5

6.2K 269 31
                                    

Ryo menepati janjinya. Pagi hari sesaat setelah Kanna membuka butiknya, Ryo datang dengan buket bunga mawar merah dan putih. Nggak sebesar buket kemarin, tapi nggak kalah cantik.

Kanna yang melihat Ryo tersenyum sambil memeluk serangkaian mawar langsung melipat mukanya. Ditemuinya Ryo dengan tatapan tajam, berharap Ryo takut dan pergi. Sayangnya Ryo malah meminta Kanna tersenyum, atau dia nggak akan pergi. Ini malah membuat Kanna makin melipat wajahnya. Frustasi.

Ryo duduk di sofa di dalam ruang kerja Kanna. Tersenyum memandang Kanna yang sedang serius membuat design sebuah dress pesanan pelanggannya. Kanna terpaksa membiarkan Ryo duduk di ruang kerjanya, karena saat Ryo duduk menunggu di luar dia malah membuat pelanggannya mendadak menjadi genit semua dan lupa tujuannya datang ke butik adalah untuk membeli pakaian. Bukan malah menggoda Ryo yang sebenarnya nggak peduli dengan selain Kanna.

"Kamu cemburu ya, gara-gara aku banyak yang godain tadi?" tebak Ryo saat melihat Kanna meletakkan pekerjaannya. "Resiko cowok cakep gini sih," tambahnya.

"Ha? Lo bisa bikin gue bangkrut. Pelanggan gue nggak jadi belanja malah asik ngerayu lo," sahut Kanna sewot yang malah membuat Ryo tertawa.

"Kamu lucu banget deh kalo cemburu. Tapi aku suka kok," komentar Ryo yang membuat Kanna makin melipat mukanya.

"Cemburu apa? Lo mabok ya!?" ejek Kana kesal.

"Iya bener. Aku udah mabok cinta sama kamu," sahut Ryo sambil mengedipkan mata kirinya, menggoda Kanna.

Kanna diam, nggak mau menanggapi. Dia lebih memilih melanjutkan pekerjaannya daripada berurusan dengan Ryo.

"Lo nggak ada urusan lain selain gangguin gue di sini ya?" tanya Kanna akhirnya, penasaran karena lebih dari seminggu ini Ryo selalu datang ke butik dan menghabiskan waktu dengannya. Kadang memang langsung pergi begitu meminta orang lain mengantarkan bunga untuk Kanna dan memastikan pesanannya sampai dengan selamat.

"Ah udah mulai perhatian nih. Ati-ati nanti cinta lho," sahut Ryo asal. "Eh jangan takut kalo cinta. Nanti pasti aku balas kok," tambahnya berusaha menenangkan Kanna.

Kanna memutar bola matanya. Heran ya, selalu bisa bikin kesel. Kali ini dia yakin kalau diam itu jelas lebih baik. Masa bodoh dengan Ryo yang jadi merasa bosan.

Tetapi baru saja Kanna memutuskan untuk diam, tiba-tiba Ryo bangkit berdiri.

"Aku udah puas liatin kamu hari ini. Tapi tenang, besok aku dateng lagi. Bawain bunga lagi. Mau request bunga apa buat besok?" Kata Ryo.

"Nggak usah bawa bunga lagi deh," sahut Kanna menolak, masih dengan nada ketusnya.

"Oke kalo gitu. Pamit dulu ya. Kalo kangen bilang aja. Nanti aku langsung dateng kok," kata Ryo lalu berlalu meninggalkan Kanna yang sudah frustasi mengacak-acak rambutnya.

Keesokan paginya. Ryo datang ke butik memang tanpa serangkaian bunga lagi. Tetapi membawa Teddy Bear warna coklat sebesar orang dewasa. Kanna sampai nggak bisa berkata apa-apa karena kagetnya. Matanya membulat dengan mulut terbuka. Speechless. Bahkan Kanna nggak sempat untuk memaki Ryo seperti biasanya.

Ryo yang menyadari nggak ada penolakan kali ini merasa bahagia. Setidaknya usahanya mulai kelihatan hasilnya.

"Ini boleh diterima lho," kata Ryo menyadarkan Kanna yang masih saja bengong. Disodorkannya Teddy Bear di tangannya ke arah Kanna.

"Eh, ini... Lo apa-apaan sih?" omel Kanna saat tersadar. Tapi nada bicaranya nggak seketus biasanya.

"Kan kemarin katanya nggak mau bunga lagi. Gantinya ini aja gimana?" jawab Ryo tanpa dosa. "Mau yang lebih gede lagi?" Ryo menawarkan.

When You Love Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang