Flashback

1.2K 182 45
                                    

hai hai hai... ketemu di cuaca mirip musim semi. matahari berkiprah tapi dingin oi.

makasih buat para reader dan voter. cuuusss cekidot!


"Pasti Yoona. Aku tidak mungkin salah." tegas Hyoyeon membatin masih memikirkan wanita yang dia pikir adalah Yoona. "Tapi Sooyoung benar juga. Jika mereka sudah kembali pasti Yuri mencari maknae."

Sepanjang bulan berganti matahari, Hyoyeon terus memastikan diri jika matanya masih jernih. Dia bahkan tidur dalam gelisah dan bangun terlalu pagi.

"Tunggu! Yoona pergi karena cemburu. Yuri dan Juran unnie juga pergi tanpa kabar. Bukan tidak mungkin mereka tersakiti apalagi  sudah menganggap Seohyun sebagai adik dan banyak berbuat baik. Mereka pasti telanjur sakit hati mengira Seohyun berbuat buruk. Jadi bisa saja ketiganya sudah kembali dan tidak mencari Seohyun."

Pertimbangan sekilas membuat Hyoyeon yakin jika wanita di persimpangan tadi malam adalah Yoona. Dia beranjak turun dari ranjang dan meraih jaket meninggalkan kamar.

"Aku harus menjelaskan pada mereka. Seohyun hanya mencintai Yoona dan Yoona harus tahu kebenarannya." Lirih Hyoyeon menyalakan mesin mobil dan meninggalkan halaman rumah.

Memang bukan urusannya soal hubungan Seohyun dan Yoona. Tapi sebagai orang yang pernah mencintai dan sangat menyayangi Seohyun, dia ingin sekali membuat wanita sebatang kara itu bahagia. Bukankah wajar seorang kakak membahagiakan adik?

*

Yoona berdiri di galeri foto atas ajakan Juran. Punggung tegak sejurus memandang satu pigora ke pigora lain. Namun, pikirannya justru melayang ke tempat lain. Sebuah ruang terbuka dan sejuk dengan seorang wanita. Bersama-sama bertaut jemari memandang sebuah gedung yang entah apa dan di mana.

"Selama yang dilakukan membuat hati bahagia dan menghasilkan, jangan berhenti! Jadi melukislah kalau Seohyunnie bahagia saat melakukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selama yang dilakukan membuat hati bahagia dan menghasilkan, jangan berhenti! Jadi melukislah kalau Seohyunnie bahagia saat melakukannya. Dan kapanpun mau ke sini, Yoongie akan selalu menemani. Karena hati Yoongie bahagia melihat Seohyunnie bahagia."

Segurat senyum meluncur senada wajah tertunduk mengingat kalimat manis yang menancap di benak. Suara imut nan polos merotasi kepala. Bertanya-tanya kenapa dia bisa semenggemaskan itu? Kenapa pula ruangan memamerkan foto justru membawanya pada sekelabat kondisi yang entah kapan terjadi.

"Ahhkk, apa ini? Aku tersenyum seperti orang gila." Batin Yoona justru terperingis melihat biasan wajah dari kaca pigora.

"Yoongie, kau suka ini?"

Yoona terkesiap sontak menggeleng cepat. "Ouh, tidak. Unnie, kenapa tempat ini membuatku lagi-lagi teringat sosok bernama Seohyunnie? Kenapa tak satupun dari masa lalu tertanam jelas di otakku? Semua tampak samar. Kabur."

Wajah Juran termangu tapi sekian detik menarik senyum kecil.

Jemari lentik meraih lengan Juran memberi sedikit guncangan. "Unnie, bawa aku ke mana saja yang bisa membuatku teringat lagi padanya. Karena... karena aku merasa bahagia setiap kali bayang-bayang bersama Seohyun hadir tiba-tiba. Apapun, ke manapun, tolong bawa dan tunjukkan!"

My Life, My Heart, My ChodingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang