Kala langit menangis
kutulis surat ini
kepada Tuan pencuri hati
aku wanitamu
yang kau ajak berjuang;
lantas kau yang pergi duluanPerasaan yang kau tinggal
tak kunjung beranjak
walau barang sekejap
tiap malam insomnia
karena rindu yang makin beringas
seperti dendam, rindu harus dibayar tuntasDulu kita sehangat nafas
sebelum akhirnya sedingin laut lepas
kita begitu dekat
sebelum akhirnya ada sekat
kemudian tak ada lagi kata kitaTuan,
sila kau pergi kemana saja
sampai ke alam baka pun tak apa
asal kau bawa serta rasa yang kau tinggal
agar aku bisa hidup bebas
tak terkekang oleh rasa yang tertinggal—filsuvia
KAMU SEDANG MEMBACA
Estetika Sajak
PoesíaNamun sebenarnya bagian mana yang bisa kurindukan darimu? Bahkan menatap matamu pun aku tidak bisa. Bagian mana yang harus kurindukan darimu? Bahkan saling bertegur sapa pun kita tidak pernah. Bagian mana lagi yang mesti kurindukan darimu? Jika samp...