Part 17 Feel His Love

5.7K 363 3
                                    

Setelah acara sarapan bersama itu selesai, Lucian nampak selalu mengikuti Elisa kemanapun Elisa pergi. Ia benar-benar menempeli Elisa seperti lem perekat. Tak ingin terpisah sedikitpun.

Bahkan saat Elisa pergi ke kamar mandi Lucian akan berdiri diluar dan tetap menunggunya. Hal itu tentu saja membuat Elisa risih. Ia tidak terbiasa dengan sikap Lucian yang seperti ini. Dan ia tidak dapat menolak semua perlakuan Lucian karena tidak enak terhadapnya.

Saat ini keduanya tengah duduk di bangku taman belakang pack Lucian. Lebih tepatnya Lucian yang duduk di bangku dengan Elisa yang berada di pangkuannya. Lucian bersihkeras ingin memangku Elisa dan tidak ingin dibantah.

Dirinya mengatakan ia sangat merindukan Elisa. Tentu saja Elisa tidak dapat berbuat apa-apa dengan sikap seenaknya dari Lucian. Saat ini, Lucian nampak sangat manja. Ia berulang kali mencium pipi, kening, hidung dan puncak kepala Elisa.

Belum lagi tangannya yang melingkar dengan posesif di pinggang gadis mungil itu. Ditambah dengan perlakuan Lucian yang sering kali menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Elisa untuk mencium aroma kesukaannya.

"Kau wangi sekali sayang.. Aku jadi ingin cepat-cepat menandaimu.." ucap Lucian sambil membenamkan kepalanya di ceruk leher Elisa lebih dalam.

Elisa yang mendengar perkataan Lucian seketika menegang. Ia belum siap. Ia bukannya tidak mau ditandai oleh Lucian. Hanya saja ini terlalu cepat untuknya. Ia masih butuh waktu untuk menumbuhkan kepercayaannya terhadap Lucian dan menumbuhkan cintanya terhadap Lucian.

Lucian dapat merasakan tubuh gadisnya menegang di dalam dekapannya. Dengan lembut ia membelai rambut Elisa. Ia tahu gadisnya belum siap. Ia akan menunggu sampai gadisnya siap dan percaya kepadanya.

"Jangan tegang seperti itu sayang.. Tidak apa, aku tau kamu belum siap saat ini. Aku akan sabar menunggu.." ucap Lucian menenangkan.

Saat didapatinya Elisa hanya diam dan tidak merespon, ia kembali bersuara dengan lembut.

"Aku tidak akan memaksamu sayang.. Semua pilihan ada padamu..
Aku sudah sangat berterima kasih dengan kamu sudah mau memaafkanku dan memberikanku kesempatan memperbaiki semuanya.
Terimakasih.." ucap Lucian tulus sambil mencium kening Elisa.

Perlakuan Lucian membuat Elisa memejamkan matanya. Ia dapat melihat tatapan mata Lucian yang memancarkan ketulusan padanya. Bahkan disana terdapat sorotan mata penuh cinta yang selama ini tidak pernah ia lihat.

Perlahan ia mulai melingkarkan tangannya di tubuh Lucian. Membalas pelukan posesif Lucian meskipun tidak seerat Lucian memeluknya. Ia menenggelamkan wajahnya di dada Lucian. Mendengarkan irama detak jantung Lucian.

Lucian yang melihat gadisnya mulai membalas pelukannya tersenyum senang. Dengan lembut ia membisikkan kata-kata cinta. Ia yakin suatu saat Elisa akan menerimanya tanpa keraguan.

Usapan lembut di punggungnya dan posisi nyaman di pelukan Lucian membuat Elisa mengantuk. Matanya semakin berat seiring berjalannya waktu. Ia merasa aman dan tenang berada dalam dekapan Lucian.

Lucian yang melihat Elisa memejamkan matanya langsung tau bahwa gadisnya mengantuk dan akan terlelap. Ia tetap melanjutkan kegiatannya yang mengusap dengan lembut punggung Elisa. Terkadang ia juga mengecup sayang pucuk kepala Elisa.

Benar saja, tak berapa lama Elisa sudah terlelap dalam dekapannya. Lucian segera menggendong Elisa dengan posisi di depan seperti koala. Ia bangkit dan berjalan dengan perlahan. Ia tak ingin mengambil resiko membangunkan Elisa.

Saat sampai di kamar ia meletakkan Elisa dengan lembut di ranjang miliknya. Kemudian ia ikut berbaring di sebelahnya sambil membenarkan posisi Elisa agar nyaman di dalam dekapannya. Kemudian Lucian menarik selimut menutupi tubuh mereka.

Ia tersenyum melihat wajah tidur Elisa. Begitu polos dan sangat cantik. Ia bisa membayangkan Elisa pasti akan sangat cantik bila tersenyum dan tertawa. Meskipun awalnya ragu, ia yakin hari ini adalah awal mula yang bagus untuk mereka berdua.
Sekarang ia berjanji dalam dirinya tak akan mengulang kesalahan yang sama dan berakhir menyakiti gadisnya.

The Little LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang