8. Patah

23 22 23
                                    

"permisi." Ucap Syah.

"Eh, maaf eneng siapa ya?" Tanya Adi. Marios dan Arland hanya menyimak.

"Aku---." Ucap Syah terpotong.

"Eh Syah ada apa kesini?" Tanya Alfar dari toilet.

"Mmm---, ah itu Syah disuruh ibu buat ngasih ini ke Alfar dan temen-temen kamu yang udah bantuin Syah waktu kejadian itu." Syah menyerahkan paper bag nya kepada Alfar, namun langsung direbut paksa oleh Marios.

"Ah Syah, tau aja babang lagi laper. Emang bener yak kata pepatah, rejeki anak Soleh gk kemana." Ucap bangga Marios.

"Nyadar bego! Lo tuh bukan anaknya pak Soleh, tapi anaknya om Gabriela hhhh." Ujar Adi, tertawa ngakak sambil memegangi perutnya kesakitan sampe ngejungkel ck.

"Mampus Lo kena karma langsung, ngatain bapak gw sih kualat kan Lo dasar anak bapak markudi Sunardi wakwak." Ngakak Marios.

Jeger
(Anggap ajah itu suara petir ya ck)

"Nah loh, kualat ngatain bapak gw. Allah gk ridho, bapak gw kan paling bae ck." Ujar sombong adi

"Hilih kh*n*il."

"Eh udah-udah elah lu pada ya, dah tau ada cewe jaga omongannya." Tegus Alfar.

"Siwo kanjeng prabu." Ucap Marios mengikuti gaya ala-ala sinetron kerajaan ck.

"Huuh, kanjeng prabu bapakmu." Toyota Adi.

"Ais-." Ucap Marios terpotong.

"Udahlah jangan kaya anak kecil, emm maaf ya Syah mereka emang suka gitu malu-maluin hehe." Ucap Alfar, Syah hanya tersenyum menanggapi nya.

"Ye enak ae lo biawak darat, gini-gini juga sahabat lo, bestfriend Lo yang terbaik no tipu-tipu, no kw, Dan no bocor-bocor." Elak Marios.

"Ye lo Kira no drop, pake no bocor-bocor segala Ucok." Jawab Adi.

"Suka-suka gue dong buaya Aer."

"Ngapa gk sekalian buaya darat sih."

"Ah, udah basi buaya darat mah. Kali-kali gitu diaer, kalo dia kebanyakan didarat melepuh kulitnya kusam dan berkomedo ih gk banget."

"Bisa ae Lo toing."

"Udah ih bacot Lo berdua! Ya udah yuk Syah aku anterin pulang, dah mau ujan nih dah mendung." Ucap Alfar, menarik tangan Syah.

"Iy---." Jawab Syah terpotong.

"Gw cabut duluan." Ucap Arland, Dan membawa motor sport kuningnya secepat kilat.

"Arland kenapa?" Tanya Alfar.

"Halah palingan tuh bocah lagi PMS." Jawab asal Marios.

"Emm, ya udah guys gw nganterin Syah balik, dulu duluan guys." Ucap Alfar membawa motornya dan Syah meninggalkan caffe.

***

"Syah pegangan yang kenceng, nanti terbang." Perintah Alfar pada Syah.

"Ah, emm iya." Jawab Syah gugup.

Alfarpun yang memperhatikan dari kaca spion, terkekeh melihat Syah yang gugup dan salting karnanya.

"Ckck, Gk usah gugup kali Syah. Santai ajh kayak sama siapa ajh. Ah iya besok lo dah mulai sekolah kan?." Tanya Alfar.

"Aku gak gugup kok, heem besok sekolah kenapa?" Jawab Syah.

"Gimana kalo besok berangkat bareng, nanti pagi-pagi aku jemput mau gak?" Tanya Alfar, Syah hanya menganggukan kepalanya. Melihat Syah hanya menganggukan kepalanya, Alfar pun mengusap dadanya.

"Kenapa?" Tanya Syah.

"Gak papa jantung mau terbang." Jawab asal Alfar.

"Hihi, emang bisa apah." Syah terkekeh, melihat Syah tersenyum ada rasa bahagia dihati Alfar.

"Manis."

"Hah?"

"Eh,,, engga. Owh iya kita udah nyampe." Ucap Alfar, Syah pun menganggukan kepalanya.

"Ya udah, aku masuk kedalam dulu ya. Makasih udah mau nganterin pulang." Ucap Syah.

"Iya sama-sama, gak disuruh mampir dulu nih?" Tanya Alfar.

"Emang mau mampir?"

"Mau sih kalo dibolehin mah, boleh gak?.

"Engga!" Jawab Syah lalu meninggalkan Alfar dengan muka cengo.

Setelah diambang pintu Syah menyadarkan Alfar dengan teriakannya" Alfar sana pulang."

"Ngusir?" Tanya Alfar.

"Engga cuma nyuruh pulang doang kok."

"CK, sama ajh. Ya udah lah gw pulang dulu dah." Ucap Alfar, dengan motor sport nya meninggalkan pekarangan rumah Syah.

"Dah." Syah masuk kedalam rumahnya, lalu berteriak.

"Aaaaa,,, senangnya. Kayaknya aku suka sama Alfar deh. Kira-kira Alfar suka juga gak yah sama aku?!" Tanya Syah dalam hati.

"Cie, anak ibu ada yang bahagia nih ceritanya! Kenapa sih cerita sini sama ibu?" Tanya Mirna'ibu Syah. Syah menanggapinya hanya dengan gelengan kepala, lalu langsung berhambur ke kamarnya. Mirna yang melihat tingkah putri semata wayangnya hanya menggeleng dan tersenyum. Antara bahagia dan sedih, bahagia karena anak semata wayangnya sudah kembali seperti dulu, sedih karena melihat anaknya itu pasti sedang merasakan jatuh cinta, ia takut Syah akan merasakan namanya sakit hati, di setiap cinta pasti akan ada rasa kehilangan, sakit hati dan cemburu. Namun ia juga ingin melihat anaknya bahagia, mungkin akan jauh lebih baik jika ia mengikuti sekenario yang Tuhan atur untuk kehidupannya kedepannya.

***

Diruang tamu Mirna sedang memikirkan perasaan anaknya, sedangkan disisi lain Syah sedang merasa bahagia. Ia merasakan begitu bahagia disaat dekat dengan Alfar, menurutnya Alfar berbeda dengan peria lain. Alfar ramah, baik, dan manis.

"Aduh Alfar kenapa sih kamu itu manis banget, ini pertama kalinya aku merasa bahagia disaat didekat seseorang. Apa aku mulai jatuh cinta? Jika benar aku harap kamu merasakan hal yang sama amin." Ucap syah pada dirinya sendiri.

Ya mungkin sikap Alfar memang manis, tapi bukan kah itu memang kuadrat nya peria hanya manis diawal, setelah sudah bosan rasa manis nya akan hilang digantikan dengan kecuekan.

***
Ditanam pinggir danau seorang peria dan wanita berbicara dengan seriusnya.

"Sampai kapan kita sembunyiin status hubungan kita?" Tanya seorang wanita.

"Sampai dimana aku bisa memilikimu sepenuhnya." Jawab seorang peria.

"Tapi kapan, aku capek nunggu." Kesal wanita itu.

Peria itu memegang kedua pundak wanita itu, lalu memutarkan agar menghadapnya.

"Hei, dengerin aku. Kamu mau supaya status hubungan kita gak dirahasiakan lagi kan?" Tanya peria itu, dan dibalas anggukan oleh wanita yang duduk didepannya. "Oke, tunggu ulang tahunku, disitu aku bakal mempublikasikan hubungan kita." Jawab peria itu.

"Caranya."

"Dengan melamarmu".

***

TBC

Jangan lupa vote & comen

Terimakasih salam dingin dari author kalo butuh yang anget sini author angetin hilih click

Sampai ketemu di cerita selanjutnya°•°

Aløne AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang