Dua minggu sebelum tahun baru, Hyunwoo sengaja menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya. Alasannya tentu saja karena ia ingin melewati tahun baru bersama Kihyun. "Bear, bekal makan siangmu." Kihyun mulai sering membuatkan bekal makan siang untuk Hyunwoo karena ia tahu jika Hyunwoo akan melewatkan makan siangnya jika sedang memiliki banyak pekerjaan. Hyunwoo mengambil bekalnya, mengecup kening Kihyun lalu bergegas setelah mengucapkan terima kasih.
Sehari sebelum natal, Hyunwoo mengantar Kihyun ke panti asuhan. "Aku tidak bisa menemanimu hingga lusa. Setidaknya kau tidak akan sendirian jika kau menginap di panti," ujar Hyunwoo saat Kihyun menanyakan alasannya meminta Kihyun untuk menginap. "Apa pekerjaanmu semakin banyak, Bear?" Hyunwoo tersenyum mendengar pertanyaan Kihyun. "Aku hanya ingin menyelesaikan semua pekerjaanku. Setelah itu aku akan mengambil cuti agar bisa melewatkan tahun baru bersamamu," jawab Hyunwoo seraya mengusak rambut Kihyun.
Mereka tiba di panti asuhan dan Nyonya Kim sudah menanti di pintu depan. Nyonya Kim kemudian mengantar Kihyun ke kamar yang tidak jauh dengan kamarnya. "Apa yang mengganggu pikiranmu, Love?" Hyunwoo bertanya saat Nyonya Kim sedang menerima telpon. "Aku takut kau sakit jika memaksakan diri," jawab Kihyun yang sekarang menundukkan kepalanya.
Hyunwoo segera memeluk Kihyun dan mengecup pucuk kepalanya. "Aku akan baik-baik saja. Kau bebas menelponku dan mengirim pesan kapan saja jika itu bisa membuatmu merasa lebih baik," ujarnya. Kihyun membalas pelukan Hyunwoo, "aku akan menunggumu." Hyunwoo mengeratkan pelukannya seraya perlahan mengayunkan tubuh mereka ke kiri dan kanan.
Ia lalu menarik diri tanpa melepas pelukannya, menarik dagu Kihyun agar menatapnya. Diusapnya pipi Kihyun dengan ibu jarinya saat mereka saling bertatapan, lalu Hyunwoo mencium bibir Kihyun. "I'll always come back to you," janjinya sebelum mengecup kening dan bibir Kihyun. Setelah berbincang sebentar dengan Nyonya Kim, Hyunwoo akhirnya pamit untuk berangkat kerja.
***
Flashback
Kedua mata Kihyun bengkak saat Hyunwoo kembali ke rumah pagi hari sehari setelah natal. "Kau kenapa?" Hyunwoo bertanya saat Kihyun akan keluar dengan pakaian kotor Hyunwoo ditangannya. "Maksudmu?" Kihyun bertanya balik. "Matamu bengkak. Apakah kau tidak tidur semalam?" Kihyun meraba bagian bawah matanya seraya menunduk. "Aku keasyikan menonton film semalam, dan film terakhir yang kutonton ternyata membuatku menangis. Lalu karena terlalu lelah, aku langsung tertidur."
Hyunwoo menggenggam pergelangan tangan Kihyun, menahannya keluar. "Maafkan aku," lirih Hyunwoo. Kihyun menggeleng pelan, "tidak ada yang perlu dimaafkan, Bear. Beristirahatlah, kau pasti sangat lelah." Kihyun lalu mengecup pipi Hyunwoo, setelah itu ia keluar dari kamar.
Begitu ia masuk, Hyunwoo baru saja merebahkan diri di tempat tidur. "Bear, aku pamit keluar sebentar ya. Ibu panti sedang sakit jadi aku ingin menjenguknya sebentar," ujar Kihyun seraya mengambil pakaian. "Kuantar," balas Hyunwoo pendek yang ditanggapi gelengan kepala Kihyun. "Kau baru pulang kerja, Bear. Lebih baik istirahatkan dirimu," ujar Kihyun beralasan. "Tapi udara di luar sangat dingin. Aku tidak mau kau menunggu bis dalam cuaca seperti ini, Love." Kihyun tersenyum, lalu menghampiri Hyunwoo dan memeluknya. "Aku akan baik-baik saja," janjinya.
Empat jam berlalu, Hyunwoo dibangunkan oleh dering ponselnya. Nama Nyonya Kim terpampang dilayarnya. "Nyonya Kim, apa kabar? Maaf aku belum sempat kesana," ujar Hyunwoo setelah mengangkatnya. "Ah, tidak apa-apa. Aku tahu kau sangat sibuk dengan pekerjaanmu. Oh iya, apa Kihyun sedang bersamamu? Daritadi aku mencoba menghubunginya, tapi tidak dijawab." Hyunwoo mengerutkan keningnya. Perjalanan dari tempatnya ke panti asuhan memakan waktu satu jam menggunakan bis, tidak mungkin ia belum tiba. Hyunwoo merasa ada yang tidak beres.
![](https://img.wattpad.com/cover/148745765-288-k908399.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
His Wish ✴✔✴
Fanfiction"Maafkan aku. Kumohon, kembalilah." "Apakah Tuan memiliki sebuah permohonan atau permintaan yang ingin dikabulkan?" "Tentu saja ada. Tapi kurasa itu tidak bisa dikabulkan," "Apa Tuan tau, dalam setiap permohonan dan permintaan ada harga yang harus d...