N I N E

424 38 21
                                    

Hyunwoo sedang menyiapkan bahan rapat untuk besok. Bukan rapat biasa, tetapi rapat dengan pemilik juga pemegang saham perusahaan. Pulang malam pun tidak bisa ia hindari. Setiap ia pulang, Kihyun akan selalu ada di kamar mereka, menanti Hyunwoo seraya membaca buku. Dan saat ia melihat Hyunwoo, Kihyun akan memberikannya senyuman seraya berjalan menghampiri Hyunwoo, lalu memberikan pelukan erat.

Ponsel Hyunwoo berdering tepat ketika ia selesai memeriksa setengah dari bahan rapat. Ia tersenyum saat nama Kihyun tertera di layarnya. "Bear, apa kau akan pulang malam lagi hari ini?" tanya Kihyun tanpa memberi waktu Hyunwoo menyapanya. "Sepertinya begitu. Kenapa? Apa kau sakit?"

"Tidak, tapi aku bosan. Aku ingin berkunjung ke panti, tapi Ibu panti melarangku karena aku terlalu sering berkunjung." Hyunwoo bisa membayangkan wajah Kihyun yang saat ini sedang merengut. "Bagaimana kalau lusa kita jalan-jalan ke amusement park? Sekalian kita kencan," tawar Hyunwoo. Terdengar pekikan khas Kihyun dari ujung sana, membuat Hyunwoo tersenyum menahan kekehannya. "Janji ya, Bear. Lusa kita pergi ke sana," tegas Kihyun. "Iya, sekarang kau jadilah anak manis. Tak perlu menunggu karena sepertinya aku akan lebih malam dari kemarin." 

Hyunwoo melihat kalender kecil yang terletak dimeja kerjanya, hatinya semakin gelisah. Jika apa yang Cheonsa katakan benar, berarti besok Kihyun akan pergi meninggalkannya. Hyunwoo sangat tidak ingin hal itu terjadi, ia mencoba menenangkan dirinya dengan menjanjikan kencan dengan Kihyun sehari setelah tanggal kematian Kihyun. Ia berharap dengan begitu, ucapan Cheonsa tidak akan terbukti, dan Kihyun akan tetap bersamanya.

***

Flashback

Hyunwoo bersiap untuk memulai presentasinya pada rapat kali ini. Ponselnya yang bergetar ia abaikan, berjanji dalam hati akan menghubungi siapapun yang menghubunginya saat ini. Jika presentasi hari ini sukses, ia bisa mengambil hari libur selama dua minggu, dan ia sudah berencana untuk mengajak Kihyun berlibur ke tempat yang sudah sangat lama Kihyun inginkan. Bayangan wajah Kihyun yang bahagia membuat Hyunwoo semakin mantap untuk memberikan yang terbaik untuk hari ini.

Selama presentasi, ponsel Hyunwoo masih saja bergetar. Nama Kihyun tertera di layar yang menyala. Entah sudah berapa panggilan yang dibuat oleh Kihyun. Pikiran Hyunwoo terbagi menjadi dua antara presentasinya dan perasaan tidak enak yang tiba-tiba muncul membuat perutnya sedikit mual dan jantungnya sedikit sakit saat ponselnya tak lagi bergetar.

Tapi Hyunwoo mengabaikannya, ia berusaha kembali fokus pada presentasinya. Ia mengakhiri presentasinya dengan senyuman tipis yang dihadiahi tepukan tangan riuh dari seluruh peserta rapat yang hadir. Sang pemimpin sekaligus pemilik perusahaan pun mejabat tangan Hyunwoo, mengatakan jika presentasinya sangat bagus.

Ia segera meraih ponselnya, dan menempelkannya pada telinga. Ia ingin merayakan keberhasilan presentasinya hari ini dengan Kihyun. Senyumannya tidak menghilang sedikitpun meski ia menunggu untuk Kihyun mengangkat panggilannya. Ia kembali mencoba menghubungi ponsel Kihyun ketika ia tersambung pada kotak suara.

Ketika pada percobaan ketiga ia masih tidak bisa menghubungi orang terkasihnya, perasaan Hyunwoo menjadi sangat gundah. Ia pun mencoba mendengar pesan suara yang Kihyun tinggalkan untuknya lima menit sebelum presentasinya selesai.

"Bear, maafkan aku. Aku.. aku sudah tidak sanggup. Kau sudah semakin jauh dariku, Bear." Suara Kihyun yang sedikit terbata diselingi isak tangisnya membuat Hyunwoo sedikit tercekat. "Aku tidak bisa menutup mata tentang kedekatanmu dengan wanita itu, Bear. Aku tahu kau terkadang menghabiskan waktu dengannya. Aku tidak mengatakan apa-apa dengan harapan kau akan segera kembali ke dalam pelukanku. Kau akan kembali melihatku jika aku menuruti keinginanmu, tapi ternyata aku semakin sendiri meskipun kau dirumah."

His Wish ✴✔✴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang