D-1. Amarilys

79 8 6
                                    

Pemuda berambut hitam itu terlihat berlari di koridor yang terlihat tersusun dari dinding baja berwarna perak tersebut. Blazzer seragamnya dia sampirkan pada bahunya sambil sesekali melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 8 siang.

"Sial! Aku terlambat!" ujarnya.

Dia kemudian berlari lebih cepat, berbelok di persimpangan lorong, kemudian kembali berlari sambil sesekali memeriksa papan-papan hologram setiap pintu besi yang terdapat di lorong tersebut.

Dia hanya berharap dapat diberi keringanan di hari pertamanya mengikuti pelatihan di tempat ini. Menurut rumor yang dia dengar, pelatih tempatnya melakukan pelatihan adalah sosok yang tegas dan mengerikan.

Langkah kakinya kian dipercepat menyadari waktunya sudah semakin terlambat, hingga akhirnya dia mendapati pintu besi ruangan yang dia tuju dan segera menekan tombol untuk membukanya lalu berlari masuk.

"Maafkan keterlambatan saya!!" serunya cepat ketika melangkah masuk ke dalam ruangan dengan nafas tersengal-sengal karena kelelahan.

Spontan tujuh orang yang berada di dalam ruangan itu berbalik dan melihat ke arah sang pemuda berambut hitam kelam itu.

Orang-orang yang asing, yang baru saja dilihatnya, menatap ke arah sang pemuda dengan tatapan yang beragam. Sedangkan seorang wanita yang terlihat hanya memiliki tinggi 150 cm itu menatap sang pemuda dengan tatapan tajam.

Wanita berambut cokelat itu melipat kedua tangannya di depan dadanya, menatap ke arah sang pemuda yang datang terlambat itu.

"Prajurit Erith Evangeline. Kau terlambat setengah jam," dengus sang wanita, menatap pemuda yang dia panggil Erith itu dengan tatapan kesal tercampur amarah.

Erith yang mendengar itu menunduk, merasa bersalah sekaligus tidak percaya bahwa wanita ini adalah pelatih yang dimaksudkan. Bahkan tingginya tidak sampai bahu Er--

"Apa yang kau lakukan disana?? Cepat berbaris!! Dan kenakan seragammu dengan baik!" perintah sang wanita keras.

"B-baik!"

Dengan cepat Erith berlari ke arah barisan yang sudah rapi di tengah ruangan tersebut, berbaris paling belakang pada barisan di sebelah kanan dan segera mengenakan blazzer resminya. Dia dapat mendengar salah seorang peserta yang berbaris di depannya menghela nafas kesal, setidaknya itu yang dipikirkan Erith.

"Sepertinya kalian semua sudah lengkap," ujar sang wanita berambut cokelat tadi. Erith bisa melihatnya menghela nafas panjang di depan sana.

"Kalau begitu langsung saja! Selamat datang kepada kalian, prajurit baru NEMEA, para Devorator baru!" seru sang wanita keras dengan serius. Bahkan ucapan sambutannya itu terdengar hambar di telinga Erith tanpa adanya hawa menyenangkan sama sekali.

"Perkenalkan, namaku Amerin Fairhold, kepala bagian divisi pelatihan Devorator, sekaligus pelatih resmi kalian," sahutnya memperkenalkan diri.

"Seperti yang sudah kalian ketahui, setelah melewati berbagai macam proses, kalian para orang terpilih, akhirnya menjalani proses pengaplikasian dengan Type Demeator yang cocok dengan kalian masing-masing. Hal itu membuat kalian menjadi Devorator, pada akhirnya!" jelas sang wanita kembali dengan nada seriusnya.

Erith bahkan yakin dia bisa melihat pemuda berambut cream yang berdiri dua baris di depannya menguap, entah karena bosan mendengar ucapan sang wanita atau masih mengantuk. Berani sekali.

"Seperti yang kalian sudah ketahui, perkerjaan menjadi Devorator bukanlah pekerjaan sembarangan. Dengan menjadi Devorator, maka kalian memiliki tanggung jawab yang besar!" seru sang wanita itu lagi.

Devorator : World EaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang