Hyunwoo mengajak Kihyun berbelanja dan membeli hadiah untuk Nyonya Kim di hari Orangtua besok. Tak lupa ia juga meminta Kihyun membeli beberapa mainan untuk anak-anak panti. Senyuman tak pernah lepas dari wajah Kihyun saat ia sibuk memilih barang-barang yang akan dibeli. Setelah itu, mereka pergi ke supermarket untuk berbelanja bahan makanan juga camilan. Hyunwoo merasa sangat bahagia melihat Kihyun yang menatapnya dengan senyuman manisnya.
Saat berbelok ke salah satu lorong, Hyunwoo tak sengaja menolehkan kepalanya. Ia berhenti mendorong trolleynya sementara Kihyun terus berjalan di depannya, tidak menyadari pergerakan Hyunwoo. Cheonsa. Alasan Hyunwoo berhenti adalah karena ia melihat Cheonsa yang berdiri menatap Hyunwoo dengan tatapan yang sama seperti saat pertama kali Hyunwoo berbicara padanya.
"Hei, kau kemana saja? Bagaimana caranya kau bisa keluar dari rumahku?" Cheonsa tidak menjawab, ia memalingkan wajahnya dan menatap ke arah Kihyun yang sedang sibuk memilih buah segar. "Dia terlihat bahagia," ujarnya lalu kembali menatap Hyunwoo. "Anda juga terlihat bahagia sekali, Tuan." Hyunwoo tersenyum seraya menatap Kihyun yang saat ini berbicara dengan seorang wanita yang menjajakan food tester.
"Waktu anda tinggal sedikit, Tuan. Pastikan anda menggunakannya sebaik mungkin," ujar Cheonsa yang membuat Hyunwoo menatapnya dengan ekspresi kebingungan. "Apa maksudmu?" Cheonsa menatap mata Hyunwoo dengan tatapan kosong, "meskipun kau kembali ke masa lalu, masa depan tidak akan berubah. Ingat itu, Tuan."
"Bear!" Hyunwoo menoleh ke arah Kihyun yang melambaikan tangannya, meminta Hyunwoo untuk menghampirinya. Ketika Hyunwoo kembali menoleh, Cheonsa sudah tidak ada di tempatnya, membuat Hyunwoo menolehkan kepalanya ke segala arah. Tidak mungkin bagi anak kecil dapat menghilang secepat itu.
"Bear, kau mencari siapa?" Hyunwoo sedikit terperanjat saat pundaknya ditepuk pelan oleh Kihyun. "Anak kecil yang tadi berdiri disini," jawab Hyunwoo seraya menunjuk sisi kirinya. Kihyun menatap bingung Hyunwoo. "Anak kecil? Bear, daritadi aku melihatmu hanya berdiri disini sendiri."
Hyunwoo menatap Kihyun dengan ekspresi kebingungan dan heran. "Tapi Love, tadi benar-benar ada anak kecil disini. Aku bahkan berbicara dengannya," ujar Hyunwoo. Kihyun memeluk lengan Hyunwoo, "sepertinya aku terlalu bersemangat saat kau mengajakku berbelanja, jadi tidak ingat waktu dan juga melupakanmu. Kau pasti kelelahan, Bear. Kita pulang sekarang?" Hyunwoo mengecup kening Kihyun dan tersenyum. "Terserah padamu. Aku tidak ada kegiatan apapun seminggu ini," jawab Hyunwoo. Kihyun tersenyum dan mengeratkan pelukannya. Mereka pun akhirnya pulang setelah membayar semua belanjaan mereka.
***
Flashback
"Kau apakan barang-barang yang kau beli?" tanya Hyunwoo saat Kihyun baru saja tiba dirumah. Yang ditanya terkejut mendapati Hyunwoo pulang lebih awal dari biasanya dan menatap ke arahnya dengan tatapan gusar. "B-be-bear..kau sudah pulang?" Ia berjalan seraya menundukkan kepalanya, menghindari bertatapan langsung dengan Hyunwoo. "A-apa kau sudah makan, Bear? Ingin kubuatkan sesuatu?" tanya Kihyun seraya mengambil cangkir dan memasak air. "Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku bertanya padamu, kau apakan barang-barang yang kau beli?" Suara Hyunwoo yang semakin meninggi membuat tubuh Kihyun sedikit bergetar.
Hyunwoo melempar lembaran-lembaran bukti pembelian beberapa barang di atas meja makan. Kihyun masih menundukkan kepalanya. "Untuk apa semua barang ini?" Kihyun membalikkan badannya, mematikan api kompor saat air sudah mendidih. "Aku membeli hadiah untuk Ibu panti dan anak-anak," jawab Kihyun dengan pelan tapi masih bisa di dengar. "Tapi apa harus menghamburkan uang sebanyak ini? Aku memberimu uang untuk keperluan rumah dan membayar tagihan. Bukan untuk dihamburkan seperti ini," bentak Hyunwoo seraya memukul meja dengan telapak tangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/148745765-288-k908399.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
His Wish ✴✔✴
Fanfiction"Maafkan aku. Kumohon, kembalilah." "Apakah Tuan memiliki sebuah permohonan atau permintaan yang ingin dikabulkan?" "Tentu saja ada. Tapi kurasa itu tidak bisa dikabulkan," "Apa Tuan tau, dalam setiap permohonan dan permintaan ada harga yang harus d...