Part 8 - Rencana Kabur Menjadi Curcol

3.1K 106 2
                                    

THE CRUEL PRINCE

Happy Reading
...

Mutia membuka kedua matanya dengan perlahan. Ia mengatur nafasnya dan berniat untuk duduk namun tubuhnya terasa ditahan oleh sesuatu. Kemudian mata cantik miliknya melihat ke samping ranjangan terdapat seonggok tubuh manusia yang entah itu mati ataupun hidup. Ia tidak perduli.

Dengan sangat hati-hati Mutia mengangkat tangan orang yang berada di atas perutnya. Belum sempat Mutia berhasil, orang itu bergerak merapatkan tubuhnya kearah Mutia. Sedangkan Mutia merutuki dirinya sendiri sambil berpikir menyingkirkan orang di sampingnya. Aha!

"Hey ... kebakaran .... kebakaran!" Teriak Mutia sambil menggoyang-goyangkan tubuh orang disampingnya.

"Kebakaran ... hoyyy kebakaran ... budek nih otong" kini Mutia berbicara tepat di telinganya. Membuat orang itu mengerang kesal dibuatnya.

"Kebak -" belum selesai Mutia berorasi. Orang it berdiri dan melangkah untuk pergi.

"Berisik!"

Blaammm

Lalu menutup pintu itu dengan kencang membuat Mutia hanya mengedipkan matanya kaget. Mutia berpikir bagaimana orang setampan itu dan setajir ini bisa mempunyai sifat setan seperti itu. Ia hanya mengelus dadanya bersabar mungkin ini adalah rusaknya moral bangsa dengan ditandai tidak sopan terhadap orang yang lebih tua darinya.

"Mandi ahh ... biar badan seger, kan udah sembuh bisa ngecengin cowok bule" ucap Mutia sendiri dan mulai masuk kedalam kamar mandi.

**

"Tuan apa hari ini anda akan mengikuti kelas?" Tanya Robert pria paruh baya yang saat ini berdiri di belakang Gio yang mengenakan pakaian didepan cermin.

Namun Gio hanya bungkam enggan menjawab. Sejujurnya hal itu sangat melukai hati Robert tapi ia sudah cukup terbiasa dengan sikap majikannya ini sendari kecil.

Gio mengabaikan kehadiran Robert sendari tadi bahkan ia meninggalkan orang yang dari kecil sudah membantu orang tua nya membesarkan dirinya.

"Apa yang ia lakukan?" Tanya Gio bergumam namun cukup di dengar oleh Robert yang mengikuti perginya Gio.

"Nona terlihat antusias bercengkrama dengan para pengawal dan pelayan tuan ... jika di lihat seperti itu sorot mata nona terlihat hidup kembali" jelas Robert sambil melihat kearah halaman depan yang menampilkan beberapa wanita dan pria sedang asyik bercengkrama.

Gio sangat tidak suka melihat Mutia yang tertawa lepas bersama dengan orang lain. Sedangkan bersama dirinya ia hanya menatapnya dengan sorot mata ketakutan dan tidak bahagia sangat berbeda dengan saat ini. 

Dengan langkah lebarnya Gio dan diikuti oleh Robert menuju dimana Mutia berada.

"Hey ... tapi bukan kah bali itu banyak wisata asing nona" tanya seorang pelayan yang terlihat lebih tua dari Mutia.

"Memang tapi di Jogja juga banyak kok. Kalo kalian mau berlibur disana kau bisa menghubungi ku dan aku serta teman ku Gatha akan memandu kalian. Gratissss tiss tanpa biaya" jawab Mutia sambil mengayunkan tangannya.

Kemudian Mutia menggaruk garuk telinganya merasa gatal. 'Apa mungkin ini ada yang membicarakan ku? Berani sekali! Awas saja jika bertemu akan ku belikan semangkuk ice cream, biar tau rasa' batin Mutia sambil terseyum licik.

"Wahhh ... benarkah? Tapi apakah bisa nona?" Kini bodyguard botak yang bertanya, Mutia hanya mengangguk-angguk kepala mendengar pertanyaan itu.

"Tentu sangat sangat ... sangat tidak" jawab Mutia membuat semuanya mendesah kecewa.

Mereka semua tidak menyadari kalau di dekat mereka Gio dan Robert sedang mendengarkan percakapan mereka ah ralat untuk Gio khusus Mutia yang ia dengar.

"Hahaha ... kalian ini begitu saja sudah kecewa. Lihatlah disana" lanjut Mutia sambil menunjuk kearah hamparan luas taman dari mansion ini membuat semua melihatnya.

"Banyak rumput dan tanaman"

"Ah ... kau ini nona senang sekali bercanda. Apa kau seorang aktris?" Pelayan wanita itu bertanya sambil menguap tidak sopan. Namun Mutia malah menghirup aroma angin dari hasil mulut yang terbuka dengan girang sebab ini salah satu kegiatan jika Gatha menguap ia akan mendekatkan tubuhnya kearah Gatha. 'Gatha ... ia rindu'

"Yaa kau memang benar aku sebenarnya ini artis disana tapi disini malah jadi tawanan penjara ... hahaha" ucapnya sambil tertawa, tawa Mutia membuat orang di sekelilingnya juga ikut tertawa.

"Jadi nona akan tetap berada disini atau pergi terbang melewati pintu gerbang itu" botak kembali bertanya. Mutia berdiri dari duduknya dan sedikit berjalan ke depan membuat orang lain bingung dengan tingkahnya kecuali botak tentunya.

"Apa urusan anda menanyakan itu? Bukan hak anda bertanya kepada saya!" Ucap Mutia sambil menunjuk kearah botak. Semua orang bingung melihat tingkahnya.

"Bravo ... bravo nona kau hebat" ucap botak sambil bertepuk tangan dan tersenyum girang. Sedangkan yang lain terbengong menghadapi kedua makhluk aneh.

"Aku putuskan akan keluar dari sini dengan secepatnya" ujar Mutia mantap membuat yang lain mengangguk takut ketahuan oleh tuannya mendukung tawanan tuannya.

"Kalian semua harus memilih ku ... ku pastikan jika kalian pilih nomor urut dua akan sejahtera dan mendapat perlindungan dari Tuhan" ucap Mutia ngelantur membuat yang lain tertawa.

"Aku serius, aku akan keluar dari neraka ini" lanjut Mutia tetapi itu tidak mengentikan tawa mereka.

Gio yang mendengar itu segera keluar dari tempat persembunyiannya. Kemudian mendekati mereka, pelayan dan bodyguard yang menyadari keberadaan Gio segera menunduk hormat dan mengacir pergi meninggalkan Mutia yang masih sibuk berorasi di depan Botak.

"Kau harus memilih ku jika tidak akan aku laporkan kepada Gatha ha! Mau kau di cincang oleh Aga ku" ancam Mutia dengan muka dibuat-buat seram. Botak hanya mengangguk setuju daripada ia menghadapi wanita bar-bar seperti Gatha.

"Sebentar lagi aku akan bebas" ucap Mutia senang sambil merentangkan kedua tangannya tanpa menyadari kehadiran Gio dan Robert di sana.

"Sayangnya itu tidak akan aku biarkan" Gio berbicara dengan suara lantang miliknya. Mutia memutar tubuhnya melihat orang yang berbicara tadi.

"Ohh ehh ... kau ternyata si bocah. Apa kau juga akan ikut mendukung ku untuk keluar dari sini" Mutia bertanya dengan cengengesan membuat Gio yang tadi ingin marah menjadi sedikit meredam emosinya.

"Kau ingin keluar?" Kini Gio bertanya dengan senyum mengejek dan begonya Mutia menggeleng.

"Tidak aku tidak mau. Disini enak rumah mewah, makanan lezat terus apa-apa selalu dilayani serasa seperti putri raja. Berbeda dengan tempatku yang sangat hina disana, penuh dengan perjuangan. Namun disini tidak ada Gatha jadi tidak asyik" ini sebenarnya curcol dari Mutia yang ia rangkum dalam salah satu rencana yang terencana dari kutipan BBMGP yaitu buku besar mutia gatha palsu, karna rencana itu semua palsu hanya tipu muslihat.

"Psssssstttt ... nona kenapa kau malah curcol" bisik botak di dekat Mutia.

"Hussstt diamlah ini itu taktik tok main tiktok" balas Mutia dengan santai dan botak menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena tidak ada rambut sama sekali.

"Ayuk main yuk" ucap botak kemudian membuat Mutia memutar kepalanya menghadap botak.

"PUTRI TERCINTAA!!!" Teriak mereka bersamaan.

"Gila" ucap Gio kemudian ia pergi dari tempat itu. Kemudian Robert mengacungkan jempol kearah mereka berdua.

"Kau gila nona" ucap botak kemudian pergi meninggalkan Mutia sendiri 'yah kayak jomblo dong sekarang' batin Mutia menatap kepergian botak.

"Yah aku memang gila"

Bersambung ...


THE CRUEL PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang