Part - 14

1K 38 2
                                    

Sepulang sekolah, Dewi dan Putri pulang bersama karna rumah mereka searah. Dewi dan Putri memutuskan untuk  pulang jalan kaki sampe kerumah, Putri sengaja nyuruh supirnya buat ambil mobilnya disekolah. Mungkin Putri lagi males kali nyetir mobil. Begitu pun Dewi.

"Si Sheilla itu keterlaluan deh. Kalo gue jadi lo, udah gue acak acak tuh mukanya."kata Dewi kesal.

"Cuekin aja kali. Palingan dia bakal capek sendiri. Ngapain gue ngurusin bocah kayak dia? Buang buang waktu gua aja."ucap Putri santai.

"Tapi kan tetap aja. Dia baru kenal sama lo aja udah belagu kaya gini. Gimana kalo udah kenal lama? Habis lo dipermaluin sama dia kayak tadi."seru nya tambah Kesal sambil melihat Putri yang terlihat menyunggingkan senyumnya.

"Sekarang lo jujur deh sama gue, lo suka kan Sama Raka?"tanya Dewi misterius.

Mata Putri membulat, pipi memerah, dan salah tingkah seketika. Ia tidak tau harus menjawab apa atas pertanyaan yang tiba tiba itu. Dewi menatap Putri bingung, dan yakin bahwa Putri suka pada Raka karna dari raut mukanya aja udah nunjukin kalo dia suka sama Raka.

"Y-ya ng-nggak lah. Ya kali' gue suka sama bocah kaya dia. Idih males gila."jawab Putri gugup.

"Lo nggak boong deh sama gue. Kita udah lama sahabatan, masak lo nggak mau sih jujur sama gue? Bilang aja yang sejujurnya." ucap Dewi sambil memegang bahu Putri.

"Ya udah deh... Gue ngaku sekarang."Tegas Putri kemudian menghela nafas

"Gue...suka...Sama...Raka."ucap Putri gugup.

"Tapi lo nggak papa kan, kalo Sheilla gangguin Raka terus?"tanya Dewi.

"Ya tergantung."Jawab Putri.

Dewi terdiam sejenak.
"Lo suka sama dia dari kapan sih? Kok baru sekarang lo ngomong?"tanya Dewi mengintrogasi Putri.

"Sebenarnya gue suka sama dia dari lama. Bisa dibilang gue suka sama dia,dari pertama ngeliat dia."Jawab Putri jujur.

"Heol.. Terus..lo kok keliatan nya kaya benci banget sama dia. Didepann dia lo nggak pernah sama sekali nunjukin rasa suka lo sama dia." ujar Dewi.

"Eeee.. Gue nggak mau aja sampe Raka tau. Ya gue malu lah. Kan dimata dia gue itu cuma kakak kelas yang paling paling nyebelin buat dia." tegas Putri.

"Tapi kan lo bisa nge ubah pemikiran dia tentang lo itu, jadi kakak kelas yang baik dan Tidak sombong. Ya secara lo itu kebalikannya."ucap Dewi dengan nada menghina.

"Bacot lo. Udah lah, pokoknya gue harap lo jangan bilang kesiapa siapa tentang ini. Awas aja kalo ada orang lain yang sampe tau." ancam Putri serius.

"Iya..iya.."

Mereka berdua diam sejenak sambil menengok ke kanan dan ke kiri.
"Ahh, gimana kalo lo aja yang nyatain duluan. Biar si Raka tau perasaan lo, dan alhasil dia bakalan ngejauh dari Sheilla."ujar Dewi spontan. Satu jita kan mendarat di kepala nya.

"Sembarangan lo. Lo denger ya, di kamus hidup gue, nggak ada yang namanya gue nyatain perasaan duluan. Harus cowok lah yang duluan."jawab Putri.

"Sekarang pertanyaannya, Raka suka nggak sama lo? Itu yang jadi masalah. Lo mau ngeliat Raka sama Sheilla itu jadian?" tanya Dewi.

"Ya..jangan gue juga dong yang bilang duluan. Kan gue jadi gengsi. Lo aja sana yang nyatain perasaan lo duluan ke Dika"pancing Putri.

"K-kok jadi arahnya ke dia sih? Kan kita lagi ngomongin Raka Bukan Dika."jawabnya mengelak.

"Ngaku deh lo, Lo sebenarnya suka kan sama Dika? Ya kan?" tanya Putri yang ikut ikutan misterius.

"Paan sih lo? Ga jelas deh."jawab Dewi gugup dan mempercepat langkahnya.

Me Vs Adik KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang