Hidup bagaikan kebimbangan.
Saat aku ingin dekat, Tuhan tak pernah mengabulkan.
Saat aku jauh, Tuhan malah mempertemukan.****
Riana PovJam istirahat pertama sebentar lagi usai, perutku yang dari tadi mendemo ingin memakan sesuatu harus terpaksa aku tahan, ya karena aku tengah rapat.
Ya rapat kali ini benar benar membuat aku muak, karena keputusannya tak sesuai dengan apa yang harus aku jauhi.
Aku harus bekerja sama dengan Aldo? Yang benar saja, aku tak pernah tau harus senang atau tidak.
Memang Keke tidak mencintai Aldo, Tapi aku juga memikirkan perasaan Aldo. Apakah dia nanti akan menangis, jika mengetahui bahwa Keke tak mencintai dia tulus. Ah masa bodo seharusnya bagiku, tapi kenapa aku selalu memikirkannya.
Aku berniat pergi kekantin untuk membeli sesuatu yang bisa aku makan.
"Rin" Ucap sesorang sembari menepuk pundakku.
"Aldo?" Tanyaku.
"Iya ini gue" Jawabnya.
"Lah loe ngapain pakek masker segala?" Tanyaku heran melihatnya, karena kena setan apa dia memakai masker dan topi di sini?.
"Takut ketemu fans ntar dimintai ttd pula" Jawab dia.
"Cih, jijik" Ucapku.
Aku memang bersifat tenang saat berhadapan dengannya. Aku tak pernah menunjukkan bahwa aku mencintai dia. Sangat mencintainya.
"Ikut gue" Ucapnya sembari menarik tangan kananku.
"Eh eh guee mau dibawa kemana" Tanyaku sambil melangakah nengikuti langkah kaki Aldo yang tak tau mau membawaku kemana.
"Aldo lepasin" Teriakku.
Tapi jauh dari hati, baru kali ini aku digandeng olehnya. Ah hatiku kembali berdetak tak karuan.
Melihatnya saja bisa membuatku jantungku berdetak cepat, apalagi digandeng olehnya? Mungkin jantungku sudah Ber dag dig dug ria didalam, apa pulang nanti aku akan jangtungan, Ah alay sekali.Ternyata Aldo membawaku ke kantin, Ah dia tau sekali jika aku lapar. Apa mungkin, dia memiliki kontak batin denganku yang artinya itu jodohku? Ah kenapa aku berfikir seperti itu.
"Ngapain loe bawa gue kesini?" Tanyaku.
"Gue traktir" Ucapnya.
"Maksud loe?" Tanyaku tak mengerti.
"Pak Bre tolong dong, Bakso 2 sama Es teh 2" Ucapnya memesan sembari membuka masker yang ia kenakan.
Kulit putih, Tinggi, Dada yang bidang, dan juga Uh jakun yang bergerak naik turun saat berbicara membuatku semakin nafsu. Maksudku nafsu untuk disuap bakso olehnya.
"Ngelamun aja loe!" teriaknya mengagetkan.
"Loe aneh" Ucapku.
"Loe ya, ditraktir gk bilang makasih malah gue aneh" Ucapnya.
"Makasih" ucapku.
"Gak ikhlas" Ucapnya.
"Biar" Ucapku.
Setelah beberapa menit kita menunggu, akhirnya pesanan pun datang. Aku tak tahu apa alasan dia menraktirku, karna jika aku lapar maka akan lupa segalanya.
Mungkin saat ini aku tengah makan dengan lahapnya, hingga aku tak tau sepasang mata indah yang inginku tatap setiap harinya tengah melihatku.
Deg!
Copot nih udahan jantungku.
"Lapar apa doyan?" Tanyanya.
"Jangan makan banyak², lihat tuh badan udah pendek masa iya harus gendut? Ntar kaya ikan buntel tuh melembung" Lanjutnya dengan mempraktekkan gaya ikan buntal, maksudku dengan pipi di kembangkan.
"Ih dasar" Ucapku sambil terus menguyah bakso yang ada dimulutku.
"Makan tuh rambutnya di tata" Ucapnya sembari merapikan helai rambutku yang jatuh mengenai depan mataku. Ia menyingkirkannya dibelakang telinga kananku.
Sekali lagi karenanya, jantung ini berdebar lebih cepat dari biasanya.
Tangan ini tak mampu ku gerakkan.
Dihadapanku, tengah duduk seorang yang sangat aku sayangi.
Dan ia menatapku, Tatapan begitu dekat.
Lebih dekat dari apa yang tak pernah aku duga.Aku segera mengalihkan tatapanku dengan matanya yang indah.
Ingin sekali aku memandangnya, dan mengungkapkan lewat tatapan mata bahwa aku sangat menyayanginya."Gausah deg deg an gitu" Ucapnya terkekeh.
"Eh eng enggak, siapa yang deg deg an?" Ucapku tak mampu melihat mata indahnya lagi.
"Kebaca anjir" Ucapnya.
"Ada yang marah ntar" Kataku.
"Gak" Ucapnya.
Deg!
Sudah berapa kali dia membuatku jantungan di pagi yang panas ini? Mungkinkan semua ucapan dia benar? Apakah dia sudah putus dengan Keke?.
Apa Keke bilang semua kepadanya Bahwa ia tak mempunyai rasa suka sedikitpun. Ah tidak mungkin, Jika benar Keke menceritakan semuanya sudah pasti Aldo sangat sedih. Ya aku tau, karena Aldo begitu mencintai sahabatku itu. Tapi apa maksud dari ucapannya?.
"Hidup itu pilihan rumit Rin, Kadang kita gak pernah tahu siapa jodoh kita, padahal kita cintanya sama si A tapi si B begitu mencintai kita. Lalu manusia bodoh mana yang berani melepaskan si B demi si A?" Tuturnya yang membuatkua semakin tak mengerti.
"Maksudnya?" tanyaku tapi tak ia jawab.
------
Jeng jeng jeng..
Ketemu lagi dengan aku.
Hahah lama gak up ya? Duh ada yang kangen gak sama Riana?😂
Atau kangen sama yang nulis?
Cari inspirasi tu susah beneran deh:(See you next chapter ya kakak^^
Yang suka boleh ditinggalkan jejaknya:) Yang gak suka baca aja terus siapa tau jodoh :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Ice Cream
Teen FictionSeseorang bisa dideskripsikan dengan suatu benda Karena sifatnya ataupun kepribadiannya. Sama dengan Riana menyamakan Aldo dengan Ice cream coklat kegemarannya. Menurutnya Aldo bagaikan Ice Cream, Bila dimakan ia lembut sama dengan perilakunya. Bila...