10. Kepedihan yang teramat dalam (yuki)

34 10 10
                                    

YUKI POV

Pagi sekarang aku sudah ada di bandara untuk menuju ke Alaska. 

Entah kenapa hatiku ini tidak karuan dari tadi. Entah karena efek dari perkataan kak shiro yang tidak mau menganggap ku sebagai adiknya lagi, atau ada hal lain? Entahlah.

***

Sesampainya di Alaska...

Kenapa di Rumah ini banyak orang? Kenapa semua orang menangis?

Dengan rasa penasaran, aku pun menuju ke rumah keluarga ku di Alaska. yang tinggal beberapa langkah lagi.

Semua orang yang kulewati menatapku sendu. Aku sangat risih dengan mereka. Kucepatkan saja langkah kakiku agar lebih cepat menuju rumah yang pintunya terbuka. Terutama, terbebas dari tatapan sendu mereka.

Setelah aku masuk ke sana,

Hah?

Suatu objek sangat menarik perhatianku. Sesuatu yang ditutupi seluruhnya oleh selembar kain putih.

MAYAT?!

"Paman?" panggilku lirih. Aku mendekat ke objek itu untuk memastikan kalau ini bukan paman. Aku mencoba untuk mengendus baunya. Tentu setiap orang memiliki bau yang khas, kan? Namun yang kucium hanyalah bau anyir darah yang sedikit menyengat di indra penciumanku.  

Aku panik.

Bagaimana jika itu benar-benar paman? Aku mengira begitu karena sudah lama pamanku sakit-sakitan.

Tapi ... bukankah tidak mungkin kalau orang sakit bisa berbau anyir darah seperti ini?

Oke, tidak mungkin. Aku menggelengkan kepalaku seraya mundur perlahan menjauhi mayat yang tertutup selembar kain putih itu.

"Ekhm... nak."

Seru seseorang yang menepuk bahuku pelan, hingga membuat tubuhku sedikit mengerjap.

Aku pun berbalik. "Hmm, iya?"

LHO? PAMAN? batinku

Aku sangat kaget, ternyata orang yang menepuk pundakku itu adalah paman ku. Lantas, siapa mayat yang ada di depanku tadi?

"Iya nak, ini paman." jawab pamanku lirih.

Aku tatap kembali mayat yang tertutupi kain tadi. "Mayat ini... siapa?" tanya ku dengan sedikit gemetar. Aku tak mengerti kenapa tubuh ku bisa segemetar ini?

Kuperhatikan raut wajah paman. Tatapannya menyiratkan kesedihan yang dipendam. "Itu..." paman menggantungkan ucapannya sebelum akhirnya menghela napas dan menjawab,   "Itu, ayahmu."

AYAH? Tidak! Ayah tidak boleh meninggalkanku secepat itu!

"Tidak mungkin... tidak mungkin! PAMAN BOHONG!!" bentakku. Aku mendekat ke arah mayat itu dan kubuka kain putih yang menutupi wajah mayatnya.

Dan ternyata itu benar-benar wajah ayahku, TUAN PAPA.

Tidak mungkin...

Aku mundur dan menggeleng tak percaya. "TIDAK MUNGKIN! AYAH TIDAK BOLEH MATI!" teriakku.

Aku menangis keras karena kebahagiaan ku telah pergi untuk selamanya, dan tidak akan kembali lagi.

"Yuki! Kau tidak boleh berbicara seperti itu!" seru Paman.

Entah kenapa tangisku semakin menjadi, sehingga mengundang banyak orang untuk melihat keadaanku. Mereka memandangku iba.

Tidak! Aku tak butuh tatapan iba mereka! Aku hanya ingin Ayahku hidup kembali!

Paman memelukku erat dan mengelus puncak kepalaku dengan lembutnya.

Tangis ku semakin menjadi. Tapi, hal itu malah membuat kepalaku pusing. Hingga perlahan tubuhku lemas dan terjatuh ke lantai yang dingin.

BRUK..

Yang aku dengar, pamanku menyerukan namaku dan suara panik orang-orang bersahutan.

A/N: yeay afdet lagi. ada yang peduli, btw? :"v
Aku berterima kasih kepada alloh swt yang telah membangunkanku sepagi ini :"). walaupun dengan cara sakit perut. tapi aku tetap bersyukur karena dengan cara ini aku bisa affdet lagi. yuhuy...
dibuat (03.47)

Happy reading📖

@Neneng silvana

SHIROBOT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang