Sebulan setelah Hyunwoo dan Kihyun merayakan hari jadi mereka. Seminggu sebelum ulang tahun Kihyun. Hyunwoo tersenyum menatap foto dirinya dan Kihyun yang terpajang dimeja kerjanya. Ia sudah merencanakan hari ulang tahun orang terkasihnya. Ponselnya berdering, Kihyun menelponnya.
"Bear, kau mau makan apa hari ini?" tanya Kihyun. "Apapun yang kau masak pasti enak, Love." Hyunwoo tahu alasan Kihyun bertanya seperti ini. Cara lain seorang Yoo Kihyun ketika menginginkan sesuatu dari Hyunwoo adalah dengan memasak makanan yang diinginkannya.
"Bear, aku serius. Aku sedang dalam perjalanan berbelanja. Cepat beritahu aku, kau mau makan apa." Hyunwoo menahan tawanya mendengar rengekan Kihyun. "Kalau aku bilang aku mau memakanmu, bagaimana?" goda Hyunwoo. Ia sudah bisa membayangkan wajah Kihyun yang memerah saat ini. "Tak usah pulang sekalian! Dasar beruang mesum!" teriak Kihyun sebelum ia memutuskan panggilan. Hyunwoo tertawa geli di kursinya. Ia pun akhirnya mengirim pesan pada Kihyun bahwa ia akan tiba dirumah sebelum makan makan lalu kembali mengerjakan pekerjaannya.
Tak lama, pintu ruangan diketuk, rekan kerja Hyunwoo muncul dari balik pintu. "Hei, rapat akan dimulai 10 menit lagi." Hyunwoo mengangguk pelan lalu beranjak dari kursinya. "Kenapa kau memajukan pertemuan kita? Untung saja orang-orang dari Kim Co. bisa datang. Jika tidak, habislah kita."
Hyunwoo tertawa mendengar perkataan rekan kerjanya saat berjalan menuju ruang rapat. "Minggu depan ulang tahun Kihyun, dan aku ingin menghabiskan satu hari itu khusus untuknya."
Sang rekan kerja menaikkan sebelah alisnya sebelum akhirnya tersenyum. "Kukira kau akan berubah saat bos kita mulai memberikan banyak tugas untukmu. Kudoakan yang terbaik untukmu dan Kihyun." Hyunwoo tersenyum dan menggumamkan kata terima kasih pada rekannya. Ia menghirup nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya pelan, membuka pintu rapat dan berdoa dalam hati agar tidak ada kendala berarti.
***
Hyunwoo membuka pintu rumah perlahan. Ia benar-benar tiba sebelum waktunya makan malam. Ia lalu mengendap-endap menuju dapur, mendapati punggung Kihyun yang sedang sibuk dengan masakannya. Ditaruhnya tas dan jas kerja di kursi tanpa suara, lalu menghampiri Kihyun. "Sepertinya enak," ujar Hyunwoo seraya melingkarkan kedua tangannya dipinggang Kihyun dari belakang. Yang dipeluk terperanjat dan hampir berteriak kencang, membuat Hyunwoo tertawa melihatnya.
"Bear, ya Tuhan. Aku sedang memegang pisau. Bagaimana jika aku tiba-tiba refleks mengayunkan tangan ke belakang?" omel Kihyun sambil mengerucutkan bibirnya. "Worst scenario, anggota tubuhku pasti ada yang terluka. Tapi tak apa, kan ada kau yang akan mengobatiku." Kihyun mencibir tak jelas mendengar ucapan beruangnya. Hyunwoo lalu mengecup leher dan pipi Kihyun sebelum melepaskan pelukannya lalu pergi untuk membersihkan diri.
Makan malam sudah siap ketika Hyunwoo selesai. Mereka pun makan dalam diam sebelum akhirnya Hyunwoo bersuara. "Love, aku ingin mengajakmu ke sebuah tempat minggu depan." Kihyun menatap Hyunwoo bingung. "Aku ingin memberimu kejutan. Tenang saja, kau pasti suka."
