8

4.5K 228 16
                                    

LeBlanc Caffe hari ini cukup ramai. Walaupun masih ada beberapa meja kosong, tetapi pelanggan masih terus datang dan pergi bergantian. Membuat Kaka kewalahan tapi senang karena dagangannya laris. Senyum ramah menyambut tamu masih setia diberikan pria asli Bandung itu. Berharap sikap ramahnya membuat pengunjung cafenya berniat mampir kembali suatu hari nanti, dan bahkan menjadikan LeBlanc sebagai cafe favorit. Sesekali Kaka bahkan berkeliling mengajak ngobrol pelanggan, berusaha menjalin keakraban walau mereka baru saja bertemu.

Di salah satu meja di cafe milik Kaka ini, Kanna duduk sendirian. Menikmati orange juice yang hampir habis setengah. Kanna yang mengenakan dress merah selutut dan angkle boots favoritnya membuat setiap mata lelaki di sana meliriknya. Mempesona.

Hari ini Ryo berhalangan mengantar jemputnya, karena ada urusan bisnis yang ngga bisa diganggu. "Bisa ngomel nanti itu Pak Faris kalo anaknya mangkir dari tanggungjawab," kata Ryo saat menelpon Kanna tadi malam.

Tapi Ryo janji menemui Kanna di LeBlanc Cafe pukul empat sore ini. Dan sekarang masih kurang lima belas menit lagi dari jadwal bertemu. Kanna sengaja datang awal, karena dia bosan di butik. Salah satu pelanggannya meminta baju dengan detail yang sangat rumit bagi Kanna  yang masih termasuk amatir ini. Dan ternyata membuat baju yang sedikit rumit membuatnya merasa penat luar biasa. Ditambah mood boosternya nggak kelihatan seharian. Kanna rindu Ryo. Tapi masih seperti sebelumnya, Kanna enggan jujur. Dia lebih memilih menahan rindunya sendirian. Toh sebentar lagi dia bisa melihat Ryo.

Pintu cafe terbuka, untuk kesekian kalinya pengunjung datang. Seorang pria dengan kaos abu-abu dan jaket boomber hitam serta blue jins yang sobek di kedua lututnya masuk. Rambut ikal panjangnya dibiarkan sedikit berantakan. Pria itu memandang sekitar, mencari bangku kosong. Kemudian melangkahkan kakinya yang menggunakan sneaker hitam ke meja kosong terdekat. Saat akan duduk di bangku dekat tangga, matanya menangkap sosok wanita. Pria itu kemudian mengurungkan niatnya untuk duduk. Dihampirinya wanita yang sedang mengaduk-aduk minumannya menggunakan sedotan itu.

"Nena," sapa pria itu lalu tersenyum.

Kanna menoleh ke arah suara. Dan matanya langsung melotot, menatap tajam pria yang berdiri di hadapannya itu. Kaget dan penuh kebencian.

"Syabil," Kanna menahan emosi. "Ngapain lo di sini?" tanya Kanna masih dengan muka nggak suka.

"Kebetulan ada urusan di sekitar sini," jawab Syabil tenang. Nggak peduli Kanna udah mirip singa betina yang nggak mau anaknya diganggu. "Lo sendirian aja?" tanyanya lalu dengan santainya duduk di hadapan Kanna.

Darah Kanna makin mendidih melihat Syabil duduk dengan tenang tanpa rasa bersalah sama sekali. Tapi Kanna berusaha mengendalikan diri. Dia masih sadar buat nggak emosi di tempat umum seperti ini. Walaupun sebenarnya dia ingin mencakar muka innocent pria di depannya.

"Apa kabar, Nena?" tanya Syabil saat nggak mendapatkan jawaban dari pertanyaan pertamanya. Kedua tangannya diletakkan di atas meja.

Kanna makin melotot ke arah Syabil. Kenapa pria itu masih saja memanggilnya dengan sebutan itu. Taukah Syabil kalau Kanna nggak mau dia memanggilnya Nena lagi? Sadarkah Syabil panggilan itu malah membuatnya merasa sakit?

Syabil tersenyum. Menunggu jawaban Kanna atau yang dipanggilnya Nena. Sudah lama mereka nggak bertemu. Sudah lama pula mereka nggak berbicara. Kanna bertahun-tahun menutup akses yang berhubungan dengan Syabil. Semua nomer ponsel dan sosial media Syabil diblokir oleh Kanna. Bahkan Kanna memilih bersembunyi saat melihat Syabil dari jarak 10 meter. Kanna benar-benar nggak mau berurusan dengan Syabil lagi. Ayah dan Bunda bahkan sampai ikut kewalahan melindungi putrinya dari Syabil. Karena hampir setiap hari Syabil datang ke rumah demi bisa bertemu Kanna.

Setelah bertahun-tahun berhasil menghindar, sekarang tiba-tiba pria ini datang tanpa rasa bersalah sedikit pun. Kanna bahkan nggak kepikiran tentang pertemuan semacam ini. Dengan senyum yang sama seperti tiga tahun lalu. Senyum yang buat Kanna saat ini sangat menyakitkan jika melihatnya. Sakit karena dulu dia sangat menggilai senyum menjijikan Syabil.

When You Love Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang