Part 14 Before Us

5.8K 408 1
                                    

Suasana hening sangat mendominasi ruangan itu. Tidak ada yang berani memulai pembicaraan. Diandra yang tadinya ingin meminta maaf mulai terlihat bingung. Kelakuannya yang tidak sabaran ternyata membuat Elisa ketakutan dan menangis.

"Ehem.. Maafkan kami jika kami mengejutkanmu El. Kami hanya ingin meminta maaf." ujar Diandra lirih. Suaranya nampak bergetar karena tidak tau bagaimana harus memulai pembicaraan.

Elisa hanya bisa diam menatap Diandra. Tubuhnya masih gemetar dan air mata masih belum berhenti mengalir dari kedua mata indahnya. Dilain sisi Lucian nampak memasang wajah sendu dan memelasnya.

Diandra yang melihat suasana tidak nyaman ini akhirnya membuka pembicaraan meskipun dengan perasaan gugup.

"Bagaimana kondisimu El?? Sudah lebih baik??". Diandra berkata dengan lembut sambil mendekati ranjang Elisa.

Elisa yang melihat Diandra mendekat langsung beringsut mundur dan menarik selimut di bawah kakinya untuk menutupi tubuhnya hingga sebatas dadanya. Ia memakai selimut itu sebagai pelindung untuknya.

Diandra yang melihat Elisa ketakutan akhirnya menghentikan langkahnya. Ia nampak menatap Elisa sedih. Apakah semenakutkan itu dirinya? Ia hanya bisa memaklumi perilaku Elisa dan berusaha tenang.

"Ehm kami tidak akan menyakitimu El, maafkan kami jika kami membuatmu takut. Kami hanya ingin minta maaf atas kelakuan kami selama ini. Tidak apa jika kau ingin membenci kami. Kami hanya ingin meminta maaf." ucap Diandra tulus dengan raut wajah sedih.

Elisa masih menangis dan tidak menjawab perkataan Diandra. Suasana kembali menjadi hening untuk beberapa saat. Tidak ada yang ingin membuka suara mereka.

Suara derap langkah kaki yang cepat membuat perhatian mereka yang ada di ruangan Elisa tertuju pada pintu. Pintu itu terbuka dengan kencang dan menampakkan wajah marah Elliot. Ia melihat adiknya gemetar dan menangis di atas ranjang dengan Diandra dan Lucian yang ada di dekatnya.

"Brengsek!!! Kau apakan adikku hah???!! Tidak cukup kalian menyiksanya hah??!!" ucap Elliot dengan lantang.

Seketika amarahnya tidak dapat ditahan kembali. Ia memukul Lucian dengan keras sehingga menimbulkan suara deguman yang kuat karena tubuh Lucian terjatuh ke lantai. Elisa masih nampak ketakutan dan Diandra berusaha menghentikan tangan Elliot yang akan memukul Lucian lagi.

"Hentikan.. Kumohon hentikan.. Sungguh kami hanya ingin minta maaf..." ucap Diandra sambil menangis karena tidak tega melihat kakaknya kesakitan.

Lucian tidak ingin membalas pukulan Elliot sama sekali. Ia merasa pantas menerimanya. Ia telah membuat Elisanya menangis lagi. Hah.. Bahkan batinnya tertawa miris. Masih pantaskah Elisa menjadi miliknya?.

"Pergi!! Pergi kalian dari sini!! Jangan pernah muncul dihadapan adikku lagi!!" Bentak Elliot marah sambil menyentak kasar tangan Diandra yang menahannya. Ia sebenarnya masih ingin memberi pelajaran untuk Lucian tetapi ia tidak ingin membuat Elisa semakin ketakutan.

Diandra yang mendengar ucapan Elliot langsung membantu Lucian berdiri dan memapah kakaknya pergi dari kamar Elisa. Sebelum keluar ia menyempatkan diri untuk menoleh ke arah Elisa.

"Sungguh.. Kami benar-benar menyesal dan minta maaf" ucapnya sendu dan berjalan kembali keluar ruangan sambil membantu Lucian.

Elliot hanya bisa mendengus kesal. Tatapannya beralih ke arah Elisa yang masih gemetar ketakutan dan menangis di ranjangnya. Hatinya terluka melihat adiknya yang seperti itu. Ia mendatangi adiknya dan memeluknya lembut. Ia juga mengelus rambut panjang Elisa.

"Ssshhh.. Sudah sayang jangan menangis. Kakak disini, kakak akan menjagamu. Jangan menangis lagi ya.." ucap Elliot lembut sambil memeluk dan mengusap kepala adiknya dengan perlahan.

Elisa hanya bisa diam dan mencengkram ujung baju Elliot. Ia merasa sangat ketakutan saat ini. Sesungguhnya ia juga ingin memaafkan Lucian dan Diandra tetapi rasa sakit itu kembali terasa saat melihat wajah mereka.

Elliot yang melihat adiknya masih ketakutan akhirnya memilih untuk menemani adiknya malam ini. Ia berjanji dalam hatinya tidak akan membiarkan Elisa menangis lagi. Saat dirasa Elisa mulai tenang ia melepaskan pelukannya dan membantu Elisa berbaring untuk tidur.

"Tidurlah sayang.. Kakak akan menjagamu disini" ujar Elliot lembut sambil mengusap rambut adiknya.

"Jangan tinggalkan aku sendiri.." Ucap Elisa lirih dengan mata sembabnya yang memandang ke arah Elliot.

"Tidak sayang, kakak akan menemanimu disini. Sekarang tidurlah sweetheart" Ujar Elliot dengan lembut sambil mencium kening adiknya.

Elisa yang mulai merasa matanya semakin berat mulai memejamkan matanya. Elliot masih setia duduk disampingnya dan mengelus rambut Elisa. Hal itu semakin menambah rasa kantuk untuk Elisa. Ia perlahan memasuki dunia mimpi dan berharap hari esok akan lebih baik untuknya.

The Little LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang