THE CRUEL PRINCE
Happy Reading
Orang yang duduk disamping Mutia yang kata sang pengawal botak adalah sang mafia. Sedang menatap lurus kedepan tanpa mau mengalihkan pandangannya bahkan untuk berbicara dengan Mutia pun saja enggan. 'Jangan-jangan dia itu bisu setelah seminggu tidak bertemu' pikir Mutia.
Sopir mobil juga sangat membosankan karna hanya terdiam dan fokus menyetir tanpa mau melepaskan stir mobil. 'Kalo dilepas kan bisa kecelakaan bukan?' Pikir Mutia lagi. Ia sungguh sangat bosan sedangkan perjalanan kelihatan cukup jauh.
Sebenarnya ia akan dibawa kemana? Kalau waktu pertama kali di culikkan masih di daerah kota. Nah sekarang ini melewati jalanan yang sangat sepi dan banyak pepohonan seperti hutan. 'Jangan-jangan aku akan di bunuh dan organ tubuh ku akan dijual ohh tidak ... jangan sampai karna aku belum menghabiskan drama korea ku she was pretty' batin Mutia berteriak bahkan Mutia sambil menggelengkan kepalanya sangat kuat.
"Kau kenapa?" Tanya mafia setelah melihat tingkah wanita yang disampingnya seperti orang gila. Mutia menatap mafia dengan mata hampir berkaca-kaca bahkan saat ini ia bisa membuat mobil ini penuh air mata.
"Ku mohon tuan mafia bocah yang sangat aku tidak perduli. Tolong jangan bunuh aku sekarang aku harus menghabiskan drama korea ku tuan ku mohon" sekarang lengkap dengan pipi mulus Mutia penuh air mata yang deras sederas sumber air beta.
Mafia hanya menatap Mutia bingung pasalnya wanita ini sungguh aneh dan mendekati gila. Ia juga berpikir kenapa ia malah senang berdekatan dengan wanita yang lebih tua dengan nya itu.
"Ku mohon ... kau bisa mengambil organ ku setelah aku menonton. Plisss kau tidak tampan dan juga bocah. Apa kau tega membunuh wanita cantik seperti ku? Jika ia aku akan laporkan kau kepada Kak Seto biar di suntik difteri" tidak mendapat respon Mutia sekarang menarik-narik jaket yang dikenakan oleh mafia itu. Dan dengan seenak nya Mutia membersihkan ingusnya disana.
Mafia hanya menatap datar dan tanpa ada rasa jijik dengan apa yang dilakukan Mutia kepada jaket mahal nya. Ia malah menyuruh Mutia menyeka air matanya dengan celana dalam nya (anjir wkwk :v).
Sopir mobil mewah milik mafia itu tetap fokus tanpa mengkepo dengan apa yang dilakukan mereka. Sopir itu malah sengaja menulikan telinganya supaya tidak medengan ocehan yang tidak berguna.
*
Tak terasa mereka sudah sampai didepan rumah besar bukan sangat besar. Yang menurut bisa menampung korban bencana tsunami btw kalau tsunami bukanya ini rumah juga kena? Ahh masa bodohlah.
Mutia masih betah berada didalam mobil dengan ac yang sepoy-sepoy dingin. Sedangkan sang mafia sudah berkali-kali berteriak menguruhnya keluar. Mutia tidak mendengar apapun sebab mobil ini kedap suara. Jadi siapa disini yang salah?
Mafia yang sudah jengkel membuka pintu mobil dan menarik wanita yang sudah membuatnya kesal dengan keras. Dengan langkah yang tersegal-segal akibat kaki kesemutan, Mutia berusaha berjalan dengan normal 'bagaimana pun aku harus tetap terlihat anggun dan menawan' batin Mutia sambil menahan sakit. Mutia adalah mantan queen di semasa smp tapi tak genap satu tahun akibat ia dilengserkan oleh siswa pindahan dari sekolah yang berhadapan dengan sekolahan nya.
Tiba-tiba mafia itu berhenti didepan pintu secara mendadak. Ternyata ia sedang berbicara kepada salah satu pengawal yang berada didepannya.
"Извините меня, сэр, я хочу сообщить вам, что отправка лекарств и органов осуществляется без каких-либо" ucap pengawal yang saat ini sedang berbicara dengan bahasa rusia yang Mutia tak tahu artinya. Mafia itu hanya melihat Mutia yang masa bodoh dengan ucapan pengawalnya.
"ок. Скажи Канасу сегодня вечером, чтобы встретиться со мной. А теперь уйди от моего присутствия" balas Mafia lalu mengeratkan tangan Mutia yang berada ditelapak tangannya. Mutia seakan ingin menjerit dengan kuat.
"хороший лорд" lalu pengawal itu pergi dari hadapan mereka.
Mutia memutar bola matanya sangat malas 'bahasa alien russia lagi' pikir Mutia. Mutia saat ini benar-benar kesal dengan sang mafia bocah sebab mafia itu membawanya tidak pas waktunya. Tadi pagi Mutia sudah berfoto sangat imut dan pengen dimanja tetapi belum sempat ia menguploadnya di instagram miliknya sang mafia datang dan membawanya.
Padahal kamaren malam Mutia habis mengupload foto sepuluh sekaligus dengan pose yang sama dan tempat yang sama pula. Bahkan banyak yang mencibir Mutia itu terlalu cantik untuk di foto atau lebih tepatnya mereka muak dengan foto yang diupload oleh Mutia.
Mutia yang masih fokus dengan pikirannya sendiri hampir terjatuh akibat tarikan mafia yang kencang. Pintu besar itu terbuka dengan sempurna dan menampilkan kegelapan disana.
Dengan menjentikkan jarinya lampu-lampu didalam rumah besar itu menyala dengan bersamaan dan menampilkan keindahan sekaligus kemewahan rumah itu.
Mutia hampir meneteskan air liur nya seperti anjing yang melihat tulang sapi karna ia menganga melihat rumah itu. Dengan cepat Mutia menutup rapat mulutnya supaya terlihat elegan kembali.
Kemudian muncullah orang-orang dengan berbaris rapi dengan posisi Mutia dan mafia itu berada di tengah-tengah barisan. Mutia melihat dari pakaian yang mereka pakai pasti mempunyai tugas tersendiri.
Seorang dari mereka maju satu langkah dan menatap Mutia dengan sedikit senyum yang terangkat, sedangkan Mutia membalasnya dengan cengiran dan mafia terlihat tidak suka dengan itu.
"Selamat pagi nona Adistya, perkenalkan nama saya Robert Hunston. Saya kepala pelayan disini nona. Dan mereka semua adalah para pelayan dan beberapa ada pengawal. Mereka semua akan menuruti permintaan nona termasuk saya" ucap pria tua itu dengan panjang Mutia hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Mungkin nona ingin menanyakan sesuatu mungkin" sopan Robert kepada Mutia yang masih terbengong melihat interior rumah ini yang bisa dijadikan ide baru di hotel tempatnya bekerja.
"Nona Adistya?" Sedikit melambaikan tangan nya pria tua itu sedikit menghela nafas. Mutia segera sadar dan menggeleng dengan pelan.
Kemudian Robert menyuruh para pelayan tadi melanjutkan perkerjaan mereka masing-masing. Robert yang hampir melangkah kan kakinya segera terhenti oleh tarikan tangan Mutia.
"Tunggu ... tunggu Mr.Robert aku ingin menanyakan sesuatu yang penting" orang yang dipanggil nya itu segera mengangguk dan sang mafia mengangkat alisnya kepo.
"Begini ini sangat-sangat penting dan hampir menyakut hidup ku. Eumm ... apakah disini televisi bisa terhubung dengan serial drama korea?" Tanya Mutia dengan cepat sementara mafia mendengus kasar.
"Tentu bisa nona. Apakah anda ingin menonton nya sekarang?" Tawar Robert dengan ramah Mutia mengangguk dengan semangat empat lima.
Belum sempat Robert berbicara lagi mafia itu menarik tangan Mutia dengan kasar. Mutia dengan seluruh kekuatan menghentikan aksi mafia itu, sebab selain tangannya terasa sakit ia juga ingin menonton.
"Apa yang kau lakukan bocah? Kau menyakiti tangan ku dan hey ... lihat kulit ku merah bukankah ini keren" Mutia dengan mata berbinar melihat pergelangan tangannya yang memerah. Sedangkan mafia hanya menatap datar kepadanya.
Saat ini mereka sedang berada didalam sebuah kamar yang sangat feminim dengan cat berwarna pink dan putih yang mendominasi. Tak luput dari pandangan Mutia barang-barang disini juga terlihat sangat mahal.
Tanpa mengucapkan apapun mafia itu pergi dari hadapan Mutia dengan mengunci pintu kamar. Mutia yang melihat itu hanya bisa pasrah dan sambil menangis.
"Drakor kuuuu auuuwwww!!!!" Mirip serigala bukan?
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CRUEL PRINCE
Lãng mạnWARNING !!! PRIVAT ACAK "Entah ini cinta atau obsesi aku tidak perduli. Yang aku tahu aku merasa nyaman di dekat mu. Aku selalu ingin lebih dan lebih jika berhubungan denganmu. Aku rasa aku tidak bisa jauh darimu, aku tahu kau takut dengan ku tapi a...