DIANTARA DUA BINTANG
Part ini khusus untuk si xinrahma my saturness ku. Teruntukmu planetku selamat membaca :)
Setelah aku melaksanakan ibadah sholat subuh, aku bergegas memakai seragamku, tidak ada yang istimewa di pagiku yang sekarang.
Sungguh, aku rindu suara bunda saat membangunkanku sholat berjamaah dengan ayah. Aku rindu dekapan hangat ayah, aku rindu perbincangan hangat di meja makan. Aku rindu ayah, bunda, aku rindu keluargaku yang dulu, ah sudahlah tidak perlu merenungi masa lalu. Semua sudah terjadi, semua tidak akan kembali.
Aku bergegas menuruni tangga, tidak ada tanda-tanda kehidupan dirumah ini. Sepi, sunyi, semua berubah setelah ayah pergi. Oh ayah, andai kau masih hidup.
"Bi, bunda mana? Udah berangkat?" tanyaku. "Udah non, ibu udah berangkat tadi pagi-pagi." teriak bibi dari dapur. Ah, sudah aku tebak, bunda semakin tidak ada waktu dirumah. Tidak seperti ayah dulu, setauku ayah selalu menyempatkan diri untuk sarapan bersama.
Ayah sangat jarang pulang larut, berbeda sekali dengan bunda, pergi pagi pulang larut, tidak ada waktu dirumah. Sudahlah aku tidak ingin memikirkannya lagi. Aku berjalan kedapur, duduk dimeja makan dan sarapan dalam diam.
Setelah sarapan aku bergegas ke sekolah, aku lebih suka menaiki bis daripada di antar supir, setelah menempuh perjalanan 15 menit bis telah sampai didepan gerbang sekolah, baru saja aku turun dari bis tiba-tiba ada yang memanggilku.
"Natasya," teriaknya, aku tetap berjalan tanpa menoleh malahan aku mempercepat langkahku, aku sudah menebak siapa dia, harimu sudah tidak akan tenang di sekolah Luna, kataku pada diriku sendiri.
"Tasya, tunggu," katanya, sambil mensejajarkan langkahya denganku, astaga anak ini kenapa tidak bisa mengerti? Aku hanya diam, dan sepanjang perjalanan menuju kelas dia tidak bisa berhenti bicara, sebenarnya dia ini siapa? Kenapa terlalu cerewet? Padahalkan dia cowok. Malu-maluin batinku.
Aku sudah sampai di depan kelas, aku dengan cepat berjalan ke mejaku, aku tidak mau berlama-lama dengan manusia satu ini, kepalaku bisa pecah.
Baru saja aku memejamkan mataku, Pak Vero sudah masuk kedalam kelas, aku tidak mendengar bel masuk berbunyi, mungkin karna suara kelas yang begitu bising. "Oke, anak-anak buka buku biologi halaman 103, kerjakan soal 1-20, setelah itu kumpul di meja bapak hari ini juga" katanya sambil membuka bukunya.
Aku memperbaiki letak kacamataku, lalu aku berbalik mengambil buku catatanku didalam tas, semua mengerjakan soal dengan tenang. Jujur, aku sangat suka situasi seperti ini, damai.
Bel jam istirahat berbunyi, aku buru-buru memasukkan alat tulisku kedalam tas, lalu dengan cepat aku melangkahkan kaki ku keluar kelas, aku ingin ke UKS sekarang, aku ingin tidur dan aku ingin menghindari anak aneh itu. Saat aku sampai di UKS, aku berjalan menuju brangkar, aku memposisikan diriku, mencari tempat ternyaman untuk tidur.
Tidak terasa aku tertidur selama 2 jam, astaga Luna, kau tidak ikut pelajaran. Aku ingin kembali ke kelas tapi percuma, toh pelajaran sudah mulai dan bel pulang bentar lagi bunyi. Aku kembali merebahkan diriku dikasur UKS, aku memutar kembali kenanganku yang lalu, tidak terasa cairan bening keluar dari mataku, aku membiarkannya tidak ada juga yang akan melihat.
Bel pulang berbunyi, aku berjalan lesu menuju kelas, saat aku hendak masuk ke kelas aku bertemu Ibu Lastri, dia memanggilku, dan mengatakan apakah aku baik-baik saja, karna tadi dia melihatku di UKS. Aku hanya tersenyum sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Full of Stars
Teen Fiction"Lo mau tau kan? Kenapa gue lebih suka dipanggil Luna? Karna Luna artinya Bulan. Gue pengen banget kayak Bulan yang di langit selalu ditemanin oleh Bintang. Tapi gue beda, gue gak akan bisa sama kayak Bulan. Karna menurut mereka gue aneh. Gue gak ak...