Kihyun hanya mengangguk kaku menanggapi ucapan Hyunwoo. "Ada apa? Apa kau sudah punya rencana untuk minggu depan?" Kihyun menggeleng menjawab pertanyaan Hyunwoo. Mereka pun melanjutkan makan malam dalam diam.
Setelah makan malam, biasanya Hyunwoo dan Kihyun duduk diruang santai untuk menonton film sambil bercuddle ria. Tapi saat ini, meskipun mereka melakukan kegiatan itu, Kihyun terlihat sedang memikirkan sesuatu. "Love, apa kau sakit?" tanya Hyunwoo sambil mengusap pelan pipi Kihyun dengan buku jarinya. Kihyun mengerjapkan mata saat merasakan sentuhan di pipinya. "Ah, maaf Bear. Kau bertanya sesuatu?" Hyunwoo hanya tersenyum lalu mengecup kening Kihyun.
Ia pun mematikan player dan TV, membuat Kihyun menatapnya bingung. "Kau terlihat sedikit aneh. Apa ada yang ingin katakan padaku?" tanya Hyunwoo lagi sambil membalas tatapan Kihyun. "Aku hanya sedang memikirkan bagaimana caranya untuk membuatmu memberitahuku kemana kita akan pergi minggu depan," jawab Kihyun polos. Hyunwoo terkekeh mendengarnya, lalu menyentil pelan hidung Kihyun. "Rahasia. Kau akan tahu minggu depan. Dan tak perlu mencari tahu dengan rekan kerjaku di kantor, mereka juga tidak tahu."
Kihyun merengut mendengar jawaban Hyunwoo. "Tapi Bear, aku kan harus tahu agar aku tidak salah mengenakan pakaian. Ayolah, Bear." Hyunwoo menggeleng, membuat Kihyun berdecak kesal lalu melepaskan diri dari pelukan Hyunwoo.
"Cukup turuti saja perkataanku kali ini, Love. Aku yakin kau akan menyukainya," ujar Hyunwoo yang mempertahankan Kihyun dalam pelukannya. Kihyun kembali berdecak lalu memukul dada Hyunwoo dengan keras, sengaja agar Hyunwoo mengaduh tetapi sepertinya tidak berpengaruh. Hyunwoo lalu mengeratkan pelukannya pada Kihyun dan menghirup aroma tubuh yang selalu ia rindukan.
Kihyun yang dagunya berada di atas pundak Hyunwoo menutup matanya, menikmati hangat pelukan Hyunwoo. "My Bear is still missing me," ucap Kihyun lirih sambil tersenyum saat merasakan hidung Hyunwoo yang menempel pada lehernya. "I'm always missing my Love," lirih Hyunwoo.
***
Panti asuhan. Hyunwoo mengajak Kihyun ke panti asuhan di hari ulang tahunnya. Bukan panti asuhan biasa, itu adalah panti asuhan tempat Kihyun dulu dibesarkan hingga ia cukup umur untuk bekerja dan tinggal sendiri hingga sebelum akhirnya bertemu dengan Hyunwoo. "Bear, kenapa kesini?" tanya Kihyun saat mereka sampai.
Hyunwoo tersenyum, "aku merasa kau sangat merindukan tempat ini, jadi minggu kemarin aku menelpon Ibu panti dan mengatakan kita akan kemari hari ini." Alasan Hyunwoo terdengar sedikit mencurigakan di telinga Kihyun.
"Kau sempat mengigau memanggil nama Ibu panti beberapa minggu yang lalu, Love. Kau juga sudah lama tidak mengunjungi tempat ini," lanjut Hyunwoo. Kihyun hanya tersenyum dalam diam sebelum memberi kecupan pada pipi Hyunwoo. "Kau yang terbaik," ujarnya sebelum melangkah keluar sesaat setelah mereka sampai.
