6; almost

16 4 0
                                    


Annyeong! bertemu egen di hari sabtu

sebelum membaca, jangan lupa pencet bintang di pojok kiri bawah ya!

selamat membaca!

.

.

.

Ia tak bisa membiarkan gadis disebelahnya terus menerus meniup telapak tangan kan?

Ayolah, ia adalah seorang lelaki. Ia harus melakukan sesuatu agar gadis di sebelahnya merasa hangat. Yonggi terus menerus berkutata dengan pikirannya, sementara gadis di sebelahnya sedang memerhatikan gedung-gedung tinggi di sekitar mereka.

Jangan tanya mengapa dengan sengaja Yoongi mengajak Yuri untuk berjalan-jalan disekitar Gangnam. Ia terpaksa melakukan itu. Harusnya, Yuri tersembunyi dengan aman di dorm mereka. Tolong salahkan manager mereka yang memberi kabar bahwa ia akan berkunjung sebentar ke dorm BangtanS dengan mendadak.

Bisa saja sih mengurung Yuri dikamarnya untuk sementara waktu. Tapi, bagaimana jika manager mereka ingin berbaring sebentar di kamar yang ternotabene masih miliknya? Mati sudah riwayat mereka.

Mau tak mau, mereka terpaksa membawa Yuri keluar.

Yoongi sedari tadi mencuri pandang kepada Yuri yang masih saja sibuk menghangatkan badan dengan meniup telapak tangannya. Namun, yang sedang dicuri pandang tak menyadarinya.

Frustasi, Yoongi mengeratkan topi dan masker kebangsaannya. Dengan cepat, Yoongi menggenggam telapak tangan Yuri yang dingin, lalu memasukkan kedua tangan mereka kedalam saku mantelnya.

Yuri sangat terkejut melihat perlakuan Yoongi. Namun ia hanya diam, membiarkan Yoongi menggenggam tangannya. Malu, ia menutupi wajah merah seperti tomatnya dengan syal yang ia kenakan. Hangat, batinnya. Bukan hanya tangannya yang hangat. Tubuh, beserta hati dan jantungnya ikut menghangat. Jantungnya berdebar dengan sangat kencar bagai sedang berpacu dengan pembalap.

Yuri melirik Yoongi sekilas. Ia ingin melihat raut wajah Yoongi. Namun, sayang sekali. Topi, masker hitam, ditambah kepala Yoongi yang tak selalu terpaku pada jalanan di depan membuat Yuri sulit melihat wajahnya.

Mau bagaimana lagi, Yoongi sedang berusaha menutupi wajah merahnya dari Yuri. sama seperti gadis itu, jantungnya berdebar dengan sangat kencang. Ia berdoa pada tuhan, agar degup jantungnya tak terdengar sampai telinga gadis itu. tinggi gadis itu yang hanya sebahu Yoongi membuat Yoongi semakin gugup. Telinga gadis itu sejajar dengan jantungnya, kemungkinan besar gadis itu bisa mendengar degupan kencangnya bukan?

Yoongi hanya bisa berharap pada tuhan.

Mereka berjalan dalam ke canggungan.

Mereka saling menutupi rona merah di pipi.

Saling menutupi degup jantung yang tak karuan.

Saling menutupi rasa malu yang merasuki.

"Oppa..." panggil Yuri di tengah keheningan yang menyusup diantara mereka. Jantung Yoongi seakan berhenti berdetak ketika Yuri memanggilnya. Nafasnya sesak. Seperti ada sesuatu yang meledak di dalam hatinya.

"Terima ka-"

TING!

Yoongi menguraikan genggamannya pada Yuri, lalu mengampil ponsel yang berada di saku celananya. Ia mengecek ponselnya. Sebuah pesan tertera disana. Memberi tahu bahwa mereka berdua sudah bisa kembali ke dorm. Yoongi menghembuskan napasnya. Lega.

DISTANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang