THAT GIRL

86 32 0
                                    

Aku sudah mengenalmu sejak kecil. Sejak kau baru bisa berbicara dengan kosa kata yang lebih banyak. Sejak gigi-gigimu mulai memenuhi mulut mungilmu. Mungkin kira-kira, usiamu baru 3 tahun. Ibuku pernah berkata, pada saat kau lahir aku diajak untuk melihatmu. Karena ibuku dan ibumu memang bersahabat. Tapi sayang sekali. Aku tak ingat, yang kuingat adalah pada saat aku diajak ibuku untuk berkunjung ke rumahmu. Di sana, aku pertama kali benar-benar mengenalmu. Aku hanya berbeda satu tahun denganmu. Aku ingat diri kecilmu yang sangat imut. Ada banyak memori yang kita ukir bersama di otak kita masing-masing. Aku adalah orang yang mengajarkanmu naik sepeda. Mungkin mengajari seseorang untuk naik sepeda adalah tugas atau lebih tepatnya tanggung jawab Ayah mereka masing-masing. Tapi ayahmu tak ada di sana untuk mengajarimu naik sepeda.

Sebenarnya ayahmu telah pergi saat kau berumur 3 tahun. Aku ingat, karena pada saat itu aku sedang berada di sana, di rumahmu. Aku melihatnya dengan mataku sendiri. Aku melihat kecupan dan pelukan dari sang Ayah. Aku melihat ekspresi muka ayahmu yang tak rela melepaskan pelukannya. Tapi ayahmu tahu kalau dia masih mempunyai tanggung jawab yang harus di laksanakannya. Aku melihat ekspresi sedih yang sangat mendalam di muka sang Ayah yang berusaha disembunyikan darimu pada saat Ayahmu mengucapkan kalimat terakhir untukmu "I love you baby." aku melihat ayahmu keluar rumah lalu masuk ke dalam mobil dan mengendarai mobil itu. Aku ingat apa yang kau ucapkan saat itu "Mommy, Daddy pergi ke mana?" dan aku tahu pertanyaan itu tak pernah terjawab.  Karena setelah ibumu menutup pintu, ibumu langsung meninggalkanmu dan masuk ke kamar dengan air mata yang mengalir. Ibumu meninggalkanmu yang masih berdiri di depan pintu di mana kau ditinggalkan oleh seseorang yang seharusnya berperan sangat penting di kehidupanmu. Aku menyaksikan semua itu dengan mataku sendiri.

Tapi ternyata, kau melanjutkan hari-harimu dengan ceria. Seperti biasanya. Aku tak tahu apa yang sedang kau pikirkan. Aku tak tahu apakah di dalam hati kecilmu yang terdalam kau menangis dan berteriak meminta petunjuk atau kau masih bertanya-tanya mengapa hanya kau yang tak memiliki sosok seorang Ayah yang selalu kau impikan. Aku tak tahu.

Di depan banyak orang kau selalu menjadi sosok yang ceria. Walaupun kau sedang menghadapi masalah yang sangat besar. Masalah yang benar-benar menyakitimu. Tapi kau selalu berusaha untuk tersenyum. Kau tak peduli betapa sakitnya hal-hal yang sedang kau alami. Kau selalu dianggap sosok yang sangat kuat dan ceria. Tapi aku tak tahu apa yang ada di dalam sana. Aku tak tahu dan tak akan pernah.    

Tapi aku menulis buku ini bukan untuk bertanya padamu. Bukan untuk mengetahui semuanya. Karena aku sudah tahu. Aku mengerti apa yang sedang kau alami. Aku tahu betapa sakitnya. Aku tahu dan alasan aku menulis buku ini adalah untuk mengatakan maaf. Maaf aku telah mengingkari janji yang telah kubuat. Maaf aku merasa malu. Maaf aku tak bisa menjadi seorang sahabat yang sangat kau harapkan. Seorang sahabat yang dapat mendengar dan mengerti curahan hatimu. Aku sadar kalau aku tak berhak untuk dianggap seorang sahabat. Karena kau selalu ada untukku. Kau selalu ada saat aku membutuhkan bantuanmu. Kau selalu mengerti. Sedangkan aku, untuk memanggil namamu di depan teman-temanku saja aku tak berani. Aku telah mengacaukan semuanya.

So, I'm so sorry.(Jadi, saya sangat menyesal.)

Even if it's too late.(Bahkan jika sudah terlambat.)

I know it's too late to say sorry right now.(Aku tahu semuanya sudah terlambat untuk minta maaf sekarang.)

Because we can't undo what's done.(Karena kita tidak bisa membatalkan apa yang telah terjadi.)

Everyone knows that.(Semua orang tahu itu.)

But I promise, I'll fix everything.(Tapi aku janji, aku akan memperbaiki semuanya.)

I'll make your dreams come true.(Aku akan membuat mimpimu terwujud.)

Because you once said "I don't want them to ruin other people's life like they ruined mine"(Karena kau pernah berkata "Aku tidak ingin mereka menghancurkan kehidupan orang lain seperti mereka menghancurkan hidupku.")

I promise.(Aku janji.)

Sorry... This Is The FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang