Author Pov
Satu bulan kemudian....
Usia pernikahan Marchel dan Steffany sudah satu bulan. Marchel tetap sama selalu bersikap dingin pada gadis itu, sedangkan Steffany merasa beruntung karena suaminya itu sampai sekarang belum menyentuhnya sama sekali. Memang tidur satu kamar dan satu ranjang, tapi Marchel selalu memunggungi Steffany dan menjaga jarak dengannya. Sesuai janji Marchel pada Steffany, ia sudah mengembalikan perusahaan milik ayahnya dan mengatasnamakan sang istri, serta semua hutang-hutang milik Fernando sudah ia selesaikan dalam waktu satu bulan, hebat bukan ? Bahkan Steffany saja harus mengumpulkan uang dari hasil pemotretan bisa bertahun-tahun untuk membayar hutang sebanyak itu. Hanya saja rumah milik orang tua Steffany, masih ditempati oleh ibu dan saudara tirinya. Steffany tak memusingkan hal itu, ia juga masih punya apartement pribadi dari hasil jerih payahnya sendiri.
Bukan rahasia umum lagi jika Steffany sudah menyandang nama Wilton dalam namanya. Bahkan selang dua hari setelah pernikahannya, Marchel membuat konverensi pers untuk mengumumkan bahwa siapapun, dimana saja jika bertemu dengan sang istri harus memanggilnya dengan sebutan Mrs.Wilton.
Menyandang sebagai Mrs.Wilton tidaklah mudah, ia mendapatkan pengawalan yang sangat ketat. Sampai-sampai ingin ke kamar mandipun para bodyguard selalu saja menguntitnya. Tidak heran jika Marchel bersikap seperti itu padanya karena ingin melindunginya dari orang jahat yang sudah menerornya beberapa waktu lalu. Hanya saja ia merasa tak bisa bergerak bebas seperti dulu.
Hari ini Steffany selesai melakukan pemotretan di kantor milik ayah Nicholas, seperti biasa Nicholas yang menghandle semua pekerjaan itu. Nicholas meminta gadis itu untuk datang keruangnnya karena hal penting yang ingin ia bicarakan.
"Welcome Mrs.Wilton ?". Sapa Nicholas saat Steffany memasuki ruangnya.
"Kau ini apa-apaan Nic, tidak usah memanggilku seperti itu !!". Gerutu Steffany yang langsung mengambil duduk di sofa.
"Bukankah kau sekarang sudah menjadi...". Belum selesai Nicholas berbicara, namun Steffany sudah menyahutinya.
"Cukup, kau mau bicara apa ? Aku sudah ada janji dengan teman-temanku". Steffany sibuk memainkan ponselnya.
"Aku ingin bertanya sesuatu, tapi kau jangan tersinggung ".
"Ya, katakan saja". Ia menatap raut wajah serius Nicholas.
"Apa alasanmu menerima pernikahan itu Fan, aku harap kau berkata jujur !!".
"Karena permintaan daddy, apa kau belum mengerti juga jika Marchel yang melunasi semua hutang-hutang daddy, dan sebagai gantinya aku harus mau menikah dengannya". Steffany menundukkan kepalanya.
Nicholas mendekatkan wajahnya pada Steffany, menatap manik biru milik gadis itu.
"Kau berbohong, dan aku bisa melihat itu dari sorot matamu".Steffany menelan air liurnya.
"Maaf Tuan, saya tidak bermaksud mengganggu anda". Seorang wanita berbadan mungil tiba-tiba masuk dan membawa dua minuman yang telah di pesan oleh Nicholas.
Nicholas yang merasa terkejut membenarkan duduknya dan menjauh dari wajah Steffany.
"Terima kasih Seina, oh ya perkenalkan ini Steffany temanku, dia model disini".Seina tersenyum ramah pada Steffany, ia mengulurkan tangan dan di sambut dengan Steffany.
"Senang berjumpa denganmu". Steffany membalas senyuman gadis itu.Seina meninggalkan mereka berdua dan menutup pintunya kembali.
"Siapa dia ?". Tanya Steffany sambil meminum orange juice yang ada didepannya."Sekretaris baruku, dia baru bekerja minggu lalu".

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bee
Fiction générale(21+) Steffany Johnson seorang gadis berparas cantik ingin menjadi seorang model international. Hidupnya yang awalnya baik-baik saja, namun sejak ibunya meninggal dunia, membuat hidupnya berubah ayahnya sering mabuk-mabukan serta bermain wanita. Mar...