S I X

264 31 5
                                    

Kihyun merasakan gerakannya diawasi. Bukan masalah besar sebenarnya, hanya saja ia merasa sedikit risih. "Bukankah kau masih ada pekerjaan, Bear?" tanya Kihyun saat ia sudah mulai kesal. "Melihatmu memasak lebih menyenangkan," jawab Hyunwoo. Kihyun menghela nafas, lalu berbalik menghadap orang yang sedang menopang dagunya. "Kalau kau tidak membereskan kamar, kau akan tidur di sofa malam ini." Hyunwoo tertawa pelan seraya berdiri, berjalan menghampiri Kihyun dan memeluknya. "Apa hadiah valentine-ku tahun ini?"

"Aku tidak akan memberimu apapun jika kau tidak melakukan pekerjaanmu, Bear." Hyunwoo sedikit merengut menatap Kihyun yang menautkan kedua alisnya. "Tapi aku sudah menantikannya jauh-jauh hari, Love." Kihyun mencubit hidung Hyunwoo, "kerjakan saja pekerjaanmu, Bear." Hyunwoo mengecup kening Kihyun lalu menatap matanya, "setelah itu kau akan memberitahu hadiahku?"

"Rahasia," ujar Kihyun seraya melepaskan diri dari pelukan Hyunwoo dan kembali memasak. "Kau benar-benar ingin tidur di sofa, Bear?" tanya Kihyun saat Hyunwoo akan kembali memeluknya. "Baiklah, aku akan membereskan kamar." Hyunwoo melangkahkan kakinya dengan gontai menuju kamar dan memulai tugasnya. Kihyun terkekeh seraya melirik ke arah kamar.

***

Flashback

Hyunwoo menemukan Kihyun sedang duduk seraya menatap langit di halaman belakang rumah mereka, sebuah buku berada di atas pangkuannya. Hari telah berganti, waktu menunjukkan pukul satu pagi dan udara sangat dingin, tubuh kecil Kihyun dibalut pakaian yang cukup tebal juga selimut yang diberikan Hyunwoo tiga tahun yang lalu. "Love," lirih Hyunwoo. Kihyun terkesiap lalu menoleh ke arah orang yang memanggilnya. "Bear, kau sudah pulang. Maaf, aku tidak mendengar suara mobil." Kihyun bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam sebelum Hyunwoo sempat menghampirinya.

Kihyun berjalan melewati Hyunwoo, tanpa sekalipun memandangnya. "Love, aku..."

"Apa kau lapar, Bear? Aku bisa memasakkan sesuatu untukmu," ujar Kihyun memotong Hyunwoo seraya melipat selimut dan menaruhnya di sofa ruang tengah bersama dengan buku yang tadi ia bawa, lalu berjalan menuju dapur. "Oh iya, kemarin sore Ibu panti menelponku. Beliau bilang ia ingin bertemu denganku, apa aku boleh pergi kesana nanti? Aku akan kembali sebelum makan malam," lanjutnya seraya menyeduh teh untuk Hyunwoo.

"Akan kuantar sebelum berangkat," balas Hyunwoo. Kihyun menggeleng pelan saat menyerahkan cangkir pada Hyunwoo lalu berjalan menuju kalender. "Kau harus sudah berada di kantor untuk rapat dengan klien penting, Bear. Aku pergi setelah makan siang. Aku akan mengabarimu," ujarnya seraya menunjuk tulisan yang tertera di kalender. Lalu ia berjalan ke arah kulkas, "kau ingin kubuatkan apa, Bear?"

"Sekretarisku bilang kau membuang barang yang kau bawa. Apa itu?" tanya Hyunwoo balik. "Itu bukan apa-apa, Bear." Kihyun berbohong, kepalanya terlihat bergerak memeriksa isi kulkas. "Apa kau mendengar semua ucapan Nona Oh padaku?" Tanpa melihat pun Hyunwoo tahu jika tubuh pasangannya menegang sesaat. "Nona Oh. Dia wanita yang cantik ya, Bear."

Kihyun mengambil kotak kimchi dan beberapa bahan makanan lainnya. "Aku akan membuatkanmu nasi goreng saja," ujarnya seraya mulai mengolah semua bahan makanan. Untuk beberapa saat, tidak ada yang berbicara. Hyunwoo menatap punggung Kihyun yang sedang memasak untuknya.

Sebenarnya kemarin Kihyun berencana memberikan kejutan untuk Hyunwoo seraya membawa coklat buatannya sebagai hadiah hari Valentine. Beberapa orang sudah mengenal Kihyun, jadi ia tidak perlu terlalu lama menunggu untuk bisa ke ruangan Hyunwoo. Tapi, justru Kihyunlah yang mendapat kejutan.

Pintu ruang kerja Hyunwoo tidak tertutup rapat, dan meja sekretarisnya sedang kosong dikarenakan jam makan siang. Kihyun melangkah mendekat, mendorong pelan pintu untuk memberinya celah untuk bisa melihat ke dalam. Matanya terasa sedikit perih saat ada seorang wanita yang mendudukan dirinya di atas meja Hyunwoo seraya memegang figura foto Hyunwoo dan dirinya, terlebih ketika Hyunwoo sepertinya tidak keberatan dengan posisi wanita itu. Lalu wanita itu menelungkupkannya, lalu mulai berbicara tentang kekurangan Kihyun.

His Wish ✴✔✴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang