THAT NIGHT

69 7 0
                                    

Hari itu adalah hari ulang tahunnya yang ke-16. Tentu saja hari itu adalah hari yang seharusnya sangat istimewa baginya. Tapi seperti biasanya, dia adalah gadis yang sangat berbeda dari gadis lain. Dia tak ingin untuk menggelar perayaan yang sangat besar dan mengundang sebagian besar orang yang dia kenal untuk merayakan ulang tahunnya. Dia tak ingin untuk menghabiskan uang dalam jumlah yang sangat besar hanya dalam jangka waktu satu hari. Hanya ada satu hal yang dia inginkan, menjalani hari ulang tahunnya seperti hari normal lainnya. It's too simple right?

Tapi sebagai orang yang selalu dia ajak untuk melakkan hal-hal gila, aku ingin memberinya sesuatu yang sangat berharga. Aku ingin membuatnya senang. Aku ingin memberinya satu hari yang sangat istimewa. Hanya satu hari. Atau mungkin hanya dalam hitungan jam. Ataupun hanya dalam hitungan menit

Aku datang ke rumahnya dan menjemputnya untuk makan malam. Dia membuka pintu depan dan 'Wow...dia sangat cantik.' Kata hatiku. Dia mengenakan gaun berwarna hitam yang panjangnya selutut. Rambut hitamnya terurai kedepan. Hari ini bukan pertama kalinya aku melihat dirinya seperti ini. Tapi tetap saja dia masih dapat membuatku kagum.

"Kau siap?" Tanyaku sambil mengulurkan tangan. Aku sangat gugup. Karena aku ingin semua rencana yang telah kusiapkan untuk malam ini berjalan dengan lancar. Tanpa ada satupun halangan atau masalah yang mengganggu.

"Mungkin. Aku ga tahu apakah aku sudah siap. Aku takut ada satu atau mungkin dua hal yang kurang." Jawannya ragu sambil menggenggam tanganku.

"Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya." Aku menarik dirinya dan berjalan menuju mobil. Aku membukakan pintu untuknya lalu mempersilakan dia masuk. 'Okay, here we go.' kataku untuk meyakinkan bahwa diriku dapat melakukannya dengan sangat sempurna.

"Kita akan pergi ke mana?" Tanyanya.

"Suatu tempat yang akan kau sukai."

"Kenapa kau begitu yakin kalau aku akan menyukai tempatnya?" Tanyanya dengan santai. Nada suaranya seperti tidak mengharapkan sebuah jawaban akan pertanyaan tersebut dan memang aku tak menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu. Selama ini aku mengenal dia. Tentu saja aku pasti mengetahui namanya. Aku tahu apa yang dia suka. Aku tahu makanan favoritnya. Aku tahu dia akan lebih suka dingin dari pada panas. Aku tahu banyak hal tentang dirinya yang mungkin tidak orang lain ketahui dan seharusnya menjadi sangat mudah bagiku untuk menjawab pertanyaan yang sangat sederhana tersebut.

Tapi aku tak dapat menjawabnya. Karena akan selalu ada hal baru lainnya yang tak kuketahui tentang dirinya. She never stops surprising me.

"Okay...kali ini kau benar. Aku menyukai tempat ini." Katanya setelah kami duduk di salah satu meja di dekat jendela dan itu sudah cukup membangkitkan kepercayaan diriku kembali yang tadi hilang untuk sekejap saat dia bertanya di dalam mobil.

"Pemandangannya begitu indah. Bagaimana kau menemukan tempat ini?"

"Googling." Jawabku dengan ragu. Aku takut kalau dia merasa kecewa atas jawabanku yang membuat diriku terdengar seperti seorang pemalasan. Tapi memang itulah yang kulakukan.

"Yeah...of course. Kenapa tak terpikirkan olehku." Jawaban yang sangat melegakan.

Kami memesan makanan lalu kami membicarakan banyak hal. Tentang sekolah, pelajaran. Tentang keluarganya, tentang adik laki-lakinya yang selalu bersikap menyebalkan dan masih ada banyak hal lainnya yang kami bicarakan.

Kami tertawa bersama. Sampai-sampai tidak dapat berhenti. Senyumnya tak pernah dia turunkan semenjak aku menjemputnya. Dia terlihat sangat manis. Aku sangat merindukan hal ini. Sudah sangat lama sekali aku tak mendengar ketawanya karena diriku. Hampir tidak pernah. Setelah pertengkaranku dengan dirinya karena sebuah permainan yang kalau orang lain lihat, sangat sederhana. Tapi tidak bagi dirinya. Permainan tersebut berpengaruh sangat besar untuk hidupnya. Karena dialah yang dipermainkan dan pertengkaran itu mulai karena kesalahan diriku sendiri yang terlalu mementingkan reputasiku di sekolah sebagai salah satu dari 5 orang laki-laki yang paling banyak digemari oleh para perempuan. Aku tahu. Aku tak seharusnya mengikuti permainan tersebut atau mungkin, aku tahu aku dapat membuat yang lain sama sekali tidak mengikuti permainan tersebut dan betapa bodohnya diriku. Bukannya memusnahkan permainan itu, tapi aku menjadi salah satu pesertanya. Karena pada waktu itu aku sangat mempunyai harapan kalau aku dapat memenangi permainan itu dan pada akhirnya aku mendapatkan satu hal yang sangat aku inginkan sejak kecil.

"Permisi, aku harus ke toilet dulu." Kataku saat makanan di piringku sudah habis. Dia hanya mengangguk.

Aku beranjak dari kursi dan jalan menjauh dari meja. Sebenarnya aku tak benar-benar ingin pergi ke toilet. Tapi aku harus pergi untuk mempersiapkan kejutan lainnya. Aku naik ke atas panggung.

"Selamat malam semuanya...namaku Ray dan aku berdiri di panggung ini untuk mempersembahkan sebuah lagu yang kubuat untuk satu orang yang sangat special yang sedang berulang tahun hari ini. Semoga kalian menikmatinya and happy birthday to you my special girl." Semua orang bertepuk tangan dan aku mulai memetik gitarku.

When you're down and have no one who can cheer you up

Would you let me be the one who get that honor?

When you're happy and you want to make the whole world notice

Would you let me be the first one to know?

I know it's crazy

But let me be the selfish one this time

I want you all for myself

I need you for the rest of my life

I love everthing about you

Cause I'm falling in love with you

When there's no one else in this crazy little world

Would you let me stay by your side until the end?

When I make mistakes and sorry is not enough

Would you still forgive me after everything I've done?

Aku turun dari panggung diiring tepuk tangan yang meriah. Aku jalan ke meja di mana dia duduk dan duduk di depannya.

"Thank you. Ray, I really like the song. Tapi kau tahu kan kalau aku bukan seorang putri. Maksudku, aku ga layak buat dapetin semua ini. I don't deserve someone like youand yes, you're the one who will get the honor, you'll be the first one to know everything, and of course I forgive you. You're the best thing that happen in my life. But why? Kenapa harus aku? Kenapa kau sangat peduli padaku? Kenapa harus sekarang? Maksudku, aku ga bisa menyakitimu Ray. Setelah semua yang telah terjadi pada diriku, aku tidak mau semua hal tersebut menghancurkanmu. I can't. I'm so sorry Ray. You deserve someone better than me. I'm sorry.I'm so sorry. I can't stay here any longer. I have to go." Air mata mengalir di pipinya dan dia berlari meninggalkanku. Aku memanggil namanya berulang-ulang tapi tak ditanggapinya. Aku pergi untuk mengejarnya tapi sesampainya di luar, aku kehilangan dirinya.

Dan di situlah, di detik itu juga, aku kehilangandirinya. Aku kehilangan hal yang paling berharga dan semua hal yang sangat luarbiasa yang pernah ada, yang pernah hadir dalam perjalanan hidupku dan tak adayang tahu kapan perjalanan panjang ini akan selesai. Aku tak dapat melanjutkansemua hal ini. Tidak tanpa dirinya dan semuanya hilang begitu saja. Hanya dalamsekejap.

Sorry... This Is The FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang