Bel berbunyi.
Semua siswa bubar pulang ke rumah masing-masing.
"Yans, yo pulang bareng" Ben mengajak.
Yans berpaling ke sohibnya itu dan hanya bisa memandangnya dengan sedih.
Ben tiba-tiba tersadar.
Mereka sudah bukan satu group lagi.
Mereka tidak bisa lagi seperti sebelumnya.
Mereka akan dicurigai kalau terus bersama.
Ben pun tidak menanti jawaban, dan langsung berlalu.
Mukanya menjadi muram.
Yans pun dengan cepat berlalu menuju motornya.
Ia ingin cepat-cepat pulang
Kejadian yang sama dialami oleh Onan.
Mereka semua ingin pulang cepat.
Mereka ingin melampiaskan kekesalan mereka dengan bermain musik sesuai dengan bakat masing-masing.
Hanya Santo yang sempat tertahan.
Tandi yang melihat Santo murung agak heran.
Tidak biasanya Santo seperti itu.
Ia memang jarang bicara dengan Santo karena kebanyakan Santo bergaul dengan gang-nya sendiri.
"Hai Santo! Kenapa mukamu sedih begitu?" Tandi bertanya langsung.
"Hmmh...." Santo bingung menjawabnya.
"Kamu tidak bersama Yans, Ben dan Onan?" Tandi tetap bertanya walau tidak diberi jawaban.
"....?" Santo tambah diam.
"Bro... ada apa? Kamu bertengkar dengan teman-temanmu itu?" Tandi tambah penasaran.
"Bukan urusanmu!" Santo menjawab ketus.
"Jiah... bukan begitu lagi. Kalau kamu ada kesulitan, kan bisa saling berbagi. Saya siap kok mendengarnya" Tandi berusaha ramah.
"...." Kembali Santo diam sambil melangkah menuju motornya.
"Santo, temani saya cari buku yuk di toko buku! Saya ingin mencari buku komik Naruto!" Tandi tetap mengajak Santo berbicara. Tandi memang naksir dengan Santo. Biasanya ia tidak punya kesempatan berbicara dengan Santo, karena Santo kebanyakan dengan gangnya.
Mendengar kata Naruto, Santo menjadi tertarik. Memang ia penggemar berat komik dan film Naruto. Namun ia ragu-ragu karena selama ini ia tidak pernah bergaul dengan teman lainnya selain dengan gangnya.
"Sudah ayo kita ke toko buku!" Tandi mengajak sambil menarik tangan Santo.
Santo yang sedang gunda gulana akhirnya memandang baik juga ia mengalihkan perasaan sedihnya dengan membaca buku komik kesukaannya. Akhirnya ia pun memutuskan ikut dengan Tandi. Berdua mereka membawa motornya ke toko buku.
Bubarnya groupnya, membuat Santo mencari kegiatan untuk mengalihkan pikirannya.
Di toko buku ia membaca buku Naruto dan buku-buku komik lainnya.
Ia ingin menghabiskan waktunya agar tidak merasa sedih.
Tandi berusaha menemani Santo.
Ia juga dengan asyik membaca buku di samping Santo.
Memang Tandi punya hobi membaca, jadi ia merasa senang berada di toko buku.
Mereka berdua membaca seperti orang tidak sadar. Begitu asyik sampai tidak terasa waktu sudah sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Image Sang Perjaka
FantasyRefan ingin menguasai seluruh teman sekelasnya. Penolakan terhadap keinginannya akan berbuahkan kemalangan. Akankah keinginannya tercapai