M | 5 | Casual Clothes

17.6K 3.9K 127
                                    

"Berikan aku ciuman." Jiro menjauhi pemilik toko pakaian yang sekarang mencium pipi Kira dengan janggutnya yang tebal. Kemudian ia mengikuti dua orang itu masuk ke ruangan yang lebih dalam tempat utama pemilik toko bekerja. "Dan pria di belakangmu adalah?" tanyanya ketika melihat Jiro.

"Oh, ia produkㅡ" Jiro menarik syal yang wanita itu gunakan untuk menghentikannya mengatakan hal konyol. "Aku Jiro. Aku bersamanya ke sini untuk melihat beberapa pakaian untukku."

"Pakaian biasa, Wren," kata Kira pada pemilik toko pakaian itu ketika ia mendapatkan kembali napasnya. "Berikan beberapa pakaian musim dingin, lalu kaus, dan celana yang nyaman."

Wren merupakan pria berumur tiga puluh tahun yang memutuskan untuk pindah dari New York ke Moskow kemudian membuka toko pakaiannya sendiri. Pada satu waktu, Wren akan menutup tokonya hanya untuk melihat gaya pakaian semua orang di pusat kota. Lalu mengumpulkan semua ide itu untuk baju musim dingin dan musim panasnya. Ia juga merupakan fotografer jalanan yang fokusnya pada fashion sehari-hari.

Wren menjadi dekat dengan Kira sebab wanita itu membantunya untuk mengurus semua urusan administrasi pembukaan toko, perizinan, hingga pajak dalam bahasa Rusia dua tahun yang lalu. Ia merasa sangat tahu seluk beluk Kira baik dari riwayat kuliah, kesehariannya diwaktu senggang, atau pekerjaannya. Tapi ia tidak pernah ingat kalau wanita itu dekat dengan pria bernama Jiroㅡpria dengan rahang tegas khas Asia dan memiliki warna mata abu yang ia yakini itu bukan kontak lensa. "Apa ia baru saja pindah ke Moskow tanpa membawa kaus atau jins?" tanya Wren.

"Aku menemukannya di gua," jawab Kira menyinggung pada toko antik pria itu. Wren tertawa karena pikirnya itu hanya sarkas selagi matanya melihat Jiro dari ujung kepala hingga bawah kaki yang menggunakan setelan jas. Walau baginya itu terlihat baik-baik saja, tapi Kira menilai kerah tinggi yang menggunakan tali pita itu sangat kolot dan aneh untuk digunakan sehari-hari.

"Menurutku ia terlihat bagus dengan jas."

"Kau belum saja melihatnya tidur di lantai dengan kemeja."

"Apa?" Wren tidak terlalu mendengarkan apa yang Kira katakan karena sekarang ia mendekati Jiro dan memikirkan pakaian apa untuknya. "Berapa tinggimu, Jiro?" tanya Wren.

Jiro melirik Kira, dan wanita itu memberitahunya melalui gerakan mulut. "180, Wren," jawab Jiro.

"Berikan aku waktu berdua dengannya," pinta Wren kepada Kira agar wanita itu menunggu di ruangan lain. Ketika hanya sisa mereka berdua di sana, Wren mengeluarkan stok baju yang belum ia pajang di tokonya dari lemari. Mencocokkan warna pakaian pada Jiro, kemudian menggunakan waktu itu untuk bertanya, "Maaf jika aku bertanya tiba-tiba, apa kau memiliki darah campuran? Karena hmm ... warna matamu begitu kontras dengan bentuk wajahmu. Oh, kau bisa untuk tidak menjawabnya jika itu privasi."

Jiro melirik Wren yang tidak melihat ke arahnya sama sekali. Menurutnya Wren sangat spontan dalam berkomunikasi sehingga basa-basi tidak bisa digunakan untuk orang sepertinya. Apa semua orang New York begini? Ia mulai menerka-nerka.

"Ya. Ibuku berasal dari Jepang," balas Jiro mengingat karangan ceritanya pada Martina beberapa hari yang lalu. "Dan Ayahku orang Rusia. Aku dapatkan warna mata ini darinyaㅡkalau kau sangat penasaran."

Wren kali ini melihat mata lawan bicaranya dan tersenyum. "Ayahmu memiliki warna mata yang unik. Selama aku tinggal di Moskow tak pernah aku melihat warna mata itu."

"Terima kasih."

"Coba lihat dirimu di cermin." Wren memutar tubuh Jiro menghadap pada cermin besar di sebelahnya. Wren mencocokan sebuah hoodie, mantel, sweater, dan jaket denim padanya. "Ini semua bisa kau pakai untuk sehari-hari. Apa kau menyukai warnanya?"

MOSCOW ✓ | New EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang