Bersamamu

1.5K 179 61
                                    

hollaaaaa..., ketemu lagi di sore ke sekian. hehehe. makasih buat reader dan voter. btw, kemarin banyak yang takut Seo diambil Yul ya. hahahaha.

oh iya, chapter ini cukup panjang dan banyak YoonHyun moment. Loyalist be like!

cekidooottt!


TaeNy berjalan ke gazebo usai menyelesaikan kelas hari ini. Suasana di sana cukup ramai karena hari efektif. Hampir semua meja terisi penuh. Mulai dari diskusi, sekedar mengobrol, sampai prospek bisnis sampingan.

"Lihat! Taeyeon sunbaenim bersama kekasihnya."

"Mereka cocok ya,"

Banyak sorotan mahasiswa dan bisikan seputar pasangan TaeNy. Bukan rahasia lagi kalau calon bintang ini menjalin hubungan dengan Tiffany. Tidak sedikit pria maupun wanita patah hati karena Taeyeon menjatuhkan pilihan pada calon designer itu.

"Fatiny! Taenggo!" sebuah seruan memecahkan kecangguhan TaeNy di antara pasang mata. "Di sini, sini, ayo kemari!"

Seruan histeris dari salah satu meja sontak menarik pasang mata bergantian menatap TaeNy dan sosok di meja tersebut.

"Eeerr, bocah itu. Cepat ke sana sebelum dia teriak lebih keras." umpat Taeyeon mendapati Yoona duduk sendiri melambai histeris tak tahu malu. Dia buru-buru beranjak menarik Tiffany ke meja Yoona sambil sesekali mereka tersenyum kikuk pada pasang-pasang mata.

"Fatiny, Taenggo, annyong."

"Berapa kali kubilang, panggil kita Unnie, paboya!" ketus Taeyeon. "Lagipula, nama kekasihku Tiffany bukan Fatiny."

"Dia yang punya nama kenapa kau yang marah. Dasar pendek, berisik!" sahut Yoona mencibir lupa kalau dia lah paling berisik di sana. Jemarinya meraih sebungkus coklat lalu disodorkan ke depan Tiffany. "Fatiny mau? Taenggo tidak boleh minta karena memarahi Yoongie."

Tiffany terperingis gemas melihat debat kecil Yoona dan Taetae nya. "Yoongie, namaku Tiffany dan kau harus memanggil Unnie seperti Seohyunnie memanggil kami. Itu baru sopan."

"Tapi Seohyunnie tidak di sini."

"Arrgghhh!"

"Taetae," panggil Tiffany mengusap lengan Taeyeon sembari menunjukkan eyesmile. "Aku tidak mau coklat, Yoong. Boleh kuminta makanan berbungkus pink ini?" Yoona memanggut cepat sambil melahat gigitan kecil coklat beku bercampur kacang mente. "Terima kasih. Makananmu lebih banyak dari biasanya. Oh iya, kenapa Yoong sendirian?"

"Dia adalah fotokopian tiang, jadi wajar kalau rakus." Ceracau Taeyeon meraih sebungkus snack rasa jagung bakar, tapi langsung disambar.

"Yoongie sudah bilang, Taenggo tidak boleh. Beli sendiri sana. Syuuhhh!"

"Aigoo, pelit sekali!"

"Karena kau selalu kasar padanya, Boo. Hehehe."

"Ne, tidak seperti Seohyunnie."

"Nah, kenapa kau sendiri? Biasanya Sooyoung dan Sunny menemanimu."

"Mereka tidak ada. Mungkin bosan sekolah. Malas. Tidak seperti Seohyunnie." Hardik Yoona membuka bungkus snack lain. Bibir kecilnya memang tak bisa diremehkan dalam mengunyah makanan.

Mendengar Yoona terus menyebutkan hal-hal baik soal Seohyun, Taeyeon berpikir wanita cerminan Sooyoung punya perasaan lebih. Cinta. Meski terperangkap dalam jiwa anak-anak, bukan mustahil memiliki perasaan itu. Apalagi mereka selalu berdua ke mana-mana walau Yoona dan Yuri sudah baikan.

My Life, My Heart, My ChodingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang