Jungkook kembali menguap selama lima menit terakhir dirinya menduduki sofa di dalam kamarnya dengan Taehyung, kembali menggulirkan netranya untuk melihat denting jarum jam yang terpajang tepat disamping lemari pakaiannya, yang setelahnya kembali mengerucutkan bibirnya dengan sebelah tangan yang menggaruk pipinya sendiri.
“Kau mengulangi gerakan itu sebanyak 10 kali berturut-turut sejak aku mendudukkan diri di sofa ini,” Taehyung menggelengkan kepalanya, “Sana mandi, baumu sudah seperti Katty.” Dan mengeluarkan gestur mengusir yang lebih muda.
“Sial, kau ku biarkan lolos kali ini, ssaem. Lain kali, jika aku mendengar kau menyamakanku dengan kucing liar yang suka sekali membuang kotoran itu, akan ku tendang pantatmu hingga tersisa tulangnya saja.” Balasnya sinis sebelum memasuki kamar mandi yang diiringi kekehan kecil dari Taehyung.
Setelah Jungkook menghilang dibalik pintu, Taehyung mengetukkan jarinya pelan dengan matanya yang kian lama semakin menyipit, “Tadi aku mau ngapain ya?” tangannya berpindah untuk menggaruk pipinya dengan pikiran yang terus menerawang sebelum akhirnya menjentikkan jarinya sendiri dengan kedua sudut bibir yang terangkat dan kedua matanya yang berbinar cerah.
“Aku ingat, aku tadi ingin mencari handphoneku. Albertㅡnama ponsel Taehyungㅡdimana kau?” dengan posisi yang masih terduduk di atas sofa, tubuhnya secara otomatis menunduk untuk mencari ponselnya di bawah sofa yang ia duduki. Karena pencahayaan yang tidak dapat menerangi hingga ke bawah sofa, Taehyung berniat mengulurkan tangannya sebelum suara bel rumahnya berbunyi.
Duk!
“Awㅡshit,” rutuknya pelan dengan tangan yang secara otomatis mengelus bagian kepalanya yang terantuk lantai, “Siapa yang malam-malam begini berani bertamu? Awas saja kalau Jimin, ku kubur dia ke dalam tanah dengan bagian kepalanya saja yang akan aku munculkan.” dan perlahan bangkit dari posisinya dengan mulut yang masih setia mengeluarkan sumpah serapah.
Membuka pintu rumah dengan kasar sebelum melebarkan matanya terkejut saat seseorang langsung memeluknya.
“Ya! Siapa kau?” ucap Taehyung dengan tangan yang berusaha mendorong tubuh orang itu menjauh.
Gadis di depannya langsung melonggarkan pelukan sepihak mereka, mengangkat wajahnya dengan mengerucutkan bibirnya, “Kau tidak mengenaliku? Dan kenapa reaksimu selalu terkejut seperti itu, Oppa?”
Taehyung segera menarik pergelangan tangan Hyemi menjauh setelah sebelumnya menutup pintu dengan perasaan was-was, “Kenapa kau kemari?” ucapnya tertahan dengan dirinya yang terus menerus melirik ke dalam rumahnya.
Hyemi melepaskan genggaman Taehyung dengan kasar, “Memangnya kenapa sih? Aku kan ingin mengunjungi rumah pacarku sendiri, memangnya tidak boleh?”
Menghela nafasnya, Taehyung berusaha mengontrol emosinya yang semakin naik, “Setidaknya hubungi aku terlebih dahulu, Hyemi-ya.”
Melipat kedua tangannya, Hyemi semakin mengerucutkan bibirnya, “Aku sudah menghubungi ponselmu berulang kali, tetapi kau sama sekali tidak mengangkat panggilan dariku.”
Sedetik kemudian Taehyung menepuk dahinya frustasi, “Sial,” umpatnya pelan, matanya kembali memandang Hyemi yang sibuk menatap sekitar. Tangannya bergerak untuk menangkup kedua pipi Hyemi yang dihadiahi tatapan bingung oleh gadis di depannya, Taehyung memajukan wajahnya dengan terus menatap intens kedua mata Hyemi, “Dengarkan aku, kau harus pulang, Hyemi.”
Hyemi melebarkan matanya terkejut, “A-apa? Aku bahkan baru datang tetapi kau mengusirku.”
Taehyung melunakkan pandangannya, “Tidak, tidak. Maafkan aku, tetapi aku tidak bisa menemanimu untuk sekarang ini, jadi mohon mengertilah.” Ucapnya dengan nada yang semakin memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home [VKOOK / TAEKOOK]
Fanfiction[SEMI BAKU] Taehyung itu egois dan Jungkook terlalu bodoh untuk selalu menyambutnya kembali. "Nggak apa, kalau Hyung mau main yang jauh, tapi jangan lupa pulang ya." Karena bagi Kim Taehyung, Jeon Jungkook adalah segalanya. Termasuk rumahnya untuk k...