Ben yang sedang gundah gulana, menyalurkannya dengan membuat kreasi baru CD talinya.
Dia tidak mau terkena petaka seperti saat dikerjai oleh Ben tadi pagi.
Dia pun keliling mencari bahan-bahan yang bisa dijadikan tali untuk CD nya.
Maka ia pun pergi ke pusat perbelanjaan, keliling-keliling mencari ide.
Tiba-tiba matanya tertarik ke toko yang menjual berbagai macam karet celana.
Dia pun masuk ke dalam toko itu dan mencoba kekuatannya satu per satu.
Serba susah ia memilihnya.
Ada yang bahannya kuat, tapi kalau gunakan untuk menjepret maka bisa berbahaya buat perkakas kalau secara tidak sengaja ada orang yang menariknya seperti yang dilakukan Ben.
Saat ia sedang mencari-cari di toko itu, masuklah Katon ke dalam toko mendapatkannya.
"Hei bro.. sedang apa?" tegur Katon yang rupanya melihat Ben sedang mencari-cari barang di sana.
"Eh sedang melihat-lihat saja!" jawab Ben seadanya karena ia merasa malu menjelaskan dengan rinci.
"Pasti kamu sedang mencari tali untuk CD mu kan?" Katon menembak langsung.
"Eh.... Bagaimana kamu bisa tahu?" muka Ben memerah.
"Ha..ha... satu kelas dan satu sekolah kita tahu, CD mu yang antik itu! Bahkan saya pernah foto kamu pakai CD mu itu!" Katon langsung membuka i-phone nya mencari-cari foto yang dimaksudkan.
"Nah ini dia , sudah ketemu!" Katon menyodorkan foto diri Ben yang sangat sexy sampai perkakasnya terpampang jelas di foto itu.
"Astaga kapan kamu ambil foto ini?" Ben penasaran.
"Waktu di kamar bilaslah. Saya penasaran dengan CD kamu. Saya sangat tertarik dan pengin membuatnya juga, tapi belum bisa! Boleh tidak saya beli saya CD mu?" Katon rupanya sudah memendam keinginan.
"Boleh saja. Tapi bagaimana kamu mengambil foto ini? Kenapa saya tidak tahu?" Ben tambah penasaran.
"Ha...ha.. mana kamu tahu lah. Saya kan pakai kamera tersembunyi. Saya sudah tahu kebiasaan kamu yang memakai CD di kamar bilas. Jadi saat kamu mau pakai saya pura-pura mendekati kamu sambil mengarahkan kamera berupa kacamata mata-mata saya ke kamu. Terus tinggal saya klik berkali-kali sehingga saya dapat fotomu!"Katon menjelaskan.
"Astaga... jadi begitu ? Lalu kamu menyebarkan foto-foto bugil saya ke orang lain?" Ben sudah bersiap-siap untuk marah.
"Kebagusan! Saya tidak pernah membagi foto bugil kamu dengan orang lain. Fotomu hanya untuk koleksi saya pribadi!" Katon tersenyum.
"Katon bisa kita bicara sebentar di luar?" Ben ingin menggali lebih dalam.
"Untukmu, saya sih mau melakukan apa saja!" Katon senyum-senyum.
"Kamu ngomong apa?" Ben bingung.
"Eh.. ga apa-apa!" Katon menepis kebingungan Ben."Hayo kita ke restoran itu saja... di sana ada ruang privatenya!" Katon mengusulkan.
Dengan cepat Ben menyetujui usulan Katon dan segera bergegas ke restoran yang diusulkan.
Di ruang VIP yang mereka segera memesan makanan, lalu Ben memesan agar mereka tidak diganggu sampai ada panggilan dari mereka. Pihak restoran sudah mengetahui kemauan Ben. Jadi setelah makanan dihidangkan , tidak ada pelayan yang mundar-mandir ke ruang itu.
"Jadi kamu mau ngomong apa say?" Katon bertanya dengan pura-pura genit.
"Apaan say... say? Memang saya pacar kamu?" Ben ngamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Image Sang Perjaka
FantasyRefan ingin menguasai seluruh teman sekelasnya. Penolakan terhadap keinginannya akan berbuahkan kemalangan. Akankah keinginannya tercapai