Mr. Mafia [Byun Baekhyun Fanfiction] PRIVATE ✔

M : 36

Happy reading 🍃🍃

Sena sekarang pergi ke rumah sakit. Ia menyuruh pengawal yang mengawal mansion nya itu mengantarkannya ke jeju. Sedangkan byeongdae ia titipkan pada salah satu pengawal nya yang merupakan seorang gadis.

Tetesan air matanya tidak bisa berhenti. Setelah mendengar junmyeon, baekhyun dan yang lainnya terkena bom di dalam rumah.

"Nyonya kim sabarlah kita sebentar lagi sampai"

Sena tidak mendengar, ia tetap menangis.

Dan sekarang mereka sudah sampai di jeju. Lebih tepatnya di rumah sakit semoga baik-baik saja, jeju.

Sena segera menanyakan di mana ruang rawat junmyeon,baekhyun,baekna dan joongwook. Namun, entah kenapa orang yang pertama ia tanya itu adalah baekhyun.

"Permisi, apa di sini ada pasien bernama byun baekhyun?!" tanyanya. Sontak ia menutup mulutnya dengan tangannya.

"Ada, dia di ruang ICU no. 124" jawab perawat itu.

Sena mengelengkan kepalanya,"Bu-bukan. Ma-maksudku kim junmyeon!"

"Dia di ruang ICU no. 125"

Sena menganggukan kepalanya, "Terima kasih"

Setelah berucap ia mencari dimana letak ruang ICU baekhyun dan junmyeon. Baekna dan joongwook ia lupa menanyakan nya.

ICU
No. 125

Jantung sena berdegup kencang. Seluruh tubuhnya bergetar. Ia takut melihat junmyeon.

Hiks hiks hiks...

Dengan pelan, sena membuka pintu itu. Air matanya benar-benar sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi.

Ia terkejut melihat junmyeon yang terbaring lemas. Wajah pucat dan tubuhnya  banyak luka-luka.

"Junmyeon-ah...hiks...hiks....."

Sena mencoba memegang tangan junmyeon yang dingin itu.

"Junmyeon-ah..."

Ceklek

Tiba-tiba dokter masuk. Sena langsung menatap ke dokter tersebut dan menanyakan bagaimana keadaan junmyeon dan semuanya.

"Dokter...hiks...bagaimana dengan keadaan suami saya??"

Dokter itu menghembuskan nafas, "Suami nyonya koma"

Sena mematung mendengar junmyeon koma.

"Junmyeon-ah.."

"Junmyoen-sii kenapa kau menjadi seperti ini....hiks hiks..."

Sena semakin tersedu-sedu. Ia benar-benar tidak bisa melihat sena seperti ini.

"Bangunlah..."

Tok tok tok

Ceklek

"Nyonya, ada seseorang ingin bertemu Anda di ruang 127" ucap pengawal junmyeon.

"Siapa?"

"Namanya byun baekna"

Sena mengangguk, ia pun bangkit keluar dari ruang junmyeon menuju ruang baekna.

Ceklek

"Baekna....."

Panggil sena melihat baekna yang juga terbaring lemas namun, ia sudah siuman.

"Eo...eonni"

Sena menggenggam tangan baekna, "Baekna-ah...hiks...hiks..."

Sena sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia melihat sekilas semua orang yang ia sayangi itu kesakitan. Baekna menggerakan tangannya dan menempelkan ke wajah sena.

"Eo...eonni ja-jangan me...menangis"

"Ji-jika eo-eonni me-menangis aku juga..juga.. Menangis" lanjutnya lagi.

Dengan cepat sena menghapus air mata nta itu dan mencoba tersenyum walau ia masih ingin menangis. Ia menahan nya.

"Eonni tidak akan menangis lagi"

Baekna tersenyum tipis dan tangannya kembali menggenggam tangan sena.

"Eonni, apa eonni sudah melihat oppa??" tanya baekna.

Sena mengeleng, "Belum"

Sekarang giliran baekna yang menangis. Ia menangis tersedu-sedu mengingat kejadian di mana baekhyun di tembak.

"Baekna? Kau kenapa?? Kau kenapa??"

Hiks..hiks...hikkss...

"Aku sudah membuat oppa menderita"

"Sekarang eonni lihatlah keadaan oppa...dia di ruang 124"

Sena mengangguk pelan,"Nanti saja. Eonni masih ingin melihat mu"

"Oppa koma, eonni-ah"

***

Bip

Bip

Bip

Sena berdiri di luar pintu sambil menahan tangisnya ketika melihat baekhyun yang terbaring di ranjang rumah sakit itu.

"Nyonya? Kenapa nyonya tidak masuk??"

"Jika nyonya ingin melihatnya lihatlah kami akan menjaga di sini"

"Hm" gumam sena. Ia pun masuk ke dalam ruang baekhyun.

Sena melihat wajah dan tubuh baekhyun. Ini lebih parah dari junmyeon.

"Dia terkena tiga kali tembakan dan mengeluarkan banyak darah, dia juga terkena serpihan bom maka dari itu lukanya bertambah" Jelas dokter tersebut.

"Oh ya, Anda siapa nya pasien ini??"

Sena mendonggak saat dokter tersebut menanyakan nya.

"Dia..."

"Dia....sahabatku" jawab sena ragu.

Apa benar aku sudah menganggap nya sahabat??

"Oh ada satu lagi yang harus ku sampaikan. Kami sedang mencari darah AB untuk nya. Karena dia kekurangan banyak darah. Jika darah tersebut tidak ditemukan maka...dia tidak akan bertahan hidup"

To be continued....