"Sayang hati-hati"
Anak manis tersebut tidak mendengarkan ucapan ibunya. Dia berlarian disekitar rumah barunya. Anak itu sangat senang melihat rumah barunya.
"Eomma aku ingin kamar yang di atas"
Anak manis yang memiliki pipi bulat menggemaskan itu menunjuk ke lantai atas rumahnya. Kaki kecilnya melangkah menuju tangga.
"Kamu masih kecil sayang. Kamu berani tidur sendiri di sana?"
Anak kecil itu berhenti di tengah tangga mendengar ucapan ibunya. Dia terdiam dan terlihat berpikir. Tangan mungilnya mengetuk-ngetuk kepalanya seperti orang berpikir serius.
"Iya tidak apa-apa. Aku ini anak yang pemberani"
Anak yang menggemaskan, lihat saja bagaimana menggemaskannya anak itu yang mengangkat kedua tanganya memperlihatkan lengan mungilnya. Kedua orang tuanya tersenyum geli melihat tingkah menggemaskan sang anak.
Anak manis itu kembali melangkahkan kakinya menaiki tangga hingga sampai di lantai atas. Dia kembali melangkahkan kaki mungilnya menuju kamar dengan pintu biru cerah di depannya. Membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalamnya.
"Waaaaah"
Seperti anak kecil pada umumnya, melihat hal yang baru dia akan berseru kagum. Hal itu juga dilakukan anak manis berumur 5 tahun ini.
Kamar barunya adalah hal yang mengagumkan. Kamarnya dipenuhi dengan warna biru muda dan putih yang cantik. Terdapat lemari pakaian, meja belajar, tempat tidur ukuran queen size , dan tempat mainan serta boneka ada di kamar tersebut.
"Suka dengan kamar barumu sayang?"
Anak manis itu menoleh dan melihat ibunya masuk ke dalam kamar. Ibunya mengangkatnya dan menundukkannya di tempat tidur.
"Hmm Haechan sangat suka"
Senyum manis terpatri di wajah anak kecil bernama Haechan itu. Namanya indah seperti wajah manisnya.
.
.
."Sayang pelan-pelan saja mengaduknya"
Haechan sedang membantu ibunya membuat kue. Tapi sepertinya anak manis itu malah mengacaukannya. Lihat saja anak itu penuh dengan tepung, coklat bubuk, dan adonan kue.
"Maaf eomma, Haechan mengacaukannya"
Haechan tidak bermaksud untuk mengacaukannya. Anak manis itu benar-benar ingin membantu ibunya membuat kue.
"Oh tidak apa-apa sayang. Lebih baik Haechan sekarang membersihkan diri. Lihat kamu kotor sekali"
"Tapi kuenya?"
"Nanti Haechan kembali membantu eomma setelah membersihkan diri, mengerti?"
"Hmmm"
Haechan mengangguk mengerti. Dia melangkahkan kakinya meninggalkan dapur untuk membersihkan diri. bahkan anak itu sedikit berlari menuju kamar mandi.
Selama beberapa menit kemudian anak manis itu kembali lagi ke dapur dengan keadaan yang bersih. Pakaiannya sudah berganti dengan sweater cream yang tangannya sedikit kepanjangan.
"Eomma Haechan mau membantu"
Haechan melangkahkan kaki mungilnya mendekati sang ibu yang sedang memberikan keju dan chocochip di atas adonan kue yang sudah berbentuk berbagai macam.
Haechan mengambil chocochip dan meletakkannya di atas adonan kue berbentuk bulat dan bintang. Dia meletakkan chocochipnya seperti mata, hidung dan mulut pada adonan kue.
