4. Penderitaan

66 53 23
                                    

Lelahku menghadapi kehidupan dan dunia ini
#Syah'fithri

DEG

Serasa bagai disambar petir pernyataan yang dilontarkan suster tadi, membuat Mirna berlari menuju keruangan tempat putrinya dirawat itu.

Saat membuka pintu ruangan tempat putrinya dirawat, kaki Mirna seakan akan tidak kuat menopang berat tubuhnya, melihat putri satu-satuya sedang berjuang hidup. Tak terasa air dari pucuk mata Mirna menetes melihat keadaan putrinya yang sungguh menyedihkan, dengan berceceran darah dimana-mana yang keluar dari mulut sang putri semata wayangnya.

"Syah". Panggil Mirna lirih.

"Jangan tinggalin ibu, hiks...ibu gk akan kuat hidup di dunia ini lagi kalo kamu juga ninggalin ibu". Lirih Mirna.

"Suster, ambil 3 kantung darah golongan O, pasien kehilangan banyak darahnya". Perintah dokter.

"Baik dok". Jawab suster.

"Maaf dok, golongan darah O habis, tetapi akan segera datang pengiriman darah kesini". Ujar suster.

"Saya membutuhkan darah itu secepatnya sus, jika tidak pasien.. hmm cepat cari donor darah secepatnya, saya akan bertanya kepada keluarganya diluar, sus tolong pantau selalu keadaan pasien".

"Baik dok".

***

Setelah mirna dan vikriyah menunggu lama dokter akhirnya keluar.

"Dok bagaimana keadaan putri saya dok?". Mirna mencengkram jas dokter itu.

"Begini Bu, putri ibu banyak kekurangan darah dan kebetulan darahnya habis dan sekarang dalam masa pengirimannya kesini, tetapi bu".

"Tapi apa dok?".

"Sebenernya saya tidak tega memberi tau ini semua, tapi Bu putri ibu membutuhkan darah itu secepatnya jika tidak".

"Jika tidak apa dok". Teriak histeris Mirna.

"Jika tidak maaf, putri ibu tidak dapat kami selamatkan".

Tubuh Mirna ambruk seakan-akan ditusuk ribuan jarum setelah mendengar ucapan dokter itu dia seperti tidak bernyawa lagi, hanya isakan dan air mata, tentu itu tidak akan membantu.

"Tante sabar". Lirih vikriyah, sambil menopang bahu Mirna.

"Kalo begitu ambil darah saya dok cepat dok sebelum putri saya kenapa-napa".

"Tapi Bu saya sedang membutuhkan darah yang banyak, dan dengan keadaan ibu seperti ini tidak memungkinkan untuk saya mengambil darah ibu".

"Saya tidak peduli keadaan saya dok, yang terpenting selamatkan anak saya dulu".

"Baiklah Bu, kalau begitu ikut dengan suster ini, untuk mencocokan dan mengambil darah ibu".

Mirna mengangguk dan tergesa-gesa berlari menuju tempat yang ditunjukan oleh suster.

***

Saat ini Mirna sedang cemas menunggu bagaimana keadaan putri semata wayang sekaligus satu-satunya harapan hidupnya di dunia ini, keluarganya entah kemana ia tidak ingin memikirkan itu saat ini, ia hanya ingin mengetahui bagaimana keadaan putrinya. Setelah memberikan dua kantung darah tubuh Mirna terasa lemas, namun itu tidak membuatnya menjadi lemah, justru membuatnya semangat akan keadaan putrinya. Sedangkan vikriyah sahabat Syah itu sudah pulang karena esok sekolah dan itu atas perintah dari Mirna ia tidak mau membuat vikriyah sahabat anaknya itu bodoh. Dengan paksaan akhirnya vikriyah menyetujui bahwa ia akan sekolah dan dia berjanji akan kembali lagi kesini.

Aløne AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang