Part - 19

821 42 3
                                    

Budidayakan vote sebelum/sesudah membaca  Terima kasih:)

Menjalani hari hari tanpa Putri mungkin akan sedikit membuat Raka tidak terbiasa. Apalagi harus terus bersama Sheilla yang selalu mengikutinya setiap saat, hari hari yang tidak menyenangkan.

Dalam benak Raka, Putri adalah segalanya. Baru saja menjalin hubungan, malah sudah berpisah karna alasan yang tidak jelas. Bukan ini akhir yang Raka mau, berpisah dengan seseorang yang membuat dia nyaman dan bahagia. Bagi nya, hari hari yang dia lalui akan terasa jauh lebih baik jika bersama Putri. Dan kini semuanya telah berubah, semuanya telah sangat berbeda.

****

"Eh Putri! Lo dipanggil bu feby tuh diruangannya" ujar Dewi menyentuh pundak Putri pelan ketika Putri asik membaca novel yang baru saja dia beli kemarin.

"Ngapain?"

Dewi mengangkat kedua bahunya tidak tahu. Lalu dia beranjak keluar kelas setelah memberi tahu kabar tadi.

"Mau kemana lo?!" Tanya Putri sehingga berhasil membuat Dewi menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Putri.

"Kantin. Lo mau ikut kagak?" Goda Dewi dengan nada genit, terlihat senyum yang tersungging dibibirnua dan melanjutakan langkahnya keluar kelas.

"Eh guru udah mau masuk tuh. Nanti lo diomelin lagi."

"Gak bakalan. Gue gitu loh." Ucap Dewi yang langsung menghilang layaknya makhluk gaib:v

"Dasar."

Menyadari panggilan Bu feby tadi, Putri langsung beranjak dari tempat duduknya dan melangkah keluar kelas untuk menemui Bu Feby diruangannya.

Sesampainya Putri diruangan bu Feby, ia masuk dengan segera karna penasaran apa yang bu Feby ingin sampaikan. Apakah Putri telah membuat kesalahan?

"Ibu manggil saya?" Tanya Putri lembut. Dibalik rasa lembutnya itu, ada rasa takut yang terus menghantuinya. Putri takut kalau ia sudah membuat kesalahan yang tidak ia sadari.

"Iya. Ibu manggil kamu kesini."

"Ada apa ya bu? Apa saya berbuat kesalahan?"

"Oh nggak kok. Kamu gak salah apa apa."

Syukurlah. Kalo gue kena masalah bisa mati gue diomelin sama mama seharian.

"Terus kalo bukan itu, ada apa bu?"

"Selamat ya Putri"

"Ya?"

"Kamu dapat beasiswa ke New York!" Seru Bu Feby semangat.

What the hell? Ini gue gak  mimpi kan? Dapet beasiswa di New York?

"Se..se... serius bu?" Tanya Putri memastikan

"Iya! Dua rius malah"

Putri hampir meneteskan air mata bahagia, tapi tetap dia tahan.

Putri tidak percaya apa yang baru saja terjadi. Rasanya seperti mimpi. Sekolah di New York? Sungguh pencapain yang sangat bagus. Putri sudah tidak sabar memberitahu Mamanya, dan sahabat sahabatnya itu.

"Apa?! Lo dapet beasiswa ke New York?!!!" Tanya Dewi dan Dika bersemangat dan histeris. Putri hanya mengangguk meng iyakan.

"Selamat ya!! Ya ampunnn. Kapan berangkatnya?". Tanya Dika lagi.

"Lusa."

"Gak nyangka gue sumpah!! Akhirnya, mimpi lo jadi kenyataan juga." Kata Dewi senang bahkan melebihi senangnya Putri.

Me Vs Adik KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang