5

1.4K 129 0
                                    




Rei kembali melamun, dia duduk di sofa dengan pandangan kosong. Lalu tiba-tiba dia berdiri dan berjalan keluar apartemen. Sudah berapa lama dia di dalam apartemen pikirnya, dia pun menelusuri jalanan pada hari sore yang menjelang malam.


"Kyo.."
Ucapnya disetiap perjalanannya tanpa tahu jalan mana yang dia lewati. Setelah dia sadari dia sudah berada di jalanan yang sepi dan mulai gelap, lampu jalanan mulai menyala. Dia melihat 2 jalur di depannya, matanya berputar sebelah kiri dan ke kanan. Dan merasa bingung jalan mana yang harus dia lewati. Setelah beberapa lama terdiam dia mengambil keputusan untuk mengambil jalur kanan yang lebih terang pencahayaannya dari sebelah kiri. Tetapi ternyata dia salah mengambil jalur. Dia pun bertemu beberapa berandalan yang sedang nongkrong di sana, tanpa melihat mereka Rei berjalan seperti biasa meninggalkan mereka sambil menyebut satu nama "Kyo!" karena dia mulai ketakutan.

Rei merasa lega karena mereka tidak mengikutinya. Tetapi kelegaan Rei hanya bersifat sementara.
Mereka mengendarai motor mengejar Rei. Rei pun mulai berlari dengan cepat dan terus memanggil nama "KYO!" berulang-ulang hingga mereka menyusul Rei. Mereka menghalangi jalanan di depan Rei, Rei pun berjalan mundur mencoba menghindari mereka,dia hendak berlari lagi tapi sebuah tangan menghentikannya. Dia menatap Rei dengan tajam.

"Le..Lepaskan!"
Ucapnya di kala ketakutannya. Dia mencoba melepaskan diri tapi kekuatannya kalah kuat.


"Hee.. Dia bilang lepaskan. Bagaimana ? Mau dilepaskan ?"
Tanyanya menghadap ke belakang ke arah teman-temannya yang ditanggapi dengan tawa
"Lepaskan saja. Kalau tidak dia akan mengompol dicelana nanti."
Ucapnya membuat tawa semakin menjadi-jadi.


"Kyo! Kyo! Kyo!"
Panggil Rei terus.
"Kyo ? Siapa dia ? Pacarmu ?"
Tanyanya tapi tidak dijawab Rei.


"Walau dia seorang pria, tapi tetap terlihat menarik."
Ucapnya menatap Rei penuh pertanyaan.
"Tidak apa-apalah dari pada tidak ada?"
ucapnya membuat semua anggotanya bersiul dan berteriak riuh.
"Ganti pasangan ? Gay.."
ucap mereka.


Dia tidak peduli kata temannya, dia menarik Rei dengan paksa naik ke motornya. Rei terus mendorong tangan besar itu tapi tetap dia kalah kekuatan.
"Kyo.."
Ucapnya sedari tadi, dia pun meneteskan air mata. Berapa kalipun dia memanggil nama "Kyo" tetap dia tidak pernah muncul.

"Rei!"
panggil orang itu dengan napas terengah-engah, Rei pun berbalik menatap orang itu yang berkeringat sampai baju kemejanya basah karena keringat. Muncul. Akhirnya orang itu muncul.

Para berandalan itu menatapnya.
"Siapa dia ? Orang yang bernama Kyo ?"
Tanyanya pada Rei yang tidak mendapat jawaban. Rei menatap orang itu berkaca-kaca.
Seseorang yang tidak dia pikirkan muncul.


"Lepaskan Rei!"
perintahnya yang jelas tidak akan diturutinya. Dia memandang temannya ke belakang dan memberikan aba-aba hanya dengan sekali anggukan kepala. Mereka ber-4 turun dari motor dan menghampirinya, dia tidak merasa ciut atau takut karena kekasihnya membutuhkannya sekarang.


Woshh
sebuah tinju melewati wajahnya yang berhasil dia hindari, dalam sekali gerakan tangan dia berhasil membaliknya. Jika dia tidak segera melepaskan diri mungkin dia akan kehilangan tangannya. Yang lain mulai menyerang lagi dan berhasil dia hindari dengan mudah, dia kemudian meninju perut seorang lagi hingga tersungkur ke lantai. Seorang lagi datang menyerangnya dengan sebuah tendangaan yang dapat dia tahan dengan tangannya kemudian dia menusukkan sikutnya pada kaki yang dia dapatkan, membuatnya merintih kesakitan sambil memegangi kakinya. Yang satunya lagi tidak berani mendekat karena takut dihajar seperti yang lain.


Dia berjalan ke depan dengan gagahnya dan berdiri tepat di depan Rei. Di sebelahnya pemuda itu tercengang melihat temannya dengan mudah dia kalahkan.
"Lepaskan tanganmu atau kupatahkan tulang lehermu!"
Ancam nya menatap pemuda itu tajam dan dingin seperti pembunuh berdarah dingin. Dia menurutinya dengan mudah dia segera melepaskan genggamannya pada Rei dan kabur melarikan diri dengan motornya meninggalkan temannya di belakang.

"Tidak apa-apa Rei ?"
Tanya nya khawatir. Rei hanya mengangguk dengan tubuh yang gemetaran, dia pun memeluk Rei untuk menenangkannya bahwa sudah tidak apa-apa saat ini. Dia sudah aman sekarang.


"Sudah tidak apa-apa. Aku akan selalu melindungi Rei, aku janji."
Ucapnya menepuk punggung Rei dengan pelan. Dia tahu Rei sedang menangis ketakutan saat ini. Dia pun membawa Rei pulang dengan menggendong Rei di punggungnya dan berjalan pergi meninggalkan berandalan di sana. Dan Rei sudah merasa tenang, dia tidak gemetaran lagi. Dia memeluk lehernya dengan erat, orang ini hanya tersenyum kecil.

Broken AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang