Pagi ini aku berangkat sekolah sendiri, karena Sisil sudah tidak lagi menjadi tetanggaku.
"Pagi Ailaa" sapa seseorang tepat belakangku berjalan. Aku kira Sisil makanya aku langsung menengok ke belakang.
Saat aku menegok ke belakang "eh..Andi, pagi juga" jawabku sopan sambil tersenyum. Tapi dalam hati kecewa.
Lalu kami pun mengobrol basa-basi. Namun, tiba-tiba tangan kanan ku di tarik oleh seseorang.
"Eehh...ehhh apa apaan nih, main tarik-tarik tangan gue" ucapku kesal dan kaget. Tarikannya kasar Gaksuka!.
"Enggak tadi di baju lu ada ulet" jawab Rion asal. Iya betul, yang menarikku itu Rion, entah apa yang ada di pikirannya.
"Masa?, gue kaga percaya!". Kataku sinis. Kesal iya, aku jadi malu dengan Andi.
"Serius dah"
"Iyain aja lah, lu kenapa sih ganggu gue tadi lagi ngobrol". kesalku seraya melipat tangan di depan dada.
"Hmm enggak ada, oh iya nanti pulang bareng gue ya" tawarnya mengalihkan topik
"Ogah males"
"Harus!"
"Kalo enggak mau?"
"Gue culik"
"Ihh, jangan maksa gue apa!"
"Tidak ada bantahan!"
"...". Aku berfikir
"Lumayan lah irit ongkos" batinku.
***
"Aila, lu udah ngerjain pr matematika?" Tanya Mita panik."Udah dong, anak rajiinn" jawabku sombong. Padahal aku mengerjakannya karena takut di hukum lagi oleh Bu Lola.
"Yaudah gue liat cepetan". Mita panik sambil menarik-narik bajuku.
"Sabar weeh" ucapku dan segera mangambil buku.
Adaa bu guruu.. ucap Didi, teman sekelasku yang selalu bertugas mengintip jaga-jaga jika ada guru yang datang. (Seperti mail dalam film upin&ipin) hahaha
"Yes Alhamdulillah selesai!" Teriaknya sambil meregangkan kedua tangannya.
"Kalo salah gimana Mit?"
"Gue tampol!" Ucap Mita terkekeh
"Gak tau terimakasih di kasih nasi minta padi!" Kesalku
Seketika Mita ngakak
"Makasih Aila cantikk" jawabnya senang.
Setelah beberapa saat mereka bercanda akhirnya Bu Lola datang ke kelas.
"Assalamualaikum anak-anak, maaf di sini saya tidak mengajar dulu, karena anak saya tiba tiba sakit, hari ini saya akan memberikan kalian semua tugas kelompok, satu kelompok terdiri dari 2 orang, dan ibu yang akan pilihkan" kata Bu Lola tegas dengan kedua tangannya memegang kertas absen.
Semua anak yg mendengar berita itu pun langsung mengucapkan syukur dalam hati.
Saat pembagian kelompok.....
"Mita dengan Didi"
"Yah ampun, kenapa harus sama dia sih! Kenapa enggak sama Arya aja" Gerutu Mita kesal
"Terkadang apa yg kita inginkan itu jarang yang akan terjadi, dan terkadang apa yg kita tidak inginkan itu terjadi" kataku tenang sambil mendengarkan Bu Lola
Lalu tiba-tiba namaku di sebut "Aila dengan Rion"
ASTAGFIRULLAH.
Aku mengernyitkan alis tak percaya dengan apa yang aku dengar tadi.
"Terkadang apa yg kita tidak inginkan itu terjadi" Kekeh Mita tertawa sambil memukul punggungku.
"Sialan!!"
***
Pulang sekolah"Ailaa, yuk bareng gue pulangnya". Aku sedang membereskan buku yang berserakan di lantai karena tas ku jatuh dan mengeluarkan isinya.
"Iya, sabar! Lagian lu ngapain sih nungguin gue". Kataku setengah terburu-buru. Namun, Rion tidak menjawabnya karena sibuk dengan benda tipis yang sedang di genggamnya.
Setelah semuanya selesai, akhirnya aku dan Rion Segera menuju parkiran motor dan melesat di tengah ramainya jalanan.
"Sekalian ngerjain tugas matematika sekarang ya?" Tanya Rion saat kita sedang berada dalam perjalan
"Iyaudah" jawabku cuek. Tapi tiba-tiba Rion memberhentikan motornya, sepertinya dia enggak dengar jawabanku tadi
"Kenapa berhenti?". Tanyaku bingung
"Sekalian ngerjain tugas matematika ya?" Ulang Rion sekali lagi
"Iyaudah, tapi dimana?" Tanyaku mengernyitkan alis.
"Hmm...di rumah gw mau?" dia menawarkan rumahnya
"Di rumah lu ada siapa aja?" Tanyaku memastikan kalau dirumahnya harus ada orang.
"Tenang di rumah gue ada mamah, dan Adek gue kok" ujarnya tenang seakan tahu akan ke raguanku untuk ngerjain tugas di rumahnya.
"Oke deh gak papa" sahutku setuju.
***
Akhirnya kami sampai di rumah sederhana, minimalis ber cat putih aesthetic, sejuk dengan teras yang lumayan lebar. tidak kecil dan tidak besar, perkarangan rumah Rion banyak di tanami bunga mawar merah yang indah, seketika mataku berbinar ketika melihat setangkai bunga Mawar yang berwarna biru."Waah... bagus banget!" Ucapku kegirangan bagai anak kecil yang sedang melihat balon.
Tak sengaja aku melihat Rion sambil tersenyum dengan kedua tangannya yang ia masukkan ke dalam saku celananya dan kebetulan banyak angin sepoi-sepoi yang membuat rambutnya beterbangan.
'Cool' satu kata yang langsung ada di pikiranku.
Kok jadi mirip iklan sampo sih
"Lu mau masuk, apa mau gue tinggal ke dalem nih?" Tanyanya terkekeh melihatku seperti anak kecil yang sedang kegirangan.
"Oh iya sorry, lu suka bunga ya?" Tanyaku kemudian
"Lumayan sih, tapi sebenarnya mamah gue yang paling suka. Kenapa? Lu mau?"
Mendengar kata-kata itu, aku langsung berbinar, jika ini kartun animasi mungkin gambaran mataku seperti mengeluarkan cahaya. Cling cling di sekitar mata.
"Mauuu!". Jawabku dengan wajah puppy eyes buatan
"Bayar lah" jawabnya terkekeh
"SIALAN!"
"Bercanda kok, yaudah yuk masuk udah lima abad kita di teras" aku pun masih cemberut oleh ulahnya
***
Semoga suka ya kalian😉See you next time❤
KAMU SEDANG MEMBACA
In Love
Teen FictionIf you know, i really love you!❤ __________________________________ " eh Ai, keknya tuh cowok anak pindahan deh, cara bahasanya medok gitu" kata Mita terkejut " iya juga tuh, tapi bodoamatlah" kataku acuh, sembari menengok ke arah jendela yang pas s...