annyeong!
Pakabar semwa?
H3h3
Maap minggu kmrn tyda up
Gada waipai hwhw :"(Don't forget pencet bintang di pojok kiri ya!♡
Selamat membaca!
.
.
."Apakah harga nya tidak bisa dikurang sedikiit saja? kumohon, uangku hanya sedikit Baeshik-ssi," ucap Yuri dengan wajah memelasnya. Namun, pria paruh baya di depannya tak bisa luluh dengan mudah.
"Kalau uangmu sedikit, tak usah menyewa!" ucap Baeshik, pemilik gedung apartemen studio di pinggiran Seoul. Pria paruh baya itu langsung melengos pergi, memasuki ruangannya. Meninggalkan Yuri sendiri. Yuri menghela napas. Kembali gagal untuk menyewa apartemen studio.
"Heol, padahal apartemen nya sekecil itu, tapi harga nya sangat mahal," gerutu Yuri sambil berjalan menuju pintu keluar. Lalu ia menemui pria yang menunggu nya di depan pintu.
"Bagaimana?" ucap pria itu, tak lain dan tak bukan adalah Yoongi. Kembali menyemar, ia menggunakan kepala hoodie yang ia gunakan untuk menutupi separuh kepalanya. Tak lupa, ia mengenakan topi, kacamata, dan masker untuk menutupi wajahnya, agar tak ada yang mengenalinya. Pakaiannya sudah hampir sama seperti pencuri sekarang.
Mendengar pertanyaan Yoongi, Yuri hanya menggeleng dengan lemas. Tanda bahwa ia tak berhasil bernegosiasi.
Total, sudah 5 pemilik apartement yang ia temui hari ini, dan gagal semua. Namun, terdapat sedikit perasaan senang di lubuk hati Yuri. karena ia bisa lebih lama tinggal bersama para idolanya itu. Namun, perasaan tak enak kembali menyerang. Ia tak bisa membiarkan para member BangtanS kerepotan untuk menyembunyikannya.
Yoongi melirik Yuri sekilas, ia menangkap perasaan gelisah dari wajah gadis itu. Namun, ia tak tahu harus apa.
Sungguh, ia payah jika berurusan dengan perempuan. Dulu, ketika ia masih remaja, ia bahkan tak bisa memerlakukan kekasihnya seperti kekasih pada umumnya, karena itulah ia diputuskan. Yah, itu adalah masa lalu.
Yoongi melihat jam tangannya, lalu menghembuskan napas. Sudah waktu nya ia pergi.
"Mian, Yuri-ya, aku harus segera pergi, aku ada shooting acara sebentar lagi,"ucap Yoongi, mengingat jadwalnya. Astaga. Dalam keadaan seperti ini, ia harusnya menemani gadis yang seperti tak punya harapan itu. Tapi apa daya, ia benar-benar pergi saat itu juga.
Yuri mengangguk. "Maaf telah mengganggu jadwalmu Oppa, dan terima kasih," ucap Yuri, lalu melambaikan tangannya kepada Yoongi yang perlahan, berjalan menjauh.
Tubuh Yuri merasa hangat ketika melihat Yoongi yang membalas lambaiannya. Yuri tersenyum bahagia. Lambaian dan senyuman Yoongi cukup menaikkan moodnya. Jantungnya pun ikut berdebar dengan kencang.
Yuri melihat jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya.
"Mwo?!" ucap Yuri ketika jam sudah menunjukkan waktu 13.00 KST. Ia sudah terlambat selama satu jam. Dengan cepat, Yuri memberhentikan taksi yang lewat, lalu pergi menuju restoran tempat ia bekerja sambilan.
***
"Astaga! Ahn Yuri! Kau terlambat selama satu jam!" seru sang manajer ketika melihat Yuri memasuki restoran. Kim Boram, sang manager, menghela napas.
"Maafkan aku, sajang-nim," ucap Yuri sambil membungkuk, ketika sudah berada di hadapan Boram.
"Aigoo¸ apa yang harus kulakukan padamu, kemarin kau cuti selama beberapa hari, sekalinya masuk kau terlambat, apa aku harus memecatmu?" ucap Boram sambil mengkerutkan dahi. Nada bicaranya semakin naik, menandakan bahwa ia sangat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE
Fiksi Penggemar"Kau akan terus disini kan?" "Tentu saja." dan itu adalah kebohongan terbesar yang pernah kubuat. Update setiap hari: sabtu/minggu #404 for #junghoseok ⚠️ bahasa semi-baku