Hal 9

43 9 0
                                    

Cerita ini mengandung muatan 18+. Bagi pembaca yang belum cukup umur atau tidak nyaman dengan konten tersebut. Dianjurkan untuk tidak membacanya.
.
.
.

Tokekir id

Kulitnya yang mulai di penuhi oleh keriput, tak dapat menyembunyikan paras cantik yanh dimilkinya sewaktu masih muda. Helaian rambutnya yang hampir memutih pun tak membuatnya menjadi wanita tua yang hanya terdiam diri di dalam ruangannya tanpa membuat keputusan penting dan memberi perintah. Menjelang usia senja, dan karena dirinya sakit sakitan tak membuat ia luput menjadi orang penting dibalik kekuasan sang kaisar.

Dia adalah permaisuri Yu Jie. Ibu kandung putra mahkota Li Yi Feng serta menjadi istri setia kasiar. Dia menjadi satu satunya istri kaisar berdarah timur. Selain menjadi istri kaisar, dia menjadi orang yang memerintah di balik tirai bersama ibu suri Bao-yu. Walau dirinya dan ibu suri Bao-yu selalu berbeda pendapat dan meski dirinya kini menderita sakit keras menurut tabib. Namun, kekuasaannya masih terjaga.

Semua orang mengenalnya sebagai wanita yang berfahan reformais dan menginginkan kemajuan Xi Fang di beberapa bidang dari kerjasama dengan negara lain. Namun, semua itu ditolak oleh ibu suri Bao-yu.

"Apa kau mendapat berita baru?"

Permaisuri Yu Jie tak pernah membiarkan Li Yi Feng memerintah sendiri nantinya. Dia kan menjadi bayang bayang untuk Li Yi Feng. Dia selalu memerintah orang orangnya untuk menjadi mata mata di kediaman Li Yi Feng, apalagi sekarang kedudukan Li Yi Feng didukung karena dirinya menikahi puteri Yuan. Selain itu, ada alasan lain yang lebih penying dirinya mengirim mata mata.

Seorang wanita pelayan yang bersimpuh didepannya sedikit membungkukkan tubuhnya dengan mengarahkan pandangannya ke bawah. Dia tidak akan meninggalkan informasi sedikitpun, bahkan informasi mengenai hubungan Li Yi Feng dengan istri barunya itu.

"Sejauh ini, hubungan mereka berdua sama sekali tidak baik. Bahkan saya dengar semenjak mereka menikah, belum pernah menghabiskan malam bersama."

"Dan nona Wei, berbuat ulah lagi, kali ini dengan puteri Li Mei."lanjutnya kemudian.

Mendengar berita ini, permaisuri Yu Jie tidak bisa berbuat apa-apa, tentang perilaku Wei Yuwen dan Puteri Li Mei, pasti akan merambat menuju telinga kaisar dan Bao-yu dan menambah benci dua orang itu terhadap Wei Yuwen. Apalagi puteri Li Mei adalah termasuk orang orang ibu suri.

Selain hal itu, permaisuri Yu Jie benar benar merasa bahwa ia tidak memiliki kesempatan menyatukan Wei Yuwen dengan dirinya secara tidak langsung. Dibalik dirinya yang berbeda pikiran dengan kaisar dan ibu suri Bao-yu, ia juga sulit mencari petunjuk rencana licik orang orang dari ibu suri.

"Kabar Li Yi Feng selama ini baik-baik saja. Tidak ada orang yang mencurigakan selama ini. Tapi untuk Nona Wei, dia sedikit aneh."

"Aneh? Seperti apa bukankah dia sudah menjadi bahan pembicaraan kerajaan karena sikapnya?" Tanya permaisuri Yu Jie pada pelayan.

"Kadang akhir akhir ini ia sering sekali terlihat aneh, Nona Wei beberapa kali selalu memegangi lehernya yang telihat baik-baik saja. Lalu setelah itu ia begitu cepat berubah menjadi wanita kasar dan kejam lagi."

Wajah wanita pelayan itu seolah olah tengah teringat sesuatu mengani Wei Yuwen. Wanita yang tengah dibicarakannya ini memang sering memegangi lehernya yang tidak terluka sama sekali, bahkan auranya ketika itu berubah seperti ketakutan namun secepatnya hilang dan berubah menjadi wanita sebelumnya. Dengan sikap kasar dan sombong.

"Baiklah, kau melakukan tugasmu dengan baik."

Pelayan itu tersenyum cerah dan mengucapkan terima kasih sebelum pamit untuk beranjak pergi.

Di tempat duduknya, permaisuri Yu Jie mengulang kembali akan penjelasan pelayan tersebut dan memutar kejadian ketika jamuan malam waktu itu. Mengingat akan sikap kasar Wei Yuwen dan sikap aneh yang dijelaskan pelayan. Menyatukan menjadi sebuah puzzle yang masih berserakan. Sedetik kemudian, sebuah senyuman penuh arti tersungging di bibirnya yang tipis.

_o0o_

Wei Yuwen meneguk teh hijau yang tersaji di atas meja dengan santai, sesekali ekor mata gadis itu melirik wanita tua di depannya dengan penuh ketidaknyamanan. Meski dia yakin bahwa wanita tua yang mencapai usia senja ini tidak akan melukainya namun, tetap saja ia dilanda terkejut mendapat tamu paviliunnya.

"Nona Wei, kau  tentunya tidak membuat puteri Li Mei berlutut seperti itu ." Ucap wanita tua itu dengan pembawaan tenang.

Permaisuri Yu Jie---wanita yang kini duduk bersila didepannya menyesap teh di dalam cangkir porselen miliknya sebelum kembali melanjutkan kalimatnya.

"Aku merasa penasaran, kenapa kau melakukan ini."

Wei Yuwen merutuk dalam hati, kedua tangannya yang ia sembunyilan di bawah meja meremas erat hanfu yang dia kenakan.

"Aku punya alasan lain, untuk tidak memberi tahu." Wei Yuwen tidak tahu harus mengatakan apa dan menjelaskan bagaimana. Karena dia sendiripun sama sekali tidak bisa memahami kenapa dirinya bersikap seperti ini. Lebih baik ia tidak membahayakan nyawa puteri Li Mei. Sejahat dirinya ia tidak ingin merenggang nyawa. Niatnya sama sekali bukan untuk melukai puteri Li Mei waktu itu.

Permaisuti Yu Jie mengulum bibirnya. Tersenyum lembut. "Namun, aku lebih penasaran kenapa kau tidak pernah damai dengan Li Yi Feng."

Wei Yuwen mendengus kesal, ia sama sekali tidak mengerti kenapa permaisuri Yu Jie justru mengganti topik pembicaraan. Ditatapannya wanita di depannya yang kini tersenyum hangat padanya.

"Kau tahu ibu suri dan kaisar, bukan?"

Wei Yuwen membeo dalam hati, dia kini tahu siapa yang di maksud oleh permaisuri. Bahkan bukan hanya ia mengerti akan orang yang dituju oleh permaisuri Yu Jie, namun tujuan maksud dari permaisuri Yu Jie yang belum sepenuhnya menjabarkan tujuannya bertanya.

Permaisuri Yu Jie meletakan cangkir di tangannya. Wanita tua itu terdiam beberapa lama. "Mereka berdua adalah orang yang licik dan kejam. Dia bahkan tak tanggung tanggungnya bisa saja menghukum orang yang tidak salah. " ucapnya tenang. "Aku ingin mengajukan kerjasama denganmu."

Wei Yuwen yang tengah meneguk tehnya, tersedak. Gadis itu terbatuk keras dan meletakan cangkir teh di tangannya dengan cepat ke atas meja. Wei Yuwen menepuk-nepuk dadanya, berharap membuat apapun yanh ada didalam sana keluar seketika.

"Pelayan, ambilkan minum untuk nona Wei!" Titahnya pada pelayan yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Nona Wei, anda baik baik saja?" Tanya permaisuri Yu Jie dengan khawatir. Wanita itu ikut membantu menepuk punggung Wei Yuwen dan mengusapnya dengan lembut. Seketika perlakuan tak terduga itu membuat Wei Yuwen terpaku di tempatnya.

Melihat gadis didepannya hanya diam menatapnya. Permaisuri Yu Jie kembali bertanya. "Apa saya harus memanggil tabib?"

Wei Yuwen seketika tersadar, gadis itu menggelang cepat. "Tidak oerlu, aku baik-baik saja." Sahut Wei Yuwen pelan saat dirasanya sesak di dadanya perlahan menghilang, tergantikan dengan perasaan aneh yang menyusup dalam relung hatinya.

Wei Yuwen itu menelan ludah seraya mengarahkan pandangan ke dalam cairan hijau bening dalam cangkir porselen didepannya, kemudian beberapa saat beralih menatap permaisuri Yu jie.

"Aku tidak bisa, ikut campur urusan ini." Tegasnya.

.
.
.
[Versi REMIX]
Howling Moon

➡♻⬅

-Legend of Zhu Chi, Mu-

Howling Moon, legend of zhu ciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang