REALITA & PERJUANGAN.
Aku sudah berada di Indonesia. Aku sudah menyelesaikan S1 ku, perusahaan papa sudah berjalan normal, saat ini sepupuku yang sedang menangani nya, kata papa, bulan depan Delta yang akan dikirim ke sana lagi.
Aku mempercepat kepulanganku, aku merahasiakannya dari mama dan Delta, ah iya Luna juga, aku ingin memberinya kejutan. Hanya papa yang tau jika hari ini aku sudah kembali ke Indonesia.
Seharusnya aku di Finland 3 bulan lagi, tapi papa sudah memintaku untuk pulang, tugasku sudah selesai katanya.
Sudah seminggu aku tidak menghubungi Luna, kuharap dia mengerti dengan kesibukanku. Aku ingin memberinya kejutan. Ah, memikirkan Luna membuat gejolak di dalam perutku muncul.
Saat aku dari bandara, aku mendengar seseorang yang memanggiku.
"Rigel," teriak seorang wanita. Aku berbalik, ah, Spica, sedang apa dia disini?
"Spica," kataku tidak percaya, dia hanya tersenyum dan mengangguk.
"Lo ngapain disini?" tanyaku, wanita ini adalah Spica, teman satu kampusku di Finland, dia juga berasal dari Indonesia. Tapi, kami tidak dekat, hanya sesekali mengobrol.
"Gue pulkam lah," katanya, aku hanya ber-oh ria.
"Gue nebeng ya, gue gak di jemput soalnya," katanya lagi, aku hanya mengangguk. Lagipula jalanan ke rumah kita searah.
Aku memanggil taxi, saat aku berbalik, aku melihat dia turun dari mobil.
Sedang apa dia disini? Apakah dia tau jika aku sudah pulang? Aku melihat dia menggalihkan pandangnya. Mana mungkin itu dia. Dia mana mungkin kesini, batinku
Ah, kamu hanya terlalu kepikiran dia Rion, sehingga semua orang yang kamu lihat mirip dengan Luna, aku bergegas masuk kedalam taxi, mengabaikan orang yang mirip dengan Luna itu.
Selama perjalanan aku hanya memandang keluar jendela, entah kenapa sejak aku keluar bandara perasaanku tidak enak, ada yang ganjal setelah aku melihat orang itu.
"Rigel, gak mau mampir," kata Spica, aku sudah sampai didepan rumah Spica. Aku hanya menggeleng.
"Oke kalo gitu makasih tumpangannya Rion, see you," katanya sambil melambaikan tangannya.
"Sama-sama," jawabku.
Ada sesuatu yang menganjal dihatiku, aku merasa seperti ada sesuatu yang hilang.
Saat aku sudah sampai rumah, aku berpapasan dengan Delta, dia terkejut melihat ku, tapi tidak lama setelah itu,
Bugh... dia memberiku bogemannya. Apa-apaan ini? Aku hanya diam, tidak bisa memberikan perlawanan, serangannya begitu tiba-tiba.
"Muncul juga lo brengsek," katanya, astaga Delta ini kenapa? Ada apa? Apakah dia marah karna dia yang disuruh papa mengantikanku di Finland?
"Lo kenapa sih? Lo marah karna lo bakal dikirim sama papa ke Finland? Bukannya dulu lo udah setuju?" tanyaku santai, aku melihat dia membuka tas nya. Lalu mengambil amplop dan melemparnya di depan wajahku.
"Itu buat lo bangsat. Kemana lo seminggu ini? Kenapa lo bikin dia sedih, HAH? Dia punya salah apa sama lo?" tanya Delta emosi sambil mencengkram kerah bajuku, apa ini? Amplop apa ini? Dia siapa? aku bertanya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Full of Stars
Teen Fiction"Lo mau tau kan? Kenapa gue lebih suka dipanggil Luna? Karna Luna artinya Bulan. Gue pengen banget kayak Bulan yang di langit selalu ditemanin oleh Bintang. Tapi gue beda, gue gak akan bisa sama kayak Bulan. Karna menurut mereka gue aneh. Gue gak ak...