berharap kepada semesta. Kini ia mulai berharap, Harapan yang selalu Akira semogakan agar sang semesta mau menurutinya.

"Bolehkah satu kali aku melukis sendiri ceritaku? bolehkah aku memilih dia untuk menemaniku?? Tuhan...aku mohon izinkan aku bersamanya. Jangan ambil dia, jaga dia untukku,"

Do'a itu slalu terpanjat oleh Akira, saat iris coklat nya menatap bulatan kopi di mata Vino.
Akira bahagia saat di dekat Vino,Akira merasa aman di dekatnya, Akira merasa kuat saat jari kekar itu menautkan nya di jari lentik nya. Entah kata indah apa lagi yang mampu melukiskan bagaimana bahagia nya Saat Vino hadir dalam hidupnya.

FLASHBACK ON.

"Ra ini gue bawa temen gue yang jago editing, jadi lo ada yang bantuin buat ngerjain project-project lo. Itung itung ini buat hal yang bisa gue lakuin dari pada ngerecokin lo mulu. Hehehe," ucap Athena kepada Akira yang sedang sibuk bermain komputer.

Sadar bahwa Akira sedang fokus dengan komputer itu dan mengbaikan ucapan Athena. Athena langsung berteriak sambil memukul pundak Akira.

"Woy Ra lo dengerin gue gak sih??ini orang nya.Si Pino temen gue"terkaget dari teriakan sahabat nya itu Akira langsung menoleh.

"Apaan sih lo nyet, iya gue denger, emang apaan sih?" jawab Akira sambil nyengir.

"Ah elah katanya denger tapi gak tau gue ngomong apaan.Ini gue bawa temen gue yang jago editing si Pino. Pin kenalin ini Akira.Ah elah Pin.Sini,liatin apaan sih," ucap Athena kesal karna si Vino yang di ajak bicara malah fokus menatap ruangan studio itu, dan mengabaikan dirinya tentunya.

Panggilan Athena membuyarkan fokus Vino, ia berganti menatap orang yang hendak dikenalkan oleh Athena kepadanya itu. Iris coklat Akira mentapnya sendu dan damai.
Vino terlena akan iris coklat itu. "Damai" spontan bibir Vino mengucapkan hal itu sambil menyunggingkan senyumnya.

Spontan Akira kaget dengan ucapan pria bermata kopi itu "Hah? maksud nya? Saya Akira," sambil mengulurkan tangannya.

sungguh apa yang di rasakan Vino saat menatap iris coklat Akira, Akira juga merasakan hal yang sama saat mata kopi itu menatapnya. Apalagi bibir Vino mengucapkan kata "Damai" itu dan terus menatapnya lekat. Rasanya jantung Akira berdetak lebih cepat dari biasanya.

Untuk menutupi rasa aneh itu Akira memberanikan diri mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Vino.

Sadar akan kalimat yang baru ia ucapkan itu Vino sedikit salah tingkah dan menyambut uluran tangan Akira. "Oh..eh..itu enggak. gue Vino, emm itu ngomong nya biasa aja ya jangan terlalu formal," jawab Vino gelagapan.

Saat Vino menyambut uluran tangan nya, rasa salah tingkah Akira makin naik satu oktaf, apalagi saat Vino memintanya untuk berbicara biasa saja. Dan itu adalah hal yang aneh yang Akira sadari,biasanya saat ia berkenalan dengan orang yang seusia dengannya ia akan berbahasa biasa dan non formal sama sekali kecuali orang itu lebih tua darinya dan di hormati olehnya, sedangkan Vino bukan kategori seseorang dengan usia lebih tua darinya, lalu apa dia menganggap Vino terhormat?

Do'a dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang