Dua minggu berlalu sejak Cheonsa menghilang tiba-tiba dari rumah Hyunwoo. Bahkan bocah itu tidak lagi terlihat di depan minimarket. Selama dua minggu pun Hyunwoo masih selalu pergi ke tempat orang yang ia sayangi dimakamkan. Tidak banyak yang dilakukannya, hanya bercerita bagaimana hari-harinya berlalu meskipun tidak terlalu berbeda dengan hari-hari sebelumnya.
Jum'at malam, saat Hyunwoo tiba dirumahnya, hujan tiba-tiba turun dengan sangat lebat. Hyunwoo pun merasa tubuhnya sangat lelah, padahal hari ini tidak ada rapat atau pertemuan dengan klien. Setelah membersihkan diri, ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur, melewatkan makan malam dan segera terlelap.
***
Hyunwoo merasakan ada yang menepuk pelan pipinya, membuatnya merengut dalam tidurnya. Ini hari Sabtu, saatnya ia menghabiskan waktunya dengan bermalas-malasan. "Bear, bangun. Ini sudah siang," bisik sebuah suara di telinga Hyunwoo. "Hmm.. sebentar lagi," racau Hyunwoo yang masih malas membuka matanya. Terdengar tawa pelan, tawa yang sangat ia rindukan. Membuat Hyunwoo berfikir ia masih bermimpi. "Bear, bangunlah. Aku sudah membuatkan sarapan," ucap suara itu. Sekarang, Hyunwoo merasakan pipinya dicium, membuatnya membuka mata dan terduduk di tempat tidurnya.
Sepasang matanya membesar saat ia melihat sosok yang selama ini ia rindukan duduk disampingnya. Senyuman diwajah orang itu berganti menjadi kebingungan saat melihat raut wajah Hyunwoo. "Bear, kau baik-baik saja?" ujarnya sambil mengusap pipi Hyunwoo dengan buku jarinya. "Love," lirih Hyunwoo seraya menggenggam tangan yang ada di pipinya. "Kau kenapa, Bear? Apa kau sakit?" tanya orang itu lagi. "Ini benar-benar kau kan? Aku tidak bermimpi kan? Kau nyata kan?" Hyunwoo menjulurkan tangannya, menyentuh pipi orang yang duduk disampingnya. Yang ditanya mengerucutkan bibirnya. "Bear, tega sekali sih. Memangnya selama ini aku hanya ada di mimpimu?"
Hyunwoo lalu menarik orang itu ke pangkuannya dan memeluknya erat, membuat orang yang dipeluk semakin bingung dengan perlakuan Hyunwoo. "Aku mencintaimu, Yoo Kihyun. Jangan tinggalkan aku lagi," ujar Hyunwoo yang menyembunyikan wajahnya dalam ceruk leher orang yang ia peluk erat. Punggungnya diusap lembut, "aku juga mencintaimu, Son Hyunwoo. Aku tidak kemana-mana. Sepertinya kau habis mimpi buruk."
Hyunwoo kembali ke kamar setelah sarapan lalu duduk di tepian tempat tidurnya dan menatap kalender digital yang berada di atas nakas. Benda itu menunjukkan tanggal, bulan dan tahun yang sudah lewat. Lebih tepatnya sepuluh bulan sebelum Kihyun pergi meninggalkan Hyunwoo. Saat dimana Hyunwoo mulai disibukkan dengan pekerjaan kantor hingga jarang memiliki waktu untuk Kihyun.
Sepasang tangan kecil melingkari badannya, punggungnya ditempeli pipi pemilik kedua tangan tersebut. "Kau ada janji dengan orang lain, Bear?" tanya Kihyun. "Tidak. Kenapa kau bertanya seperti itu?" balas Hyunwoo. "Sudah lewat dari lima menit kau melihat kalender dengan tatapan ragu dan bingung," jawab Kihyun. Ditariknya Kihyun untuk duduk dipangkuannya. "Aku merasa aku tertidur dan bermimpi cukup lama hingga lupa hari," ujar Hyunwoo seraya memeluk pinggang kecil Kihyun.
"Memangnya kau bermimpi apa?" tanya Kihyun yang sekarang mengalungkan kedua tangannya di leher Hyunwoo, kedua kakinya mengapit tubuh Hyunwoo. "Mimpi buruk. Kau pergi meninggalkanku," jawab Hyunwoo yang menempelkan keningnya dengan kening Kihyun. "Tapi sekarang aku berada dalam pelukanmu," balas Kihyun yang merapatkan tubuhnya ke tubuh Hyunwoo. Ia menempelkan salah satu telapak tangannya di pipi Hyunwoo, menatap mata sendu pasangannya. "Berjanjilah kau tidak akan meninggalkanku, Love."
Hyunwoo mengeratkan pelukannya, mencoba mengikis setiap jarak yang ada diantara mereka. Kihyun mendekatkan wajahnya, lalu mengecup bibir Hyunwoo. "I won't, Bear. Aku akan selalu bersamamu," ujar Kihyun. Kini giliran Hyunwoo yang menyatukan bibir mereka. Rasa rindu yang begitu besar membuat Hyunwoo enggan melepas tautan bibir mereka. Kihyun menepuk dada Hyunwoo, memberi tanda bahwa ia membutuhkan pasokan oksigen.
![](https://img.wattpad.com/cover/148745765-288-k908399.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
His Wish ✴✔✴
Fanfiction"Maafkan aku. Kumohon, kembalilah." "Apakah Tuan memiliki sebuah permohonan atau permintaan yang ingin dikabulkan?" "Tentu saja ada. Tapi kurasa itu tidak bisa dikabulkan," "Apa Tuan tau, dalam setiap permohonan dan permintaan ada harga yang harus d...