Mereka menghabiskan waktu di panti hingga sore hari. Hyunwoo, Kihyun dan seluruh penghuni panti merayakan ulang tahun Kihyun. Senyuman tak pernah lepas dari wajah Kihyun saat ia berbincang dengan Nyonya Kim, -Ibu panti yang mengurusnya sejak pertama ia tinggal disana. Kihyun juga bermain dengan beberapa anak panti disana, Hyunwoo hanya bisa memperhatikan. Hatinya terasa nyaman melihat Kihyun yang tertawa lepas dan sesekali membantu mengurusi bayi-bayi yang ada di panti.
Kihyun dan Hyunwoo tiba dirumah malam hari setelah mereka makan di salah satu restoran favorit Kihyun dan kini mereka sedang duduk di atas tempat tidur mereka. Kihyun menyandarkan kepalanya dilengan Hyunwoo, "terima kasih untuk hari ini, Bear." Hyunwoo tersenyum sambil mengecup punggung tangan Kihyun yang ia genggam saat ini. "Happy birthday, Love. Maaf, aku tidak menyiapkan apapun."
Kihyun mengecup bibir Hyunwoo beberapa kali dan tersenyum menatapnya. "Ini sudah lebih dari cukup untukku. Lagipula kau ada disampingku, aku tidak menginginkan apapun selain itu." Hyunwoo mengecup kening Kihyun, lalu bersiap untuk tidur dengan Kihyun yang berada dalam pelukannya.
***
Flashback
PLAK!!
Pipi Hyunwoo memerah setelah tangan Nyonya Kim menyambarnya. "Kau sudah berjanji akan menjaga dan mencintai Kihyun-ku dengan baik. Tapi kenapa sekarang ia pergi meninggalkanku?" Suara Nyonya Kim yang kencang membuat beberapa pelayat menolehkan kepala mereka tapi ia tidak mempedulikannya. "Kau bahkan membiarkannya melewati ulang tahunnya sendiri!" Hyunwoo menundukkan kepalanya, "aku minta maaf,"
"Maafmu tidak akan mengembalikan anakku!" bentak Nyonya Kim. "Kihyun selalu menahan airmatanya setiap kali aku bertanya tentangmu dan mengatakan bahwa tidak ada masalah diantara kalian," lanjutnya. "Jika aku tidak mengunjungi tempat kalian, mungkin aku tidak akan pernah mengetahui permasalahan diantara kalian."
Hyunwoo memilih untuk diam dan membiarkan Nyonya Kim mengatakan dan melakukan apapun yang ia mau. "Aku menyesal memberikan anakku padamu! Aku menyesal tidak memaksanya untuk pergi meninggalkan rumah kalian dan melupakanmu!"
Hyunwoo berusaha agar airmatanya tidak jatuh saat mendengar perkataan Nyonya Kim barusan. Ia sangat mencintai Kihyun dan sangat menyesal karena lebih fokus pada pekerjaannya hingga tanpa sadar menelantarkan orang yang ia cintai.
Nyonya Kim lalu pergi meninggalkan Hyunwoo yang masih setia dalam diamnya dan tak lama setelah itu Hyunwoo jatuh berlutut, airmatanya keluar tanpa bisa ia hentikan. Mulutnya tidak berhenti menggumamkan kata maaf, tidak mempedulikan orang-orang yang melihatnya.
Flashback ends
---
18년 08월 30일 ⏩ 18년 11월 23일
republished : 19년 07월 07일Kiki
KAMU SEDANG MEMBACA
His Wish ✴✔✴
Fiksi Penggemar"Maafkan aku. Kumohon, kembalilah." "Apakah Tuan memiliki sebuah permohonan atau permintaan yang ingin dikabulkan?" "Tentu saja ada. Tapi kurasa itu tidak bisa dikabulkan," "Apa Tuan tau, dalam setiap permohonan dan permintaan ada harga yang harus d...