1. Her

7.5K 612 104
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

1. Her

Kim Myungsoo terus menerus melihat ke arah jam, beberapa kali menyentuh kepalanya dan memainkan sedikit rambut. Kembali menatap berkas yang ada di depannya lalu meneliti isi dari berkas tersebut dengan pena berwarna di tangan. Ketukan pintu membuatnya sedikit bersuara tapi tidak memandang ke arah sumbernya, seseorang masuk setelah mengetuk sebanyak tiga kali ketukan dan mendengar suara sahutan singkat Myungsoo dari dalam.

"Saya sudah mencari tahu," suara lembut wanita itu terdengar oleh indera pendengaran Myungsoo setelah suara hentakan sepatu hak tinggi itu mereda, dia mengangkat kepalanya dan menatap wanita cantik itu yang sekarang berdiri tepat di depan meja kerja, "anda tidak bisa tidak menghadiri rapat hari ini, direktur Lee mengatakan bahwa anda harus datang dan tidak ada alasan untuk menghindari rapat hari ini." sambungnya dengan mata yang tak tenang karena atasannya tersebut memandangnya dengan begitu serius. Seakan menguliti dirinya.

"Tidak ada alasan? Aku punya alasan untuk itu."

"Tapi anda tidak mengatakan kenapa anda ingin melewatkan rapat hari ini." Park Min Young selaku sekretaris Myungsoo menjawab penuh penekanan, seakan dia menunjukkan kekesalan serta sikap putus asanya. Dari segala sisi, dialah yang akan disalahkan. Dari sisi direktur Lee dan juga atasannya sendiri, Kim Myungsoo.

Myungsoo menghela napas keras, tak senang. Melempar pena ke atas meja tidak terlalu keras tapi tetap saja membuat sekretaris Park memundurkan langkahnya sedikit ke belakang, "direktur Lee mengatakan dia harus tahu alasan anda ingin melewatkan rapat terlebih dahulu sebelum membiarkan anda keluar."

"Dan kau tidak bisa menemukan alasan untukku?" asisten Park menelan air ludahnya sendiri, "apakah mencari-cari alasan sebegitu sulitnya?" ujar Myungsoo lagi. Tanpa pria itu sadari, sekretaris wanitanya itu mendumel dalam hati― kalau menurut anda tidak sulit, cari saja alasan sendiri!

"Maafkan saja direktur Kim." Dan hanya kalimat permintaan maaf yang bisa dia ucapkan. Myungsoo membanting punggungnya pada kepala kursi, meraih ponsel yang ada di sebelah kanan meja kerja lalu berujar, "aku akan ke ruang rapat setelah menelpon." Mengangkat benda pipih dengan merek terkenal tersebut pada sekretarisnya, mengerakkan sebelah alisnya ke atas lalu berkata dingin, "kau tak ingin keluar?"

"Ah, tentu. Maaf." Kata maaf kembali terucap dari bibir berwarna merah wanita itu, melangkah mundur dengan mata Myungsoo yang masih menatapnya lekat. Ponsel telah menempel di telinga pria itu, tapi dia belum mengatakan apapun sampai sekretaris Park keluar dari ruangan.

***

Bae Suzy berkacak pinggang dan memutar badannya perlahan, mengamati pantulan diri di cermin toilet wanita rumah sakit. Mantel dokter dengan namanya di dada itu tampak sangat pas untuknya seperti biasa. Suzy menambahkan lipstik merah untuk semakin menyempurnakan penampilan, dia tahu bahwa sekarang sudah cukup siang dan wajahnya tampak pucat tanpa lipstik yang semakin siang akan semakin memudar. Wanita itu mengakui bahwa dia terlalu banyak mengigit bibirnya hari ini. Itu adalah kebiasaannya― mengigit bibir bawah tanpa sadar.

Rambut panjang berwarna hitam yang sedikit bergelombang itu ia kuncir satu dengan sedikit poni di kedua sisi dahinya, ia mengangguk setuju pada pantulan diri lalu memilih untuk segera keluar setelah memasukkan kembali lipstiknya ke dalam saku mantel dokter tersebut. Melangkah ringan menuju ruang kerja.

HER [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang