Reyka mengendarai motor trail kesayangannya dengan kecepatan tinggi, bahkan gadis cantik itu sama sekali tidak memperdulikan keselamatannya dan terus melajukan kendarannya.
Sakit ? Ya, sekarang hatinya terasa begitu sesak saat teringat dengan apa yang ayahnya lakukan pada mendiang ibunya. Di saat - saat terakhir menjelang kematiannya.
Tiba - tiba gadis cantik itu memperlambat laju kendaraannya di sebuah taman yang berada di pinggir danau.
Reyka duduk di salah satu bangku kosong yang berada tak jauh dari danau dan kendaraannya, taman itu cukup ramai dengan beberapa orang yang menghabiskan waktu sorenya dengan keluarga mereka masing - masing, reyka hanya tersenyum kecut dan menatap iri kepada beberapa muda mudi yang sedang tertawa bahagia bersama kedua orang tua mereka yang masing utuh.
Reyka memejamkan matannya lama untuk menahan rasa sakit hatinya.
Andaikan saja ayahnya itu tidak bersikap seperti kejam pada ibu nya, sudah pasti sekarang ia bisa merasakan apa yang pemuda dan pemudi itu rasakan.Reyka tidak pernah sedikit pun melihatkan kesedihannya di hadapan orang lain, walau pun hatinya begitu sangat hancur. Gadis cantik itu tetap tidak pernah ingin berbagi lukanya pada siapa pun. Namun, beberapa tahun belakangan ini. Gadis cantik itu sekarang sedikit dapat bernafas lega karena bisa menemukan sebuah obat yang sedikit membuatnya dapat melupakan segalannya. Apa itu ? Ya , obat itu adalah balapan, sesuatu hobbi yang banyak di hindari oleh gadis seumurannya. Namun tidak untuk reyka, berkat balapan ia dapat melupakan rasa sakit hatinya walau pun itu hanya sesaat.
"Hei..." sapa seseorang pemuda
Gadis cantik itu terbangun dari lamunannya lalu mendongkrakan wajahnya keatas untuk menatap ke arah seorang pemuda yanh menyapannya, seketika reyka merubah ekspresinya menjadi datar dan dengan tatapan tajamnnya.
" ada apa ? " balasnnya dingin.
Pemuda itu tersenyum tampan.
" aku hanya ingin bertanya. Apa kah yang di sana itu kendaraanmu ? " ucap sang pemuda lalu menunjuk ke arah sebuah motor trail.
" iya, kenapa ? " balas reyka dingin.
" bisa kau pindah kan motormu itu! Kar--- " ucapan pemuda itu terpotong.
" mengapa harus di pindahkan ? Dengar, tempat ini bukanlah milikmu. Jadi pergilah, jangan menggangguku!! " ucap reyka tajam.
Pemuda itu menghelakan nafasnya panjang.
" bukan begitu, aku hanya ingin memberitahu. Jika kendaraanmu itu kau parkirkan di tempat yang seharusnya di pergunakan untuk pejalan kaki dan dengar lah aku menuggurmu agar kau sadar jika kau itu salah " jelas pemuda itu.
Reyka terkekeh pelan, lalu kembali menatap pemuda itu dengan tajam. Gadia cantik itu bangkit dan berjalan begitu saja melewati pemuda tampan itu.
Sedangkan pemuda itu hanya menatap penggung gadis cantik itu yang berjalan menjauh dengan tersenyum manis.
" sikapmu memang kasar, dingin dan arogan. Akan tetapi sikapmu yang seperti itu lah yang semakin membuatku yakin untuk mendapatkammu, reyka sabila. " ucap pemuda itu sambil sesekali menatap ke arah reyka yang telah menjauh.
🏵🏵🏵🏵🏵🏵
Gadis cantik itu hanya menatap rumah yang sekarang ia tempati dengan tatapan malasnya. Jujur saja, jika sebenarnnya reyka enggan untuk kembali apa lagi menginjakan kakinya di rumah ayahnya itu. Namun ia tidak dapat berbuat banyak, jika bukan karena permintaan terakhir mendiang ibunya lah reyka masih saja bertahan di rumah ini. Jika saja tidak sudah pasti sudah lama ia pergi dari rumah ini.
" aku akan terus bertahan di sini, untukmu ibu " reyka membatin.
Gadis cantik itu pun langsung berjalan masuk ke dalam rumah besar tersebut. Tiba- tiba saja reyka menghentikan langkahnya dan menghembuskan nafasnya dengan kasar saat melihat toni ayahnya dan maria ibu tirinnya sedang menatapnya tajam, ralat karena hanya ayahnya saja lah yang menatap reyka dengan begitu tajam.
"Reyka, dari mana ? Hmm " tanya maria dengan tenang.
Reyka memutar bola matanya malas, gadis cantik itu tidak perduli dan kembali melangkahkan kakinya masuk kedalam kamarnya.
Toni yang kesal seketika pun langsung melempar vas bunga yang berada dekatnya ke samping reyka.
Reyka menghentikan langkahnnya saat mendengar suara vas bunga yang pecah.
" anak tidak tahu diri. Kalau di tanya orang tua itu jawab. Hah!! " teriak toni ayah reyka marah.
Reyka berbalik, lalu menatap kedua orang tuanya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
" untuk apa aku menjawab ? Kau saja tak pernah menganggapku seperti anakmu dan selalu memperlakukanku seperti binatang! " balas reyka dingin, lalu kembali melangkahkan kakinya masuk kedalam kamarnya.
Toni mengepalkan tangannya marah, pria paru bayah itu ingin sekali memberikan pukulan kepada reyka. Namun terhenti karena dengan cepat maria menghalanginya.
" sayang, hentikan!! Jangan seperti ini " ucap maria lembut.
Reyka melemparkan tas nya dengan asal lalu membaringkan tubuhnnya di ranjang empuk miliknya, gadis cantik itu mengambil foto mendiang ibunnya dan memeluk foto tersebut dengan begitu sangat erat.
" ibu, maafkan aku jika telah membuatmu kecewa padaku. " ucapnnya pelan.
" dia tidak pernah menyayangiku, dia hanya menganggapku sampah. Kepeduliannya hannya tertuju pada isteri barunnya saja " ucap reyka lagi.
" apa yang harus ku perbuat, ibu ? "
Gadis cantik itu dengan cepat langsung bangun dari tempat tidurnnya, lalu dengan cepat langsung mengganti seragam sekolahnnya dengan kaos polos dan jins panjang,tak lupa juga dengan jaket kesayangannya. Reyka menggulung rambut panjangnnya, setelah di rasa siap gadis cantik itu pun langsung bergegas keluar dari kamarnnya.
Di saat ingin membuka pintu kamarnnya dan di saat itu juga, maria ibu tirinnya seperti seakan ingin mengetuk pintu kamarnnya.
Reyka mengubah ekspresinya menjadi sangat begitu datar.
" eka, mau ke mana ? " tanya maria bingung.
Reyka memejamkan matannya sekilas lalu kembali menatap maria dengan tatapan tajamnnya.
" kau!!! Jangan pernah sesekali lagi menyebutku eka. " ucap reyka dingin lalu kembali berjalan melewati maria begitu saja.
Maria terkekeh pelan.
" apa kau begitu sangat membenciku, hingga selalu bersikap dingin terhadapku. Reyka. Ingatlah jika aku juga ibumu " ucap maria.
Reyka menghentikan langkahnnya lalu berbalik.
" kau bukan ibuku, kau hannya sumber kehancuranku " ucap reyka lagi, lalu kembali melangkahkan kakinya meninggalkan maria sendirian.
Sedangkan wanita paru bayah itu hanya menatap punggung reyka yang mulai menjauh itu dengan tersenyum kecut, ia. Karena kesalah pahaman lah yang menyebabkan gadis cantik itu selalu membencinnya. Entahlah ? Sampai kapan sikap keras kepala gadis itu akan meredah. Sekarang maria hanya bisa berharap jika suatu saat nanti reyka akan menerimanya sebagai ibunnya dan berhenti membencinnya.
" aku akan selalu berdoa kepada tuhan yang terbaik untukmu, dan semoga saja suatu saat nanti tuhan akan mengirimkan seorang pria yang dapat meluluhkan sikap keras kepala dan aroganmu itu, reyka " maria membatin.
TBC
vote dan komen biar aku semangat.
Sory kalau ada typo ya.
Gianiaisyah_
KAMU SEDANG MEMBACA
my husband police
Romance#4 in pembalap Reyka Sabila, gadis cantik berusia 18 tahun. Seorang pembalap muda yang tak terkalahkan, orang - orang mengenalnya dengan sebutan Rey. Kejadian di masa lalu yang mengubahnya menjadi gadis pendiam dan dingin. Bahkan membuat reyka menja...