[3] . Acara Bakti Sosial

10 2 0
                                    

Amaya masuk ke dalam bus sekolah yang akan mengantar para murid yang mengikuti acara amal di Panti Asuhan Mekar Sari. Dia melihat ada banyak murid yang naik dan duduk di kursi bus masing-masing seraya membawa tas di punggung mereka dan meletakkannya di bangku panjang belakang dalam bus.

Amaya menatap datar para murid yang melihat ke arahnya. Dia memilih untuk meletakkan tas nya di samping kursi miliknya. Dia ingin duduk sendiri dan tidak mau ada orang lain yang duduk menemaninya.

Amaya mengeluarkan ponselnya seraya mencolokkan kabel headset ke ponselnya kemudian menyumpal telinga nya dengan headset. Dia melihat ke luar jendela bus seraya memandangi beberapa pejalan kaki yang berjalan melewati bus yang di tumpanginya.

Amaya tak sadar saat seseorang mengambil alih tas nya dan meletakkannya di belakang bersama tas murid lainnya. Dia baru sadar saat merasa kursinya bergoyang pelan seakan ada orang di sampingnya.

Amaya menoleh ke samping seraya melotot marah menemukan lelaki yang membuatnya selalu ingin marah saat bertemu dengannya. Dia Redo yang kini duduk dengan wajah tanpa dosa menghiraukan tatapan Amaya untuknya.

" Siapa yang izinin lo duduk sini?! " tanya Amaya dengan raut datar andalannya.

Redo menoleh ke arah Amaya seraya mengangkat alisnya.

" Lo nanya gue? " tanyanya balas bertanya.

Amaya mendengus kesal seraya memutar bola matanya malas.

" Gue nggak mau duduk sama lo! "

" Gue juga nggak mau, tapi cuma kursi ini yang kosong. "

" Pokoknya gue mau lo cari kursi yang lain! "

" Terserah dah! Gue mau tidur! "

Redo memejamkan matanya bersandar di kursi dengan tenang.

Amaya menggeram kesal kenapa lelaki ini selalu membuatnya marah. Dia lelah dan tak ingin lagi memperdebatkan karena ia sudah tau dia pasti kalah melawan laki-laki itu.

" AMAYA KUUU!!! "

Teriakkan nyaring itu membuat murid yang berada di dalam bus menoleh ke asal suara tersebut termasuk Amaya pemilik nama itu sendiri.

Amaya memutar bola matanya lagi-lagi malas meladeni tingkah perempuan yang kini berdiri seraya membawa satu koper dan tas kecil di punggugnya. Amaya menatap datar Natalie yang kini celingak-celinguk melihat kursi di dalam bus.

" Kok nggak ada kursi buat kita? " tanya Natalie seraya menoleh ke belakangnya mendapati Helena yang melengos pelan.

Redo membuka matanya melihat apa yang terjadi namun matanya mendapati Natalie dan Helena yang berdiri di dalam bus.

" Kalian ngapain di sini sih?! " tanyanya ketus.

Natalie menoleh ke arah Redo kemudian tersenyum canggung.

" Yaa kita mau ikut acara baksos itu lah. " jawabnya polos.

" Bukan itu maksud gue, kalo itu juga gue tahu oneng! Kalian itu ngapain di dalam bus ini, bus kalian di depan sono tu! " kata Redo geram menunjuk bus di depan busnya yang kini sudah melaju jalan.

Helena yang berada di belakang Natalie pun melihat ke arah bus yang melaju tersebut kemudian mendorong pelan punggung Natalie kesal dengan perempuan itu.

" Ini semua gara-gara lo tau nggak! " semprotnya marah.

Natalie melotot tak terima di salahkan.

" Kok gue sih, perasaan gue mulu deh yang salah. " katanya juga ikut kesal.

" Ya karena emang lo salah, tadi kan gue bilang naik bus sana! Bukan bus ini! " balas Helena cepat.

LAST WOMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang