Extra Story 2

1.7K 113 1
                                    



"Yuya!! Yuyaa!!"

"Iyaa?"

"Itu Gorila!! Imut sekali!"

Teriaknya senang melihat Gorila yang berwajah sangar dimata Yuya.

Imut dari mana Rei? Dia ingin bertanya begitu tapi takut menyakiti Rei. Dia pun tersenyum.

"Tapi lebih imut beruang madu itu loh Rei."

"Beruang! Yuya! Belikan Rei boneka beruang itu."

"Siap! Rei mau berapa banyak?"

"Satu saja sudah cukup."

Yuya menghampiri penjual boneka beruang itu dan membelinya tanpa menawar harga. Rei begitu senang dan memeluk boneka sebesar tubuh manusia itu disetiap perjalanan mereka.

"Lihat Gorilanya lucu kan. Anak-anaknya selalu terlindungi oleh ibunya."

" Mereka memang punya insting layaknya manusia."

"Mereka mungkin lebih cerdas dari manusia."

"Iya juga. Itu tidak salah."

"Rei suka kasih sayang mereka."

"Rei bukan disayang gorila. Tapi olehku."

Yuya memeluk Rei dengan lembut.

"Yuya mirip gorila."

"Gorila?!"

Tiba-tiba terbayang Yuya jadi gorila.

"Tidak! Yuya lebih keren dari Gorila, Rei."

Rei hanya tertawa melihatnya.

"Rei suka gorila Yuya."

Ucapnya sambil tertawa. Yuya pun tertawa senang mendengarnya. Keduanya melanjutkan perjalanan mereka.

Setelah selesai berkeliling daratan, Yuya pun mengajak Rei melihat bawah laut.

"Ayo ke sea world, banyak jenis ikan di sana. Rei pasti suka."

"Ayo! Rei suka Hiu!"

"Hiu?! Rei.. kenapa setiap pilihanmu adalah binatang pemangsa? Tidak sesuai denganmu yang imut."

Ucap Yuya akhirnya, Rei hanya tertawa mendengar keluhan Yuya. Dia menarik kekasihnya ke dalam terowongan dan langsung mereka dapat melihat beraneka jenis ikan dalam aquarium besar itu. Sesekali Yuya mengabadikan foto-foto Rei bersamanya. Dia akan membuat sebuah album hanya untuk mereka berdua.

"Waaa.. banyak hiu..."

"Lihat Rei itu ikan pari yang besar."

"Besar sekali ikan parinya. Ada lagi yang lain. Ada ikan nemo diterumbu karang. Imutnyaa."

"Ada ikan gepeng."

"Ikan gepeng?"

"Maksudku ikan yang difilm nemo itu loh, yang gepeng siapa namanya?"

"Dori?"

"Iya dori!"

"Ikan gepeng?"

Rei hanya tertawa mendengarnya. Yuya tidak peduli.

"Yuya! Yuya! Itu hiu paus! Besar!!"

"Ohh itu paus yang bawa dori dan kawan-kawan ke sydney!"

"Yuya suka nemo?"

"Suka sekali. Yuya sudah beberapa kali menontonnya dan tidak bosan."

"Begitu kah? Kupikir Yuya tidak melihat hal kekanakan begitu."

"Tentu saja tidak. Yuya suka melihatnya."

"Rei juga suka. Biasanya Rei lihat kartun dengan Kyo kalau Kyo punya waktu."

Mendengar nama Kyo, Yuya terlihat depresi. Dia masih mengingat Kyo.

Butuh waktu lebih lama untuk menghilangkan semua kenangan dari Kyo. Yuya bertekad dalam hati akan menghilangkan kenangannya dengan Kyo dan digantikan dengan kenangan miliknya seorang.

"Besar!! banyak ikan kecil berenang di bawahnya."

"Itu karena ikan kecilnya bisa terlindungi dari ikan pemangsa yang lain."

"Begitu. Ikan pausnya tidak mau makan mereka?"

"Bukan tidak mau, tapi pausnya tidak bisa memakannya. Pausnya bahkan tidak menyadari banyak ikan di bawahnya."

"Benar juga. Ternyata begitu."

"Makanya Rei suka Hiu, mereka melindungi yang kecil tanpa memandangnya."

Ucapnya sambil tertawa.

"Sama seperti Kyo dan Yuya yang selalu melindungi Rei."

"Jadi paus kali ini."

Ucapnya tertawa kecil.

"Bukan paus. Tapi hiu yang pemangsa!"

Sambung Rei. Yuya mengerti maksudnya hanya tertawa dengan wajah memerah mengerti maksud dari Rei "Pemangsa"

Setelah lelah bermain di dalam Aquarium, Rei merengek lapar. Yuya pun membawanya ke sebuah restoran bintang 4 dan memesan sebuah ruangan vvip yang hanya mereka berdua di dalamnya dengan pemandangan menakjubkan dari lantai atas tersebut. Rei memandangi kota penuh kelap kelap dibalik kaca tembus pandang itu dengan takjub. Yuya datang dan memeluknya.

"Apa kau suka Rei?"

"Sangat! Sangat menakjubkan Yuya!"

"Um.."

"Tapi pasti mahal kan ya?"

"Rei tidak perlu memikirkan hal itu."

Ucapnya masih memeluknya. Rei bisa melihat wajah senang Yuya dari balik kaca tersebut.

"Asal Rei bahagia, apapun akan kulakukan."

"Terima kasih Yuya."

Yuya langsung membalik tubuh Rei yang membelakanginya dan merubah posisi menjadi berhadapan dengannya. Yuya mencium Rei dengan lembut.

"Kebahagianmu adalah kebahagianku Rei."

Rei mengangguk malu. Tiba-tiba Yuya berlutut di depan Rei membuatnya sedikit kaget.

"Yuya?"

Yuya memegang tangan kanan Rei dan menciumnya dengan lembut. Kemudian dengan tangan bebasnya dia mengeluarkan sebuah kotak kecil berpita yang pernah Rei lihat sebelumnya. Rei tertegun.

"Rei, aku akan mengatakannya dengan jelas malam ini. Aku Yuya Kazegawa hanya akan mengabdikan hidupku untuk Rei seorang dalam suka maupun duka akan selalu bersama Rei. Akan membahagiakannya selama hidupku. Tidak akan pernah meninggalkannya dalam hal apapun atau kondisi apapun. Dan Rei jadilah milikku dan hidup selamanya bersamaku."

Ucap Yuya serius dan berkesan. Rei hanya bisa terdiam dan mengangguk.

"Apa jawabanmu Rei?"

"Aku.. akan selalu bersama ..dengan Yuya.. untuk selamanya.."

Ucapnya sambil menahan tangis haru. Yuya tersenyum dan menyematkan cincin berlian yang dia beli tahun lalu untuk ulang tahun Rei. Kini mimpinya terwujud, dia bisa memakaikan cincin itu dijari manisnya. Dia begitu bahagia dan memeluk Rei dengan erat.

"Jangan pernah tinggalkanku Rei dan jadi milikku."

"Rei sudah jadi milik Yuya."

Yuya mencium Rei dengan lembut dan lama.

Malam yang dipenuhi kelap kelip bintang dilangit dan kota yang dipenuhi cahaya seperti menjadi saksi cinta suci mereka saat ini.

The End

See you next time ^ ^

Broken AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang