♥ Twenty one ♥

636 51 7
                                    


"Pa.. Paman... Ma..maafkan aku.."

"Kau masih ingat aku..?"  Tanya datar Viplav.

Swara pun memeluk Viplav rindu. Yang dipeluk hanya terkejut, dan perlahan balas memeluknya, haru.

"Tentu, apa sedendam itu aku sampai tidak mengingatmu.. Walau kau kasar dan menyebalkan, tapi kau adalah pamanku, dan selamanya begitu... " Jujur Swara menahan tetesan air mata, namun tak hanya Swara yang menahan air matanya, Viplav pun begitu.

Hati Viplav nampak ikut haru, nan terenyuh. Mengingat yang tlah ia lakukan pada Swara, tapi Swara tak membalasnya, dan malah memeluknya. Ia bahkan tak menumbuhkan rasa benci dan dendam dalam hatinya.

"Apa kau masih marah padaku..? Aku minta maaf.. Aku sudah menyusahkanmu.. Aku aku.. Lari dari pernikahanku yang seharusnya aku jalani . Aku sudah mempermalukanmu.. Hiks.. " viplav menahan dalam rasa emosionalnya, apa disaat seperti ini ia masih akan menyiksa Swara? Atau akan ikut menangis haru?

Swara melepas pelan pelukannya lalu mendongak menatap Viplav.

"Ikut aku.." Masih dengan gaya datarnya, Viplav pun menarik tangan Swara ke sebuah ruangan. Jelas pasti itu ruang Simran.

"Kenapa ke ruang amaa.. Eh maksudku.. Ini.." ucapnya menutup kesalah ucapannya.

"Kau kenal dia?" Viplav berhenti dan menoleh.

"Emh, e.. I iya... Dia yg menolongku... " Viplav nampak sedikit sumringah, namun Swara semakin membeku kala ia melihat Simran yang ada di belakang Viplav dengan linangan deras air mata. "Maa..?"

Viplav menoleh ke belakang menatap Simran. "Simran didi..?"

"Swara... Kau .. Pu..putriku " Simran berlari memeluk Swara. "Swara, Viplav.. Benarkan ini putriku? Putriku dengan Vijay... Iya kan?" Swara celingukan sendiri, ia melepas pelukan Simran. Sedang Viplav hanya mengangguk.

"Pa.. Paman.. Apa maksudnya...?" viplav menarik lengan Swara dan menghadapkan pada posisinya berdiri saat ini. Sedang Laksh berdiri kaku di ambang pintu.

"Swara... Dia adalah ibumu.. Simran... Yang nenek kakekmu bilang sebagai wanita murahan, yang di anggap selingkuh... " Swara terdiam lalu melirik Simran.

"Dia..."

**

"Hiks hiks.. " Swara menangis meratapi hari ibu ini. Ia melihat anak-anak lain yang memberikan coklat, memeluk serta mencium ibunya di hari ibu ini. Sedang dia? Hanya memeluk boneka barbie yang ia dandani sedemikian rupa menjadi Dewi Berbie.

Datanglah sang nenek. "Sayang? Kenapa?"

"Nenek, hiks mama dimana? Kenapa sih Swara jadi anak yang sendiri... ? Ayah sibuk, mama gak ada ... " Sedihnya. Dengan lembut si nenek memeluk gadis kecil itu.

"Sayang, kan ada nenek disini.." Swara mengangkat kepalanya menatap wanita baya itu. "Nenek akan menjagamu selalu.."  Ucap si nenek memeluk Swara.

"Nek, memang ibu pergi kemana?"

Wajah si nenek berubah masam. Dan dengan malas namun penuh kekesalan si nenek menjawab. "ibumu memilih dengan yang lain.."

"maksudnya?"

"Ibumu memilih tinggal dengan keluarganya yang lain, memilih dengan anaknya yang lain..." Swara terkejut setengah mati, apa berarti ibunya tak menyayanginya?

"Mama tak menyayangiku lagi?"

"Bisa dibilang begitu, dia sudah tak peduli lagi dgmu!" 

♡ Karena Cinta ♡ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang