8

1.3K 123 3
                                    

(bacanya sambil dengar lagu melow wkwkwk dijamin, sekuat apapun hatimu. kau akan meneteskan air mata


"Rei! Aku sudah sembuh!"
Teriak Kyo gembira. Rei hanya tersenyum padanya.
"Aku tidak perlu makan bubur asin lagi.. hahahaha"
Tawanya yang langsung mendapat kan pukulan keras dari bantal yang di daratkan Rei ke wajahnya.
"Mati saja Kyo!"
Geramnya.
"Hanya bercanda Rei. Bercanda. Hehe.."
Ucapnya cengengesan. Dia pun memeluk Rei dari belakang yang tengah menonton tv di sofa.
"Rei, bagaimana kalau kita mendaki gunung ?"
Tanyanya tiba-tiba.
"kenapa ? kenapa ke gunung ? Apa tidak ada tempat bagus lagi ?"
Tanya Rei balik.
"Diujung puncak gunung itu, katanya ada sebuah kuil. Jika kita ke sana bersama pasangan kita dan berdoa, cinta kita akan abadi untuk selamanya. Bagaimana ? Mau coba ?"
Tanyanya, Rei tampak berpikir sejenak kemudian menyetujui usulan Kyo.
"Baiklah."
Ucap Rei yang membuat Kyo berteriak girang
"Yahooooo.. Daki gunung!"
Teriaknya senang dan bersemangat.

Kyo segera menyiapkan segala sesuatunya yang akan dia bawa untuk mendaki gunung. Setelah persiapan selesai, diapun melajukan mobilnya ke tempat tujuan.
"Apa tidak apa-apa kyo ? Apa sudah sehat ?"
Tanya Rei khawatir.
"Sangat sehat sekali Rei."
jawabnya semangat sambil menyetir, Rei hanya tersenyum melihat kyo yang begitu bersemangat. Jika kyo sudah menetapkan sesuatu dia pasti akan melakukannya dengan sungguh-sungguh dan sangat bersemangat, terlalu bersemangat.

Berjam-jam mereka menelusuri jalanan terjal dan kecil, Rei dapat melihat jurang di tepi jalan yang hanya di pagari batang besi. Rei sentak berpikir jika seseorang jatuh ke sana apa yang akan terjadi pada orang itu ? selamatkah ? atau mati ?
Rei hanya bisa berpikir satu jawaban yaitu "Mati"
Dia tidak ingin hal itu terjadi padanya maupun pada orang di sampingnya, dia pun berdoa dalam hati agar selamat sampai ditujuan.
1,5 jam perjalanan akhirnya mereka tiba di bawah kaki gunung, kyo memarkirkan mobilnya dijalanan rata. Dan bersiap-siap menaiki anak tangga yang tidak berujung itu, anak tangga itu menjulang tinggi seperti akan membawa mereka ke langit.
Mereka mulai menaikinya satu persatu sambil berpegangan tangan.
setengah jam kemudian...
"Kyo, aku capek."
Rengek Rei yang jongkok di anak tangga.
"Sini, biar ku gendong."
ucap kyo, Rei begitu senang dan segera menaiki punggung Kyo.
"Asyik!"
Ucapnya senang. Kyo pun menaiki anak tangga sambil membawa beban berat di punggungnya. Walau begitu tidak menciutkan semangatnya untuk sampai ke puncak gunung ini, sebab banyak pasangan yang tidak sampai pada puncak gunung ini mungkin karena lelah atau jauh. Dan kyo tidak mau menyerah seperti mereka.
1/8 perjalanan, Rei pun turun dari punggung Kyo karena kasian dengan Kyo yang sudah sangat kelelahan. Selanjutnya Rei berjalan sendiri hingga ke puncak gunungnya yang sudah terlihat ujung pintu gerbang kuil.
"YAY!! Kita sampai Rei !"
Teriak Kyo gembira memeluk rei sambil melompat-lompat girang. Rei hanya tersenyum melihat Kyo masih saja bersemangat, sedangkan dia hampir mati kelelahan.
"Ayo kita panjatkan doa kita Rei."
sambung kyo mendekati kuil tua tersebut, Rei dan Kyo membuang sebuah koin dikotak persegi di depannya. Kemudian mereka menutup kedua matanya menyatukan tangannya ke depan dada dan berdoa.
"Semoga cinta kami abadi selamanya."
Doa mereka dalam hati.
Kyo membuka matanya diikuti Rei dan mereka menarik pita merah di depannya bersamaan hingga menghasilkan bunyi yang indah dari sebuah lonceng besar yang tergantung di atas pita tersebut.


Teng... Teng.... Teng...
selanjutnya mereka pun sedikit istirahat dan memakan bekal yang dibuat Kyo setelah itu baru menuruni anak tangga lagi. Rei berpikir bagaimana kalau melompat saja dari atas sini ? atau menggelindingkan tubuhnya ke bawah ? Dia tidak akan datang lagi ke kuil ini. Tidak akan pernah, dia menjadi membenci anak tangganya yang seperti tertawa lebar padanya. Sedangkan Kyo begitu bahagia dan bersenandung kecil karena bisa mencapai di atas puncak ini. Dia akan menceritakan hal ini pada teman kerjanya yang menyarankannya datang ke sini, tetapi sayangnya temannya tidak sampai di atas puncak, hanya setengah perjalanan mereka mengurungkan niatnya dan kembali menuruni anak tangga. Dia terlihat sedikit bangga.

Rei mengambil napas panjang setelah masuk ke dalam mobil Kyo. Sangat melelahkan pikir Rei. Hari pun sudah sore, Kyo menjalankan mobilnya dan melaju pergi.
setelah setengah perjalanan, tiba-tiba hujan turun membasahi jalanan yang semula kering menjadi basah, dan Kyo harus ekstra hati-hati dengan jalanan terjal nan licin itu.
kyo sejenak memandangi wajah Rei yang tertidur karena lelah, sebelum dia berbalik sebuah cahaya menyilaukan pandangan Kyo dan kejadian nya begitu cepat seperti adegan dalam film action, mobil kyo terseret dijalanan dan terguling beberapa kali melemparkan tubuh Rei keluar dari mobil dan dan kemudian mobil Kyo terjun bebas ke jurang bersamaan dengan tubuh Kyo. Rei yang masih sadar merangkak dari jalanan ke arah jurang tersebut sambil memanggil nama "Kyo!"
Hingga pada akhirnya dia kehilangan kesadaran karena rasa sakit diseluruh tubuhnya yang amat sakit.
"kyo......"
Hujan turun semakin deras seperti menangisi kepergian mereka.

Rei kembali terbangun dari tidur panjangnya. Dia melihat sekelilingnya, dia pikir dia sudah ada disurga tapi disurga tidak ada benang infus atau alat medis lainnya. Ingatannya kembali pada kejadian singkat yang berdurasi beberapa menit saja. Rei ingin itu bukan kenyataan dan hanya mimpi buruk atau hanya adegan film-film yang mereka tayangkan dibioskop. Tetapi itulah kenyataan pahit yang harus diterima Rei. Dia merasakan sakit yang luar biasa di perut dan kepalanya, dia terdiam sejenak sebelum mengingat keadaan kyo yang turun ke jurang membuatnya tertegun dan melepaskan semua alat medis yang terpasang di tubuhnya dan berlari keluar sambil memegangi perutnya. Dia mencari-cari seseorang hingga menemukan seorang suster.
"Kyo! Dimana Kyo!"
Tanyanya panik.
"Korban bernama Kyo ada diruang..."
Rei tidak bisa lagi mendengar kata-kata selanjutnya dari sang suster, dia berharap dia salah dengar. Rasanya dunianya berhenti saat itu juga. Dan dia terjebak dalam kegelapan dan terbang tanpa tujuan dalam kehampaan.


Dia kembali menyeret kakinya keruangan yang dikatakan sang suster untuk menyakinkannya bahwa Kyo baik-baik saja.
Dia masuk keruangan dingin, di depannya berjejer strecher dan orang yang terbaring di atas serta kain putih yang menutupi mereka. Matanya bisa langsung menangkap orang diujung sana yang wajahnya belum tertutup semua. Dia berjalan sambil menyeret kakinya yang seperti membawa batu besar yang membuatnya sangat lama sampai di sana. Ketika dia berada di sampingnya, dia ingin kejadian itu bukan kenyataan. Melainkan mimpi atau hanya acting film. Dia tidak mau kenyataan ini. Tidak mau.


"Kyo!"
Tangis Rei pecah dan memeluk mayat di depannya yang wajahnya penuh dengan jahitan dan sudah rusak parah bahkan sudah tidak dapat dikenali tidak membuat Rei jijik, dia terus memanggil namanya. Wajah tampan dan penuh senyuman hangat itu kini menghilang digantikan wajah buruk rupa dan dingin. Rei memeluk erat tubuh dingin itu. Dia tidak ingin melepaskannya.
"Kyo! Kyo! Bangun! Ini Rei, Kyo! Ayo bangun! Jangan bercanda Kyo! Ayo bangun! Rei lapar dan Rei ingin kyo masakan makanan. Kyo bangun! Jangan bercanda!! KYO!!"
Teriak Rei frustasi tidak ingin menerima kenyataan ini, dia akan menganggap Kyo sedang tidur, kalau dia terus memanggilnya dia pasti akan bangun seperti biasanya. Tapi rasa sakitnya berkata lain, dia tidak mau melepaskan pelukannya tapi rasa sakitnya membuatnya kehilangan kesadaran dan terjatuh ke lantai yang dingin dan dia menangis memanggil nama "KYO." Yang tidak akan pernah dia temui lagi untuk selamanya.

Semua mimpi mereka sirna dan hanya kegelapan yang mereka dapatkan.

(berapa kali pun baca, di sini selalu membuat berlinang air mata mengingatnya)

Broken AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang