hai para kalong di dunia maya, mari jadi kalong sementara. hahahah
btw, aku sengaja gak ngasih judul berupa kata-kata karena PYAR dalam bahasa hindi berarti CINTA. hihihihi
cuuss, cekidot!
Di depan gedung megah nan luas serbaguna, para mahasiswa bersama wali bergantian melewati pintu masuk. Aneka emosi terpasang di wajah. Ada haru dan senang karena berhasil melewati tahapan kuliah. Ada pula raut gugup karena gerbang masa depan telah dibuka dan dipenuhi tanggung jawab. Tak urung wajah sedih pun hadir karena ada banyak perpisahan menuju tujuan hidup masing-masing.
"Maknae di sana. Maknae ah!"
"Seohyunnie, sini sini!"
Ragam jenis suara berseru memanggil nama Seohyun membuat pasang-pasang mata lain tertuju padanya. Menyadari hal itu wajah Seohyun memerah. Dia membekap mulut tersenyum malu-malu sambil mengangguk dan berjalan ke unniedeul.
"Yaaahh, kalian! Lihat, maknae jadi malu. Paboya!" tegur Hyoyeon mendapat gelengan serta decakan Tiffany.
"Annyong, unniedeul! Hehehe." sapa Seohyun mendapat pelukan Sunny dan Sooyoung.
"Seo," sapa Taeyeon ragu-ragu mencari sepasang pasutri paruh baya. Tapi Tiffany langsung menyenggolnya. "Kajja, kita masuk. Sudah lengkap." Ajaknya merubah topik.
Sooyoung lekas menggandeng Seohyun menuju pintu masuk untuk absen. Saat diminta mengisi identitas dan nama wali, dia meraih pesan di jemari Seohyun ingin mengisi nama orang tuanya sebagai wali mereka.
"Unnie," tahan Seohyun memahami maksud baik Sooyoung. "Tidak perlu." Tolaknya menipiskan senyum seraya menggeleng.
"Tidak, orang tuaku sudah tahu."
"Lee Seo Hyun 'kan? Orang tuamu berhalangan datang." Ujar seorang panitia pria membuat Seohyun dan unniedeul terkejut. "Sebagai gantinya dua sepupumu yang datang."
Semua pasang mata saling menatap bingung karena seingat mereka Seohyun tak memiliki sepupu karena orang tuanya sama-sama anak tunggal. Baru ingin membuka suara, tiba-tiba ada riuh berisik menghampiri.
"Yaahh, Juran ah, pelan-pelan!"
"Kita hampir terlambat, Yul. Salahmu bangun siang."
Kehisterisan dua suara serta nama tak asing menarik perhatian Seohyun juga unniedeul. Tepat! Juran berlari menggandeng tangan Yuri menuju arah mereka. Sesampai di sana, Yuri bertumpu pada kedua lutut bernafas terengah-engah.
"Kalian?"
Yuri menggeleng sambil melambai seolah memberi kode, 'Jangan tanya! Aku tak bisa jawab sekarang.'
"Juran, akhirnya datang juga. Tapi kenapa tidak memberitahu Seohyun? Dia sampai kebingungan. Apa hari ini dia berulang tahun? Hehehe." seru panitia tadi menyodorkan buku daftar absen. "Seohyun ah, kakakmu malam-malam mengusik tidurku untuk meminta mencatatkan diri sebagai wali. Padahal bisa cukup mengirim pesan. Ngomong-ngomong, dunia sempit sekali karena ternyata kalian adalah saudara."
Juran mengisi kolom wali membiarkan keenam wanita lain memandang penuh tanya. "Aku memang penuh kejutan, Changmin ah. Seohyunnie, kajja bergabung dengan teman-temanmu. Aku dan Yul menuju bangku wali."
"Tap-tapi..."
"Sana duduklah!" ujar Juran mendorong pelan Seohyun ke arah unniedeul seraya mengaitkan jemari di lengan Yuri.
Seohyun sontak duduk di barisan mahasiswa. Sesekali dia melirik YulRan. Kedua unnie di sana terlihat menikmati acara bahkan sesekali berkomunikasi dengan wali lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life, My Heart, My Choding
FanfictionSeohyun tak sengaja bertemu seorang wanita keterbelakangan. Merasa kasihan dan takut terjadi hal buruk, dia mengajak wanita bernama Yoona tinggal bersama. Seiring waktu, timbul perasaan di hati yang membuat unniedeul meninggalkan Seohyun, tapi bersy...