Kenakalan Adalah Pekerjaan

1.6K 206 32
                                    

Annyong, kembali lagi sama Sinshin setiap malam. makasih buat para reader, voter, dan komentator. saranghaeyo muacchhh!

Hayooo yang nebak soal YoonYul, di sini bakal ada jawabannya ya. hihihi.


TaeNy mengamati bungku-bungkus kosong snack dan beberapa mangkok es krim kosong. Hampir seluruh isinya berpindah ke perut Yoona.

"Makanmu banyak sekali. Cocok dengan tiang."

"Karena Yoongie tidak mau gagal tinggi seperti Taenggo, Sunny, dan Hyoyeon." Sahut Yoona kembali menyuapkan eskrim coklat ke mulut.

"Panggil kami unnie! Dasar tidak sopan."

"Kenapa harus memanggil unnie? Taenggo kan masih kecil. Sooyoung tidak memanggil unnie."

"Kau juga harus memanggil Sooyoung dengan sebutan Unnie! Errrr..." geram Taeyeon ingin sekali menjitak kepalanya.

"Taetae, jadilah seperti maknae. Sabar dan tenang. Kau paling tua tapi tak bisa memberi contoh."

"Hyunnie terhebat!"

Sementara tak jauh dari meja mereka, Seohyun menjelaskan asal mula pertemuan mereka hingga akhirnya muncul majalah di mana Yoona menjadi model jaket. Amarah Yuri perlahan memudar saat mengetahui sang adik sampai harus mencuri makanan.

"Jadi begitu. Aku harap kalian tidak menaruh pikiran buruk. Dan soal uang model majalah, Yoongie baru melakukan sekali dan ini adalah nominalnya. Habis untuk persediaan makan." terang Seohyun menunjukkan kwitansi pemotretan termasuk anggaran makan Yoona. Cukup konyol mendata total makanan Yoona, tapi ternyata memang diperlukan di saat sekarang.

"Maaf atas sikap Yuri. Dia hanya terlalu khawatir jadi kurang menguasai diri."

"Arraseo, aku mengerti."

"Sekarang kami butuh bantuanmu membujuk Yoona agar mau pulang. Apa kau mau?"

"Tentu, tapi aku tak yakin dia langsung setuju. Kita coba dulu." ujar Seohyun beranjak ke meja Yoona dan menggandengnya ke meja tadi. Namun, genggaman tangan tertahan. "Yul unnie merindukanmu. Ayo!"

Yoona menggigit bibir atas seraya menggeleng. Tiba-tiba pandangannya memburam menatap samar tubuh wanita yang bagai pinang dibelah dua. "Yul unnie tidak sayang Yoongie."

"Mana mungkin tidak sayang. Yul unnie terus mencarimu. Kajja!"

Yoona menarik kasar jemari dari genggaman Seohyun. "Yoongie tidak mau pulang! Yul unnie lebih sayang dan pedulikan Sica, pacarnya. Dia memarahi dan mengunciku di kamar mandi agar tidak mengganggu. Bahkan tidak memberiku makan. Apa itu disebut sayang?"

Seohyun tak terkecuali Juran terkejut mendengar ucapan Yoona entah berupa fakta atau karangan belaka.

Yuri sendiri sontak berdiri menghampiri ingin meraih jemari Yoona. "Yoong, dengar!"

"Jangan sentuh! Yoongie tak mau dengar apapun. Yul jahat! Aku mau pergi saja." jerit Yoona sesenggukan kemudian berlari pergi.

"Yoong!"

"Yoongie ah, berhenti!"

Seohyun, Yuri, Juran, dan TaeNy reflek berlari mengejar Yoona sambil terus memanggil namanya. Namun, tubuh berwajah basah terus berlari dan sesekali mengusap air mata. Dia lari ke mana saja demi menjauhi Yuri. Sampai kaki terasa lelah dan tersungkur di sisi batang pohon rindang.

"Yoona ah," panggil Yuri ingin mendekat tapi langsung dihadang Seohyun.

"Yoongie, kenapa berbicara begitu, hm? Yul unnie tak mungkin menyakitimu." Tutur Seohyun berlutut dan membelai sabar rambut Yoona.

My Life, My Heart, My ChodingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang