jiǔ

4.2K 213 39
                                    

Ngga gitu anjing!

Sojung meringis kesakitan ketika tangan Guanlin mencengkram erat kedua tangannya diatas kepala.

"Guanlin, apa apaan si lo?!" protes Sojung.

"..."

Tak ada respon dari Guanlin, tapi dia semakin mengeratkan cengkramannya.

"Gue udah bilang sama lo, jangan pulang lebih dari jam 8!" Guanlin mendesis.

"Maaf." cicit Sojung.

"Kenapa lo ngelanggar hah?!" amuk Guanlin dengan sorotan mata tajam.

Sojung ketakutan, karna sumpah demi apapun Guanlin yang lagi marah itu lebih nyeremin daripada dinikahin sama miper trus dapet adik ipar yang bernama nurrani.

"Lin...." lirih Sojung.

"KENAPA SIH LO NGGA NURUT KATA GUE?! HAH?!" Guanlin berteriak didepan kakaknya mengeluarkan semua amarah yang dia punya.

"GUE ITU KHAWATIR SAMA LO! KENAPA LO NGGA PERNAH NGERTI?! KENAPA HAH?!"

"GUE TAKUT LO KENAPA NAPA! TAPI LO MALAH NGGA PEDULIIN LARANGAN GUE!"

"LO NGGA TAU GUE NUNGGU LO DARI TADI?!"

"LO MAU PULANG SAMPAI PAGI GITU? IYA?! APA JANGAN JANGAN LO KELAYAPAN KE CLUB?! LO MAU JADI JALANG DISANA?!"

Guanlin menghela napas kasar, dirinya lelah setalah berteriak.

Guanlin melepaskan cengkramannya dan langsung memeluk kakaknya itu.

Sojung cuma nunduk dalem dan tak membalas pelukan adiknya. Dia dengerin semua amukan Guanlin tanpa ada niatan untuk membalas sama sekali.

"Hiks."

Sojung tak masalah Guanlin memarahi dirinya. Toh, memang salahnya. Tapi, Sojung yang merasa dirinya disamakan dengan jalang diluar sana tentu saja tak terima.

Guanlin menyadari kesalahannya, cepat cepat ia melepaskan pelukannya dan menatap kakaknya dengan pandangan bersalah.

"Maaf kak, g-gue ngga bermaksud buat nyamain lo sama ja--" ucapan Guanlin terpotong dengan kata yang terucap dari bibir kakaknya.

"Gue ngga masalah lo marah sama gue. Tapi gue bukan jalang kaya yang lo bilang! Hiks hiks hiks..."

Setelah mengatakan isi hatinya, Sojung langsung terisak hebat.

Guanlin mendekat lalu memeluk lagi kakaknya itu. Mengelus punggungnya dengan sayang.

"Maaf kak. Maaf." Guanlin terus menerus mengucapkan kata yang mewakili rasa bersalahnya itu.

Lama kelamaan suara tangis kakaknya tak terdengar lagi, Guanlin menduga bahwa kakaknya itu tertidur dipelukannya sehabis menangis.

Guanlin membopong kakaknya menuju kamarnya dan merebahkan tubuh kakaknya diatas ranjang.

Ia melepaskan tas yang melingkar di tulang selangka kakaknya dan sepatu yang masih terpakai di kakinya.

Guanlin menarik selimut untuk menutupi tubuh kakaknya sebatas dagu.

Terakhir dia mengecup lama dahi kakaknya dengan sayang.

Setelah itu, ia melangkahkan kakinya keluar kamar kakaknya. Sebelum pintu ia tutup dengan sempurnya, sekali lagi dia menggumamkan kata maaf.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang