Pagi yang tidak begitu cerah Haechan rasakan hari ini. Dia dengan langkah pelan menggerakkan kakinya menuju kelas. Haechan hanya sendiri karena Jaemin bilang padanya untuk berangkat lebih dulu. Sesampainya di kelas Haechan meletakkan tasnya dan membaringkan kepalanya di meja. Dia merasa tidak bersemangat sekolah hari ini.
"Aku adalah Mr. Lion"
Haechan tidak tahu harus bereaksi apa sekarang. Dia terkejut tentu saja sudah pasti. Tapi dia lebih merasa penasaran kenapa Mark melakukan semua itu padanya. Apa yang membuat laki-laki itu bersusah payah memberikan surat padanya? Padahal dia sendiri sangat sibuk.
"Kenapa? Kenapa kau melakukannya? Dan kenapa kau mengakui semuanya kepadaku?"
"Aku melakukannya karena ingin dekat denganmu. Aku tidak tahu harus bagaimana untuk mendekatimu. Karena aku suka menulis ya aku memberimu surat. Aku sempat berpikir memberi surat padamu itu adalah hal yang bodoh. Aku menginti untuk memastikan apa kau membaca suratnya dan aku terkejut ternyata kau membacanya. Padahal banyak surat yang diberikan untukmu"
Mark tersenyum kepada Haechan. Tangannya bergerak menyentuh wajah manis Haechan. Selama ini Mark menahan dirinya setiap kali berdekatan dengan Haechan.
"Aku memberitahumu semuanya karena aku tidak ingin kau salah paham nanti dan akan marah besar padaku. Aku ingin mengungkapkan semuanya sudah lama tapi terus saja ada pengganggu. Namun sekarang hanya kita berdua saja"
Pipi Haechan merona mendengar kata berdua saja yang keluar dari mulut Mark. Haechan merasa seperti berada dalam sebuah cerita romantis yang pernah dia baca.
"Untuk apa aku marah padamu Mark. Tidak ada yang melarang untuk memberikan surat kepada orang lain. Aku suka dengan suratmu itu"
Haechan menggelengkan kepalanya. Otaknya terus memikirkan kejadian akhir pekan kemarin. Haechan terus membayangkan Mark yang tersenyum manis kepadanya.
"Kenapa denganmu?"
Haechan menoleh dan melihat Jaemin yang baru saja datang. Jaemin terlihat berbeda hari ini. Wajah itu tidak seceria biasanya dan matanya nampak sayu dengan lingkaran hitam menghiasinya. Penampilan Jaemin yang berantakan tidak jauh beda dengan Haechan. Kedua orang itu sama-sama terlihat menakutkan.
"Seharusnya aku yang bertanya denganmu kenapa. Kau terlihat buruk"
"Hanya kurang tidur. Bangunkan aku jika seongsengnim datang"
Jaemin meletakkan tasnya di atas meja dan membaringkan kepalanya. Tasnya dia buat jadi bantal biar tidak terasa sakit.
Haechan menatap lekat sahabatnya itu. Tidak biasanya Jaemin seperti ini. Sejak di karnaval Jaemin sedikit berubah jadi tertutup. Apa juga terjadi sesuatu pada Jaemin saat Haechan meninggalkannya berdua sama Jeno?
"Pagi Chan"
Baru saja Haechan memikirkannya maka Jeno datang ke dalam kelas. Sungguh panjang umur si Jeno ini. Jeno meletakkan tasnya dan duduk dibangkunya yang berada dibelakang Haechan dan Jaemin.
"Kenapa dengan Jaemin?"
Jeno menatap lekat punggung sempit Jaemin. Tidak biasanya anak itu tidur begitu saja di kelas. Apalagi ini masih pagi.